by

Selancar Ombak di Desert Point Bangko – Bangko

SEKOTONG – Di ujung barat bagian selatan pulau Lombok ada Dusun Bangko – Bangko Desa Batu Putih, Kecamatan Sekotong. Jaraknya sekitar 50 kilometer atau dua jam perjalanan darat dari kota Mataram. Di sana, rata-rata setiap harinya puluhan peselancar bermain. Utamanya mereka datang bermain selancar di sana pada musim panas sekitar Juli – Agustus. Karena daerahnya tandus bagaikan padang pasir, pantainya sepanjang satu kilometer maka lokasi selancar itu disebut sebagai Desert Point.

Ketua Persatuan Selancar Ombak Indonesia Nusa Tenggara Barat (PSOI NTB) Chandra Aprinova kepa Tempo, ketinggian dan intensitas ombak menimbukan lobang besar bagaikan masuk dalam terowongan. ‘’Di sini disukai traveler asing,’’ katanya Selasa 25 Januari 2022 malam.

Ombak pada saat musim panas karena arah angin cenderung ke utara dan barat dan pantainya menghadap barat sedangkan angin ke arah pantai (offshore) maka gelombang mengarah ke darat Jadi berlawanan arah menjadikan gelombang tambah besar.

Desert point juga melahirkan putra lokal Usman Trioko sebagai the best surfer yang langganan diundang bermain selancar di Bali, Hawai Amerika Serikat dan Australia.

Selasa 25 Januari 2022, hari ini, Desert Point disurvey World Surfing League (WSL) di Desert Point didampingi oleh Anggi Yuhista dari PSOI melakukan bakal lokasi babak kualifikasi internasional. ‘’Ombak yang ada di Desert Point ini sudah bisa masuk dalam kategori ombak untuk pertandingan kelas dunia,” ujar Anggi.

Selain itu lanjutnya, ombak di sini lebih konsisten dan panjangnya bisa mencapai 300 meter lebih. “Jadi kalau aspek pendukung lainnya bisa terpenuhi, peluang untuk menjadi tuan rumah kualifikasi WSL ini tentu sangat terbuka buat Lombok Barat,” ucapnya.

Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Lombok Barat (Lobar) Ilham menyambut gembira dan berharap jika event internasional WSL ini dapat benar-benar diselenggarakan di Lobar. “Ini adalah bagian dari upaya besar Pemerintah Kabupaten Lombok Barat untuk bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Ilham.

Karena melalui event ini, Ilham berharap masyarakat dunia akan mengenal lebih luas tentang Lombok Barat.

Namun peluang besar menjadi tuan rumah ajang bergengsi ini akan menuntut sejumlah syarat yang harus dipenuhi sebagai calon tuan rumah. “Untuk infrastruktur awal yang ada sudah cukup memadai dan tinggal dikembangkan kembali untuk menuju kepenyelenggaran itu sendiri. Dan yang menjadi PR kita adalah akses menuju lokasi serta ketersediaan layanan internet,” ujar lham.

Selain aksen jalan, ternyata akses internet juga masih menjadi PR Desert Point karena akses internet nantinya adalah inti dari sebuah pertandingan atau untuk bisa disiarkan keseluruh dunia.

“Artinya tujuan dari siaran langsung tersebut, semua orang bisa melihat bahwasanya di Lobar ini ada tempat point untuk surfing tingkat dunia, lalu meningkatkan kembali kunjungan wisatawan dan berdampak ekonomi bagi warga sekitar,” ucap Ilham.

Untuk penyelenggaraan event ini sendiri rencananya akan dimulai pada pertengahan bulan Juni mendatang. Di Indonesia sendiri, selain Lombok Barat akan ada dua daerah lainnya yang akan terlebih dahulu menggelar rangkaian event serupa, yakni Krui di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, serta Kabupaten Nias yang ada di Provinsi Sumatera Utara.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed