BANDUNG – Bio Farma menerima Kunjungan dari Permanent Secretary, Federal Ministry of Health Nigeria, Adebiyi Olufunso didampingi oleh Director Food and Drug Services, Federal Ministry of Health, Olubunmi Stella Aribeana, Director Perm Sec Office, Federal Ministry of Health, Ismeel Abubakar Adam beserta delegasi dari Kementerian Kesehatan Nigeria lainnya. Kunjungan diterima langsung oleh Direktur Pengembangan Usaha Bio Farma, Yuliana Indriati.
Kunjungan tersebut diselenggarakan dalam rangkaian NIPRD (National Institute for Pharmaceutical Research and Development) Peer Review/Learning Agenda Trip to Indonesia on Capacity Building Support to Local Pharmaceutical and LLIN Manufacture. Kunjungan ini bertujuan untuk mendalami penjajakan potensi kerjasama kesehatan antara dua negara.
Direktur Pengembangan Usaha Bio Farma, Yuliana Indriati menyampaikan, pihaknya menyambut baik permintaan Nigeria untuk transfer teknologi vaksin. Bio Farma telah menjalin hubungan yang baik dengan Nigeria dan tergabung ke dalam jaringan Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
“Nigeria merupakan salah satu negara sahabat Indonesia dan salah satu member dalam OKI. Di sisi lain, Nigeria telah menjadi pelanggan lama Bio Farma dalam bisnis industri kesehatan dan sekarang bergerak untuk menjadi partner bisnis Bio Farma di Kawasan Afrika” ujar Yuliana Indriati.
Yuliana menjelaskan bahwa saat ini metode kerjasama yang dilakukan adalah dalam bentuk kerangka Government to Government (G2G).
“Melalui Kementerian Keuangan dan Kementerian Luar Negeri RI, Pemerintah Indonesia telah menyalurkan 1,5 juta dosis dosis vaksin Pentavalen (5-tipe) produksi Bio Farma ke Nigeria sebagai upaya untuk mendorong kesetaraan dalam mendapatkan vaksin” katanya.
“Selain vaksin Pentavalen atau yang dikenal dengan merek dagang Pentabio, vaksin produksi Bio Farma sendiri sudah masuk ke Nigeria, di antaranya, vaksin Polio, Campak, dan Tetanus-Difteri. Vaksin tersebut dikirim melalui pengadaan yang dilakukan oleh UNICEF” ujarnya.
Permanent Secretary, Federal Ministry of Health Nigeria, Adebiyi Olufunso mengatakan, negaranya akan mengembangkan manufaktur vaksin yang mumpuni dan memiliki standar WHO sehingga membutuhkan dukungan transfer teknologi pembuatan vaksin dari Bio Farma.
“Negara kami sangat ingin untuk bisa memproduksi vaksin secara mandiri dan memiliki ketahanan suplai produk vaksin yang terjaga dengan baik. Mencontoh dari negara sahabat, Indonesia, maka kami berharap dengan kerjasama yang baik dengan industri kesehatan kelas dunia seperti Bio Farma. Kedepannya kami berharap hubungan antar kedua pihak semakin erat dan meningkat sebagai partner bisnis” ucap Adebiyi.(*)