MATARAM – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatatkan inflasi sebesar 0,09 persen (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,06 persen (mtm). Perkembangan tersebut menyebabkan secara tahunan inflasi NTB sebesar 1,77 persen (yoy), terkendali dalam rentang target 2,5±1 persen (yoy).
Beras menjadi komoditas yang memiliki bobot sekaligus frekuensi penyumbang inflasi yang tinggi. Untuk itu, dibutuhkan upaya meningkatkan produktivitas. Salah satunya melalui pemanfaatan pupuk organik dengan varietas padi baru, yakni Gamagora 7 hasil inovasi Universitas Gajah Mada yang mampu beradaptasi dengan perubahan iklim dan memiliki hasil tinggi. Tercermin dari hasil panen perdana yang dimulai pada 16 Mei lalu mencapai 12,16 ton/ha Gabah Kering Panen (GKP) di lahan seluas 30 are.
Untuk mengatasinya,menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap, diperlukan Capacity Building Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kediri di NTB, Diharapkan ini dapat dikembangkan. ‘’Salah satunya dengan membawa bibit unggul ini ke Pulau Sumbawa untuk menyebarkan teknik pertanian terbaik yang mampu menjaga ketersediaan pasokan,’’ katanya.
Selain itu, BI NTB bersama TPID NTB juga melakukan inisiasi integrasi ekosistem pengendalian inflasi dengan melibatkan klaster pangan binaan yang telah menerapkan budidaya pertanian organik & digital farming untuk bekerja sama dengan offtaker swasta di NTB (Koperasi Mutiara Amanah). Adapun penjualan beras ini telah dilakukan di Pasar Kebon Roek (Warung Pantasi Mentaram) melalui sinergi dengan TPID Kota Mataram,” ujar Berry Arifsyah Harahap.
Dari sisi komunikasi efektif, BI NTB bersama Dinas Perdagangan telah melakukan edukasi melalui radio pada periode prime time termasuk informasi tentang pelaksanaan Operasi Pasar Murah (OPM) di mana pelaksanaan OPM ini telah dilakukan sebanyak 183 kali sampai dengan. 25 September 2024 guna meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai belanja bijak dan diversifikasi pola konsumsi yang senantiasa digaungkan oleh Pimpinan OPD di setiap kesempatan.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Mataram, Miftahurrahman, menyampaikan succsess story program unggulan Amalkan KUkuhkan Hasil Asri Teratur Indah dan NYAman (AKU HATINYA) PKK Plus dan rencana optimalisasi Warung Pantasi Mentaram serta Gerakan Tanam Cabai/Gertam Cabai di sekolah (Agriculture Goes to School) dalam menjaga kestabilan harga.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Lombok Barat Lalu Najammudin, menyebutkan succsess story program kolaborasi SITEBEL, Ten Ten Tani dan E-Kaki yang berfokus pada pengembangan UMKM dan sebelumnya, 34 Peserta TPID Kediri Jawa Timur yang terdiri Yayat Cadarajat (Kepala Perwakilan BI Kediri Jawa Timur) Wihujeng Ayu Rengganis (Deputi Kepala Perwakilan BI Kediri Jawa Timur) juga telah melaksanakan site visit ke Klaster Champion Binaan BI NTB, yakni Orong Balak di Kabupaten Lombok Timur yang disertai dengan kehadiran Kelompok Wanita Tani (KWT) Tetu Tetu yang juga menjadi Binaan BI NTB dalam pengembangan klaster cabai untuk mengolah produk turunan (hilirisasi).
Kgiatan capacity building ini diharapkan dapat menjadi wadah bertukar ide dan gagasan serta memberikan inspirasi bagi kedua wilayah agar mampu menciptakan kolaborasi yang erat antar berbagai pihak dalam hal penerapan inovasi pertanian khususnya untuk ketahanan pangan yang lebih baik dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.(*)