MATARAM – Kabupaten Lombok Utara (KLU) kini muncul sebagai penghasil buah kurma. Sudah puluhan ribu tanaman pohon kurma yang dusebarkan Yayasan Ukhuwah Datu untuk dijadikan sumber penghidupan baru warga setempat. Bahkan, rencananya, Al Rahji Company asal Arab Saudi telah berniat melakukan investasi untuk penanaman tahap awal 1.000 hektar.
Jum’at 1 Oktober 2021 lalu, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Nusa Tenggara Barat Niken Saptarini Widyawati, istri Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah melakukan panen di Desa Kayangan Kabupaten Lombok Utara. .
Juga hadir, Syekh Saleh Abdullah dari Al Rajhi dan seorang warga Lombok yang lama tinggal di Qatar Fauzan Khalil yang menyebutkan kurma di Lombok Utara ini seperti kurma Jordania.
Ketua Yayasan Ukhuwah Datu Mubarrah Juan Marudi, 40 tahun, sarjana Tarbiyah Universitas Islam Negeri Mataram 2003 dan pemegang gelar Magister Manajemen Universitas Mataram 2016, mengatakaan telah merintis penanaman kurma di dusun Karang Juang Desa Segara Katon Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara, sejak 2016. ”Komunitas yayasan melakukan edukasi kurma. Semata-mata untuk meningkatkan ekonomi ummat,” katanya.
Dari hasil panennya, meurut Fauzan Khalil seperti dikutip JuanMarudi, buah kurmanya seperti kurma Jordania. Sewaktu dipetik, ini antara halal (masih hijau) dan rutop (kurma setengah matang). Kurma yang sudah matang disebut Tamar ”Jadi posisi kurma Lombok ini antara halal dan rutop. Ada hijau ada kuning. Dominan kuning. Layak dikonsumsi,” ucap Juan Marudi.
Yayasan Ukhuwah Datu berharap penanaman oleh warga dilakukan menggunakan pola bagi hasil agar lahan warga tidak dijual. Satu pohon kurma diperkirakan bisa menghasilkan 14 tandan yang masing-masing beratnya 10 kilogram. Harga kurmanya sekilo Rp 200 ribu atau seluruhnya Rp 2,8 juta. ”Pola bagi hasilnya merata setelah dikurangi biaya pemeliharaannya,” kata Juan Mrudi.
Kurma di Lombok Utara ini bisa berbuah panen dua kali setahun. Antara Februari atau Maret dan berikutnya Oktober. Butuh waktu empat tahun masa tanamnya menghasilkan produksi buah. Sekarang dari seribu pohon. yang ditanam telah siap panen 20 pohon.
Tanaman kurma ini mulai dirintis penanamannya, waktu itu, 2016. Mereka bergerak menyemai sambil melakukan perawatan . Di Dusun Karang Juang Desa Segara Katon Kecamatan Gangga, di pusat edukasi terdapat ada 80 pohon yang ditanam di lahan milik yayasan seluas 15 are. ”Sekarang sekitar 40 ribu bibit disemai menggunakan polybag.” ujarnya.
Dilkaukaun tim uji lab mandiri diracik pupuknya itu murni non komia. Organik full. itu potensi lokal. Algahmadulillah tidak ada pupuk yamg dibeli. sEhingga perjalanan 2020 mulai treatmaent beberapa pohon Agusutus 2020 di Masjid Baitussalam Dusun Beraringan Desa Kayangan Kecamatan Kyangaan, yang berada di ketinggian rendah hanya 20 mdpl.
Tanaman kurma di Lombok Utara ini semula dilakukan di perbukitan Dusun Rempek Desa Rempek Darussalam Kecamatan Gangga yang ketinggiannya kurang lebih 600 mdpl. Kemudian dilakukan di Desa Kayangan dan seterusnya dilakukan di Dusun Karang Lande Desa Kayangan Kecamatan Kayangan.
Niken Saptarini Widyawati merasa optimis bahwa Provinsi Nusa Tenggara Barat akan menjadi pusat perkebunan kurma di Indonesia. Hal itu terbukti setelah komunitas kurma berhasil membudidayakan berbagai jenis pohon kurma hingga dapat berbuah lebat dan memiliki rasa yang manis layaknya buah kurma dari negara-negara Timur Tengah. “Budidaya kurma akan terus kita dikembangkan. Dan kita berharap NTB akan jadi pusat perkebunan kurma di Indonesia,” katanya.(*)