Mantar Desa Di Atas Awan

Sumbawa Barat – Jika menyukai wisata alam ketinggian, pergilah ke Desa Mantar yang terletak di ketinggian 585 meteter di atas pemukaan laut. Di sana, setiap akhir pekan dikunjungi ratusan pengunjung untuk menikmati pemandangan alam di atas bukit Mantar yang suhu udaranya sekitar 21 – 27 derajat Celsius..

Tampak di kejauhan pulau – pulau kecil Paseran dan Kenawa di utaranya, selain Pelabuhan Poto Tano yang merupakan pelabuhan kapal feri yang menghubungkan lintasan Selat Alas dari Poto tano di Kabupaten Sumbawa Barat – Pelabuhan Kayangan di Kabupaten Lombok timur.

Tidak hanya pemandangan alamnya yang diperoleh tetapi bagaikan hidup di negeri di atas awan jika bangun pagi di desa tersebut. ”Seolah hidup di atas awan,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sumbawa Barat I Gusti Bagus Ssumbawanto.

Jika akhir pekan, menurut anggota Kelompok Sadar Wisata Angin Renas Gunung Mantar Jufrianto, pengunjungnya dari jumlah kendaraan roda dua hingga mencapai 300 unit motor yang biaya parkirnya Rp 5 ribu – tanpa retribusui masuk. ”Orang ke sana bisa menikmati sunrise dan sunset. Sunrise di bawah hamparan awan,” ujar Jufrianto.

Jika ingin camping (bermalam) di sana, tersedia tenda-tenda sewaan termasuk matrasnya, ukuran dua orang sewanya Rp 50 ribu dan ukuran besar empat orang Rp 100 ribu.

Pokdarwis juga menyedikan alat terbang paralayang yang disewakan untuk melayang-layang dan bila mampu top landing dari lokasi take off di Desa Mantar hingga kembali lokasi awal terbangnya. Biaya tandemnya durasi 15 menit Rp 500 ribu. Di sekitar Mantar terdapat tiga klub paralayang yang menyediakan belasan parasut paralayang.

Ada peninggalannya berupa dua buah guci yang kini dijadikan tempat berwudlu di masjid desa Mantar. Lainnya berupa gong yang letaknya di dekat sumber air Ai Manta atau air Mantar yang tidak kering sepanjang tahun.

Desa Mantar berjarak 20 kilometer dari Taliwang ibukota Kabupaten Sumbawa Barat dan 15 kilometer dari Pelabuhan Poto Tano. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kaubpaten Sumbawa Barat I Gusti Bagus Sumbawanto, konon, riwayatnya Desa Mantar ini ditemukan oleh nenek moyang mereka. ”Yang kapalnya kandas di perairan Tuananga sekitar ratusan tahun sebelumnya,;” ujarnya.

Di Desa Mantar yang dihuni sekitar 1.500 jiwa penduduknya,  terdapat tujuh orang warga Albino yang berkulit dan berambut putih. Jumlahnya akan selalu tetap sama walaupun diantaranya ada yang meninggal maka akan lahir baru yang sama.

Untuk menuju desa ini, sekarang sudah tidak sulit lagi. Karena Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat sudah memuluskan jalanan sejauh enam kilometer dari jalan raya utama di Desa Tapir yang terletak di jalan jurusan Poto Tano – Taliwang di Kabupaten Sumbawa Barat. Semula, pengunjung harus menggunakan mobil ranger. Kini naik sepeda motor pun bisa ditempuh hanya 15 menit.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *