MATARAM – PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam mewujudkan transformasi BUMN menjaga pasokan listrik tetap tersalurkan ke pelanggan, melakukan berbagai upaya salah satunya adalah dengan melakukan inovasi pemeliharaan yakni melaksanakan pemeliharaan di sisi Gardu Induk pada saat tengah malam. Kegiatan pemeliharaan tengah malam ini dilakukan di GI Bonto, Bima pada tanggal 11 Januari 2024. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir pelanggan padam.
Pemeliharaan tengah malam tersebut merupakan hasil mitigasi dari pengecekan yang dilakukan oleh petugas secara berkala. Dari hasil pengecekan tersebut ditemukan titik hotspot peralatan GI yang telah mencapai 61°C sehingga harus segera dilakukan pemeliharaan.
Dikarenakan backbone sistem kelistrikan Sumbawa belum ter-looping sehingga tidak bisa saling mensuplai listrik dari dua sisi, maka untuk pemeliharaan peralatan GI tersebut harus dilakukan pemadaman terlebih dahulu. Opsi ini tidak bisa langsung dilakukan mengingat dampak yang cukup luas nantinya di sisi pelanggan sehingga dilakukan penghitungan kembali secara matang untuk memilih opsi yang lain.
Akhirnya dipilih opsi pemeliharaan tengah malam dimana beban pemakaian listrik sudah mulai turun dan di kedua sisi pembangkit utama Pulau Sumbawa, yakni Badas dan Bonto bebannya cukup seimbang. Setelah itu baru dilakukan pengoperasian sistem secara terpisah dan meskipun dengan shutdownnya GI Bonto tidak akan mengganggu pasokan listrik ke pelanggan.
Ada hal menarik yang menarik dalam pekerjaan pemeliharaan kali ini, yaitu dilaksanakan saat tengah malam yang tentunya memiliki risiko pekerjaan yang cukup tinggi. Sehingga untuk pekerjaan kali ini harus dipastikan juga terkait kondisi jasmani para personel, APD Personel, penerangan lokasi kerja, dan bebas tegangan lokasi kerja.
General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo menyebutkan bahwa keselamatan petugas tetap menjadi prioritas pertama. “Pekerjaan malam hari di Gardu Induk memiliki risiko tinggi, sehingga kami harus memastikan bahwa prosedur dan SOP sudah diterapkan dengan sungguh-sungguh”, tutur Djarwo. “Tantangan lainnya adalah durasi pekerjaan harus dikelola dengan baik, agar sebelum beban pemakaian listrik kembali naik saat menjelang subuh, seluruh pekerjaan sudah harus selesai sehingga tidak perlu ada pemadaman listrik yang harus dialami pelanggan”, tambahnya.
Dimulai pukul 23.00 sampai dengan 01.00 Wita, pekerjaan pemeliharaan berhasil diselesaikan dan setelah dilaksanakan thermovisi ulang, hasilnya suhu peralatan GI Bonto sudah berkisar antara 20°C-24°C (normal).
Pekerjaan pemeliharaan pada malam hari disisi Gardu Induk juga pernah dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2024 di GI Labuhan, Sumbawa. Pekerjaan dimulai pukul 23.30 sampai dengan 02.59 Wita juga menggunakan metode serupa. Dalam pemeliharaan Gardu Induk tersebut, berhasil diminimalisir sekecil mungkin ada pemadaman yang dialami oleh pelanggan.
“Ini adalah wujud komitmen PLN didalam menjaga pasokan listrik tetap andal bagi para pelanggan. Mohon dukungannya agar transformasi BUMN di PLN bisa kami wujudkan”, ujar Djarwo.(*)