Pertemuan Kecil : Puisi Karya Lukis dan Foto

MMATARAM – Seorang pelaku seni di Kota Mataram Agus Kurniawan Saputra, kelahiran Mataram, 56 tahun lalu, untuk ketujuh kalinya akan melepas buku Pertemuan Kecil yang meurpakan kumpulan puisi, Kamis 18 April 2024 malam di Sanggar Tari Taman Budaya Nusa Tenggara Barat di Mataram.

‘’Pertemuan Kecil. Ya, ini semacam kreativitas baru. Menggagas sebuah pertemuan antara para seniman lukis dan foto. Bertemunya dalam rangkaian kata-kata, yaitu puisi,’’ kata Agus yang biasa ditulis namanya Agus K Saputra, Rabu 17 April 2024 siang.

Agus yang berlatar belakang pendidikan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mataram angkatan 1987, saat ini masih bekerja sebagai Lead (di bawah jabatan Pemimpin Wilayah) di PT Pegadaian di Kantor Wilayah VII Denpasar,

Kali ini untuk ketujuh kalinya dengan judul Pertemuan Kecil. Ya, ini semacam kreativitas baru. Menggagas sebuah pertemuan antara para seniman lukis dan foto. Bertemunya dalam rangkaian kata-kata, yaitu puisi.

Bagi Agus, karya lukis kerap mengundang dirinya untuk menelisik lebih jauh. Memandangnya berlama-lama. Sekaligus menikmati dalam pikiran yang tidak berkesudahan. Hingga berakhir menjadi sebuah narasi.

Karya lukis yang “dibesut” oleh Agus adalah karya lukis Soni Hendrawan (ada di dinding “padepokan” Rumah Barudak), Zaeni Mohammad (saat Pameran di Taman Budaya), Lalu Syaukani, Mantra Ardana, Imam Hujatjatul Islam dan S La Radek yang “berslieweran’ di Facebook. “Jika orang-orang berkomentar dengan kalimatnya masing-masing. Maka saya melalui puisi,” ujar Agus.

Sementara puisi dari karya foto, tulis Agus dalam Pengantar di hal. 11, tidak ada bedanya dengan karya lukis. Ia berfungsi sebagai alat rekam sementara ketika menemukan inspirasi di suatu benda dan tempat.

Ada hal menarik lainnya dalam kumpulan puisi Pertemuan Kecil ini. Antara lain, pertama adalah instrumentalia dari Krakatau Band berjudul Senja, berhasil “dipuisitisasi” oleh Agus. Kedua, ada empat judul puisi, yaitu Celepen, Muih, Dilema dan Gempa Lombok: Ingatan Melawan Lupa, pun berhasil dimusikalisasi oleh Soni Hendrawan –yang sayangnya barcode musikalisasinya tidak ditampilkan.

Terkait musikalisasi puisi, Ary Juliyant memberi pernyataan tersendiri. Yaitu bagaimana proses harmonisasi bunyi menjadi musik. “Dari kumpulan kata-kata lahir musikalisasi puisi,” kira-kira seperti itu ujar Ary.

Pertemuan Kecil merupakan buku kumpulan puisinya yang ketujuh. Buku kumpulan puisinya yang sudah terbit adalah Kujadikan Ia Embun (Halaman Indonesia, 2017), Menunggu di Atapupu (Halaman Indonesia, 2018), Sepucuk Surat dan Kisah Masa Kecil (Halaman Indonesia, 2020), Bermain di Pasar Ampenan (Halaman Indonesia, 2021), Mencari Rumah Sembunyi (Halaman Indonesia, 2022), dan Januari di Kendari (Halaman Indonesia, 2023).(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *