MATARAM – Jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggaera Barat (NTB) pada September 2024 sebesar 658,60 ribu orang, menurun 50,41 ribu orang terhadap Maret 2024 dan menurun 92,63 ribu orang terhadap Maret 2023. Persentase penduduk miskin perkotaan pada September 2024 sebesar 11,64 persen, menurun dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 12,86 persen. ‘’Persentase penduduk miskin perdesaan pada September 2024 sebesar 12,21 persen, menurun dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 12,95 persen,’’ ujar Kepala Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat (NTB).
.
Dibanding Maret 2024, jumlah penduduk miskin September 2024 perkotaan menurun sebanyak 29,8 ribu orang (dari 368,54 ribu orang pada Maret 2024 menjadi 338,74 ribu orang pada September 2024). Pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin perdesaan menurun sebanyak 20,6 ribu orang (dari 340,47 ribu orang pada Maret 2024 menjadi 319,86 ribu orang pada September 2024).
Wahyudin, menyebutkan dalam paparan di kantornya Rabu, 15 Januari 2025 sore tadi. Garis Kemiskinan pada September 2024 tercatat sebesar Rp540.339,00/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp409.165,00 (75,72 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp131.174,00 (24,28 persen).
Menurutnya, September 2024, rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,13 orang anggota rumah tangga. ‘’Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga secara rata-rata adalah sebesar Rp2.231.600,00/rumah tangga miskin/bulan,’’ katanya.
Adapun tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Provinsi NTB September 2024. tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk di NTB yang diukur oleh gini ratio adalah sebesar 0,364. Angka ini naik 0,003 poin jika dibandingkan dengan gini ratio Maret 2024 yang sebesar 0,361 dan menurun 0,011 poin dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2023 yang sebesar 0,375.
Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2024 tercatat sebesar 0,388; naik dibanding gini ratio Maret 2024 yang sebesar 0,383 dan turun dibanding gini ratio Maret 2023 yang sebesar 0,402.
Gini ratio di daerah perdesaan pada September 2024 tercatat sebesar 0,320; turun dibanding gini ratio Maret 2024 yang sebesar 0,326 dan gini ratio Maret 2023 yang sebesar 0,334.
Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 19,04 persen. Hal ini berarti pengeluaran penduduk pada September 2024 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah. Jika dirinci berdasarkan daerah, di daerah perkotaan tercatat sebesar 18,04 persen, sedangkan di daerah perdesaan sebesar 20,70 persen. Ini menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran baik di perkotaan maupun perdesaan termasuk kategori ketimpangan rendah.
Paparan lainnya adalah ekspor dan impor. Nilai ekspor pada Bulan Desember 2024 sebesar US$ 135,24 juta. Jumlah tersebut, mengalami kenaikan sebesar 2.332,38 persen dibandingkan Bulan November 2024. Jika dibandingkan Bulan Desember 2023 mengalami penurunan 63,97 persen.
Peningkatan tersebut disebutkan oleh Nilai ekspor Bulan Desember 2024 yang terbesar ditujukan ke Cina sebesar 95,13 persen, berikutnya Amerika Serikat sebesar 1,38 persen, kemudian Jepang yaitu sebesar 1,35 persen. ‘’Nilai ekspor terbesar berupa kelompok komoditas ekspor Provinsi NTB. ‘’;Yang terbesar pada Bulan Desember 2024 adalah Barang Galian/Tambang Non Migas, sebesar US$ 128.010.417 atau (94,65 persen), ‘’; kata Wahyudin.
Di urutan berikutnya yaitu Perhiasan /Permata sebesar US$ 3.816.522 (2,82 persen), Ikan dan Udang sebesar US$ 1.940.179 (1,43 persen), Buah-buahan sebesar US$ 772.862 (0,57 persen), Garam, Belerang, Kapur sebesar US$ 299.489 (0,22 persen), Daging dan Ikan Olahan sebesar US$ 223.310 (0,17 persen).
Wahyudin juga menyebutkan impor Provinsi Nusa Tenggara Barat Desember 2024. Nilai impor pada Bulan Desember 2024 sebesar US$ 78,99 Juta. Ini berarti impor mengalami kenaikan sebesar 528,97 persen dibandingkan dengan impor Bulan November 2024 sebesar US$ 12,56 Juta. Impor Bulan Desember berasal dari Finlandia (25,56 persen), Jepang (18,25 persen), Australia (14,67 persen), Jerman (8,64 persen), Cina (8,22 persen) dan Lainnya (24,66 persen).
Kelompok komoditas impor dengan nilai terbesar pada Bulan Desember 2024 adalah Mesin-mesin / Pesawat Mekanik (53,48 persen), Mesin / Peralatan Listik (21,42 persen), Karet dan Barang dari Karet (18,26 persen), Benda-benda dari Besi dan Baja (2,51 persen), Bahan Peledak (1,47 persen), serta Kendaraan dan Bagiannya (1,11 persen).
Wahyudin juga menjelaskan profil kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Barat September 2024
Persentase penduduk miskin pada September 2024 sebesar 11,91 persen, menurun 1,00 persen poin terhadap Maret 2024 dan menurun 1,94 persen poin terhadap Maret 2023.(*)