JAKARTA – Sejak tahun 2020, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau InJourney Tourism Development Corporation (ITDC), telah menerima sertifikasi sebagai perusahaan yang menerapkan SNI ISO 37001: 2016, tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP). Proses ini telah melalui sertifikasi dan penilaian kesesuaian dari Lembaga Sertifikasi yang diakui oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Siklus sertifikasi ISO ini berlaku selama 3 tahun, dan pada tahun 2024 ini, ITDC telah melaksanakan Audit Resertifikasi (Sertifikasi Ulang) pada tanggal 19-20 Februari 2024 dan meraih sertifikasi ISO 37001: 2016 pada 26 Februari 2024 .
Melalui keterangan pers yang dikeluarkan, Kamis 18 April 2024 malam, ITDC menjelaskan terus melakukan perbaikan berkelanjutan dan peningkatan penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan menurunnya temuan atau rekomendasi perbaikan baik dari internal maupun eksternal auditor SMAP selama 1 siklus Sertifikasi SMAP.
Dalam rangkaian kegiatan Resertifikasi ini, ITDC telah melakukan berbagai langkah seperti, Training SNI ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan pada tanggal 23 Januari 2024, Training ISO 19011:2018 Audit Sistem Manajemen pada 29 Januari 2024, Review Kebijakan, Pedoman, Komitmen, dan Dokumen SMAP ITDC, melakukan sosialisasi SMAP kepada internal dan pihak eksternal ITDC, Survei Indeks Persepsi Pemahaman SMAP, serta melakukan audit internal yang telah dilaksanakan pada tanggal 7-15 Februari 2024, dan telah melakukan Tinjauan kepada Manajemen Puncak, Fungsi Kepatuhan serta Dewan Pengarah.
Direktur Human Capital & Legal Compliance, Wenda Ramadya Nabiel mengatakan tujuan dilaksanakannya Resertifikasi SNI ISO 37001:2016 ini adalah untuk memastikan ITDC tetap konsisten terhadap kebijakan, tujuan dan sasaran anti penyuapan sesuai standar SNI ISO 37001:2016 SMAP. ‘’Serta menjaga kepercayaan publik dan stakeholders terhadap pelayanan ITDC yang transparan, kredibel, akuntabel, dan bebas dari korupsi,” katanya.
Manajemen ITDC berkomitmen untuk menjalankan prinsip zero tolerance terhadap tindakan yang berkaitan dengan pelanggaran peraturan perundang-undangan serta menjunjung tinggi nilai integritas dan berpegang teguh pada pedoman Good Corporate Governance (GCG), Board Manual, Pedoman Etika Usaha, dan Tata Perilaku Perusahaan serta Prinsip 4 NO’S, yaitu “NO BRIBERY, NO KICKBACK, NO GIFT, dan NO LUXURIES HOSPITALITY.
Diharapkan setelah diselesaikannya audit resertifikasi penerapan ISO 37001:2016 SMAP di ITDC, dapat menurunkan risiko penyuapan, terus meningkatkan program kepatuhan atau SMAP dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan mendeteksi penyuapan. Hal ini menjadi komitmen terhadap keunggulan operasional, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik terhadap ITDC, sebagai entitas yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip etika dan transparansi, ucap Wenda.
Tentang ITDC
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation, rebranding menjadi InJourney Tourism Development Corporation. Sebagai bagian dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2021. InJourney hadir sebagai ekosistem holding BUMN di sektor aviasi dan pariwisata di Indonesia, berkomitmen membawa keramahtamahan dan keragaman budaya di Indonesia kepada dunia, mendorong kebangkitan sektor pariwisata, serta mengorkestrasi kolaborasi dan integrasi dalam industri pariwisata.
InJourney Tourism Development Corporation adalah sebuah perusahaan yang berfokus pada pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata terintegrasi di Indonesia, selama 50 tahun telah sukses mengelola The Nusa Dua “Bali’s Finest Family-Friendly Resort Haven”, sebuah kawasan pariwisata terkenal di selatan pulau Bali. Kawasan ini telah menjadi destinasi liburan yang populer berkat keberadaan banyak hotel dan mewah di dalam kawasan. Pengembangan The Nusa Dua dimulai pada tahun 1974 sebagai proyek pariwisata pertama World Bank untuk Indonesia, dan kini telah menjadi tolak ukur destinasi masa depan.
Kawasan The Nusa Dua dilengkapi dengan infrastruktur, akomodasi, dan fasilitas pertemuan yang berstandar internasional, membuat kawasan ini menjadi tuan rumah berbagai event resmi berskala internasional seperti APEC 2013, Bali Democratic Forum, Miss World 2013, dan IMF-World Bank Group Annual Meetings 2018 dan Presidensi G20 pada 2022.
Selain The Nusa Dua, InJourney Tourism Development Corporation juga dipercaya untuk pengembangan kawasan The Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang memiliki luas 1.175 hektar. The Mandalika “The Ultimate Lifestyle Sportstainment Destination” telah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sejak tahun 2017 dan telah menarik investasi sebesar USD 1,3 miliar. Saat ini, The Mandalika sedang diciptakan sebagai destinasi pariwisata kelas dunia dengan berbagai fasilitas dan atraksi internasional, termasuk Pertamina Mandalika International Circuit, yang menjadi tempat penyelenggaraan event balap motor dunia seperti WSBK, MotoGP dan Asian Road Racing Championship (ARRC).
Tidak hanya itu, InJourney Tourism Development Corporation juga mendapat penugasan ketiga dari Pemerintah untuk mengembangkan kawasan The Golo Mori “Sustainable Marine-Based MICE Tourism Destination” di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Di dalam kawasan ini terdapat sebuah convention center kelas dunia yaitu Golo Mori Convention Center (GMCC), yang menawarkan pemandangan memukau menghadap langsung ke Pulau Rinca. Dengan fasilitas Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions (MICE) berstandar internasional, GMCC telah menjadi lokasi penyelenggaraan Asean Summit 2023. Selain itu, GMCC juga dilengkapi dengan Beach Club dan Dermaga, menjadikan The Golo Mori sebagai ikon pariwisata baru di area Labuan Bajo dan sedang disiapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata baru di Indonesia.(*)