Bimtek UMKM KEK Mandalika

SENGGIGI – Kementerian Perhubungan dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) selenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pelatihan wirausaha baru bagi pengrajin di 5 (lima) destinasi Super Prioritas, salah satunya di daerah wisata Mandalika dan sekitarnya. Hal ini guna mendukung Program Pemerintah Pembangunan Pariwisata pada 5 Destinasi Super Prioritas dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.

Kegiatan pelatihan dibuka secara langsung oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), Sugihardjo, pada hari Sabtu (7/11) di Sheraton Senggigi Beach Resort, Lombok. Sugihardjo menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja sama untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan ini guna mengembangkan kriya kerajinan tangan Indonesia.

Dalam acara pembukaan pelatihan ini ditandai dengan pemukulan rabana rea, yang merupakan alat musik khas sumbawa, serta penyematan tanda peserta yang disaksikan oleh Kepala BPSDM Perhubungan dan Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) BPSDM Perhubungan, Andajani Sugihardjo, yang sekaligus sebagai Ketua Pelaksana Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Melalui Pelatihan Wirausaha Baru Bagi Pengrajin di Daerah Wisata Mandalika dan sekitarnya.

Sugihardjo mengatakan kegiatan ini merupakan sinergi antara Kementerian Perhubungan, Dekranas dan Mitra Kerja untuk membimbing, melatih, dan mendampingi peserta pelatihan kriya guna menghasilkan produk yang marketable.

Melalui kegiatan ini, Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan Dekranas, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara ataupun swasta, untuk memberikan wujud nyata bahwa pemerintah hadir untuk mempertahankan martabat kerajinan sebagai cipta karya yang bernilai seni budaya dan bernilai ekonomi. ”Guna menjaga kelangsungan kerajinan daerah sebagai salah satu cara untuk melestarikan budaya bangsa,”, kata Sugihardjo.

Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk bisa mendorong agar daerah wisata bisa berkembang. Dalam pembangunan dan pengembangan aektor pariwisata dibutuhkan 3A, yaitu Attaction, Accessablity, dan Amenities.

Ada 3A yang dibutuhkan dalam pengembangan sektor pariwisata, yaitu Attraction, yang mana budaya lokal menjadi daya tarik wisata, Accessability, yang mana Kementerian Perhubungan telah membangun dan mengembangan infrastruktur transportasi, khususnya pada daerah-daerah wisata agar mempermudah para wisatawab menuju tempat wisata, lalu Amenities, yaitu tidak hanya hotel dan kuliner saja yang menunjang para wisatawan betah di tempat wisata. ”Tetapi juga kerajinan khas daerah wisata tersebut yang bisa dijadikan sebagai souvenir dan cinderamata,” ujar Sugihardjo.

Sugihardjo juga menjelaskan bahwa selain peningkatan kompetensi bagi pengrajin untuk terus berinovasi dan berkreasi dalam pengembangan produk kerajinan nasional, dalam pelatihan ini juga memberikan pembelajaran kewirausahaan  bagi pengrajin dengan memanfaatkan teknologi untuk pemasaran produk.

Dari perkembangan teknologi saat ini diharapkan dapat terciptanya proses transformasi bagi para pengrajin untuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas barang kerajinan yang diciptakan yang pada akhirnya dapat meningkatkan pengembangan usaha kerajinan. Selain meningkatkan kualitas dan kuantitas kerajinan yang dibuat, saat ini para pengrajin juga dipaksa untuk dapat menyesuaikan diri dengan sistem penjualan melalui e-commerce. ”Ssebagai salah satu media pemasaran yang lebih luas tanpa batasan ruang dan waktu, ” ucap Sugihardjo.

Sugihardjo berharap kegiatan ini dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan kompetensi bagi seluruh pengrajin dan juga merangsang tumbuhnya sentra-sentra usaha dan wirausaha baru untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian secara ekonomi bagi masyarakat di wilayah mandalika, Lombok dan sekitarnya.

Lebih lanjut Sugihardjo menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya sebatas sampai pelatihan saja, tetapi kami juga bekerja sama dengan beberapa pihak, seperti Angkasa Pura, dan BUMN lainnya untuk mendukung pemasaran hasil karya produk

Para peserta pelatihan ini akan mendapat materi pelatihan yang bagaimana bisa menghasilkan produk yang marketable, sehingga setelah produk-produk hasil karyanya selesai, bagaimana pemasarannya, khususnya secara online. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan pihak BUMN, yang tidak hanya memberikan pelatihan management, tetapi juga menyediakan outlet-outlet sebagai tempat penjualan, sehingga kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai pelatihan saja.

Ketua DWP BPSDM Perhubungan, Andajani Sugihardjo, melaporkan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan skill bagi pengrajin agar menghasilkan  produk kerajinan tangan unggulan, meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam, seni, budaya dan kearifan lokal, serta membina para pelaku usaha untuk dapat meningkatkan pemasaran produk kerajinan tangan unggulan.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi SDM pengrajin di wilayah Nusa Tenggara Barat dalam berinovasi dan berkreasi, agar dapat menghasilkan produk kerajinan tangan unggulan, meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam, seni, budaya dan kearifan lokal di wilayah Nusa Tenggara Barat, serta sebagai program pembinaan bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah sehingga dapat meningkatkan pemasaran produk kerajinan tangan unggulan, melalui efektivitas promosi dengan memperluas jaringan pemasaran. ”Salah satunya dengan pemanfaatan teknologi, khususnya di tengah masa pandemi”, kata Andajani.

Pelatihan ini dilakukan selama lima hari, 7 – 11 November 2020, di Sheraton Senggigu Beach dengan mengikuti protokol kesehatan penanganan Covid-19, dengan pembatasan kuota personil dalam satu kelas, pengecekan suhu, penggunaan masker, dan physical distancing. Beberapa jenis pelatihan yang dilakukan yaitu, pengenalan kerajinan wastra, kerajinan kerang, kerajinan patung, kerajinan tamarin serta pemberian materi kewirausahaan oleh Wignyo Rahadi, anggota Dekranasda, dan BPSDM Perhubungan. Terdapat sejumlah 100 (seratus) peserta yang mengikuti pelatihan, yang terdiri dari keluarga besar Kementerian Perhubungan, pengrajin serta TNI dan Polri di Wilayah Nusa Tenggara Barat, dan terbagi menjadi 6 (enam) kelompok kelas kerajinan, yaitu kerajinan wastra 1 (aneka tas, topi pantai, seminar kit, home decor), wastra 2 (kaos, masker, sarung pantai, kipas), wastra 3 (outer), kerajinan kerang, kerajinan kayu, dan kerajinan tamarind.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengrajin dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di kawasan Mandalika dan sekitarnya untuk dapat memanfaatkan potensi lokal sebagai peluang berusaha guna terwujudnya percepatan ekonomi pada destinasi pariwisata super prioritas Mandalika. Selain itu juga dapat mengembangkan kerajinan nasional Indonesia dengan peningkatan kualitas desain dan kemasan produk. ”Agar sesuai dengan selera pasar, ” ujarnya.

Lebih lanjut Andajani menyampaikan bahwa penyelenggaraan pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dari pelaku usaha kerajinan untuk lebih peduli dan kreatif di era industri 4.0 saat ini, dengan pengetahuan berbisnis secara digital dan online.

Sebagaimana diketahui bahwa pelatihan ini telah dilaksanakan pada 3 (tiga) daerah wisata super prioritas lainnya, yaitu Likupang, Danau Toba, dan Labuan Bajo. Selain itu juga akan dilaksanakan pada daerah wisata Borobudur dan sekitarnya, yang juga merupakan salah satu destinasi wisata super prioritas.

Pelatihan kerajinan yang diberikan pada masing-masing daerah berbeda-beda, menyesuaikan khas pada daerah wisata masing-masing. Seperti di Mandalika ini, terdapat pelatihan kerajinan tamarind, karena di Mandalika banyak tamarind, sehingga bisa dimanfaatkan untuk dibuat masker, jilbab dan lainnya.

Pelatihan kewirausahaan baru bagi pengrajin daerah wisata Mandalika dan sekitarnya ini diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) melalui Politeknik Transportasi Darat (Poltrada) Bali, Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Surabaya, Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Barombong, dan Akademi Penerbang Indonesia (API) Banyuwangi.

Pada acara pembukaan pelatihan dihadiri oleh Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara, Ketua Dekranasda Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Direktur Poltrada Bali, Direktur Poltekbang Surabaya, Direktur API Banyuwangi, Kepala Bagian Umum Sekretariat BSDM Perhubungan, Sekretaris Dekranasda Prov NTB, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov NTB, Kepala Dinas Koperasi Prov NTB, dan Ketua PIA.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *