Lombok Sharia Festival 2023 di Mal Lombok Epicentrum

MATARAM – Selama dua hari, Sabtu – Ahad 13 – 14 Mei 2023, Hijabers Mom Community (HMC) Lombok menyelenggarakan Lombok Sharia Festival (LSF) 2023 di Lombok Epicentrum Mall. Temanya Weaving The Global Chance, diback up Bank Indonesis Perwakilan Nusa Tenggara Barat (BI NTB) menghadirkan karya 29 designer busana muslim anggota HMC dan pameran produk fashion dan kerajinan dari para mom-preneur.

Ketua HMC Irna Mutiara yang megnaku NTB sebagai rumah kedua mengingat kunjungannya yang rutin, berharap NTB menjadi pusat fashion muslim dan memenuhi kebutuhan pasar global. ‘’Target utama adalah buka pasar lebih luas lagi,’’ kata Irna yang menyebutkan dirinya telah melakukan perjalanan peragaan busana muslim ke mancanegara.

Ia mengatakan memiliki target utama UMKM bisa membuka pran lebih luas lagi. Pelaku usaha dari Jakarta dan Bandung ikut hadir dalam kegiatan tersebut. ‘’Selain ukhuwah juga membuka wawasan,’’ ujarnya.

Namun diakuinya bahwa hasil ekonomi kreatif ini bisa tidak murah karena menggunakan gedogan tidak menggunakan mesin. ‘’Menggunakana tangan itu bisa lebih mahal. Sedangkan kalau bukan tangan bisa disebut bukan tenun,’’ ucapnya. Untuk menghasilkan harga rendah bisa menyiasati produksi yang dibuatnya dalam ukuran kecil.

Ketua HMC NTB Ina Pariska menyebutkan 29 designer yang terlibat dalam kegiatan LSF 2023 ini antara lain Ada Irna Mutiara, Najua Yanti, Monika Jufri, Hannie Jananto, Chaera Lee, Melly Cholmin, Yanti Ingezne, Diah Kahar, Ferry Kuncor, Asal Cakep, Ayik Shaina, Lestary Tenun, Yuni Uniq’s x Rahma Uniwis, Fitri, La Ody x Nila bima, Muttaqin x DC, Uni Kinasih x Oktina Jewelry, Aisya MJR, Erina, Anggia Bandung, Andre Manangga, Henda Apriyan x Ira Soesetya, Rmayani bu RY Ramayani, Afternoon Breese by Tuturs, Melinda Collection.

BI memiliki kepedulian terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Karena dalam perspektif BI, ekonomi syariah akan menjadi arus baru dalam mesin pertumbuhan ekonomi di Indonesia, mengingat jumlah populasi muslim yang sedemikian besarnya, baik sebagai subjek pelaku ekonomi, maupun menjadi objek pasar dari produkproduk ekonomi syariah. Agar Indonesia tidak tertinggal dan kehilangan momentum, maka diperlukan sinergi dan semangat yang sama dalam mengembangkan eksyar.

Deputi Kepala Perwakilan BI NTB Achmad Fauzi menjelaskan setiap tahunnya, BI menyelenggarakan event Festival Ekonomi Syariah (FESyar), dan khusus pada tahun ini, penyelenggaraan Road to FESyar Kawasan Timur Indonesia di Provinsi NTB diselenggarakan melalui LSF 2023.

LSF 2023 diisi Sharia Forum dan Sharia Fair yang terdiri dari talkshow, kajian, pelatihan, exhibition, lomba, edukasi pembayaran digital, fashion show dan sebagainya. ‘’Ini juga merupakan salah satu bentuk dukungan rutin kami agar dapat mendorong Provinsi NTB menjadi pusat fesyen muslim serta meningkatkan daya tarik Provinsi NTB sebagai tujuan wisata ramah muslim,’’ ujar sewaktu bertemu media, ,Sabtu, 13 Mei 2023.

Harapannya LSF 2023 ini dapat mendukung perkembangan ekonomi syariah di NTB secara berkesinambungan hingga dapat menembus pasar global sehingga Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam industri halal global.

Achmad Fauzi menyebutkan bahwa ditengah berbagai tantangan perekonomian global dan dampak rambatannya ke domestik, ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) terus tumbuh meningkat dan mendukung pemulihan ekonomi nasional. Pada tahun 2023, BI memprakirakan sektor prioritas Halal Value Chain (HVC) yang terdiri dari sektor pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen muslim, dan pariwisata ramah muslim akan tumbuh sebesar 4,5 persen-5,3 persen. ‘’Diikuti dengan pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah sebesar 14 persen-16 persen,’’ kata Achmad Fauzi.

Terdapat lima strategi penguatan dalam mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ke depan : Pertama, pengembangan halal value chain melalui penguatan kapasitas pelaku dan model bisnis syariah, termasuk akselerasi proses sertifikasi halal. Kedua, pengembangan inovasi kebijakan dan instrumen pasar keuangan sebagai alternatif skema pembiayaan serta pendanaan syariah. Ketiga, penguatan halal lifestyle, melalui dukungan FESyar dan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) sebagai strategic initiator serta mendorong Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) menjadi modest fashion rujukan dunia. Keempat, akselerasi digitalisasi eksyar di antaranya halal traceability dengan menggunakan teknologi blockchain dari hulu ke hilir dan akselerasi digitalisasi ZISWAF untuk meningkatkan transparansi dan inklusifitas. Kelima, atta’awun atau sinergi dan kolaborasi sebagai kunci keberhasilan pengembangan eksyar ke depan.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *