JEROWARU LOTIM – Ekowisata Bale Mangrove merupakan objek wisata yang lagi populer di Lombok Timur.
Sebuah objek wisata yang mengusung konsep ekowisata bahari mangrove yang dikelola oleh Pokdarwis (Kelompak Sadar Wisata) Bale Mangrove. Bale dalam bahasa Sasak artinya rumah.
Tempat ini tidak hanya menjadi objek wisata namun menjadi tempat edukasi kepada wisatawan tentang konservasi mangrove. Di sana pun setiap Minggu diadakan Sekolah Alam Lentera Bahari.
Objek wisata ini berlokasi di Dusun Poton Bako Desa Jerowaru Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur dengan luas area hutan mangrove dua hektar dan terdiri berbagai macam jenis mangrove dari usia pembibitan hingga yang sudah berusia puluhan tahun.
Untuk menuju objek wisata Bale Mangrove melalui jalan dari arah Desa Jerowaru menuju Dusun Poton Bako.
Dusun Poton Bako berada tidak jauh dari dermaga Telong-Elong.
Lokasinya dinamakan Bale Mangrove Bale menurut Lukmanul Hakim ini adalah bahasa filosofi untuk menggambarkan mangrove ini yang bisa menjaga, melindungi dan memberikan manfaat dan perlindungan terhadap daerah pesisir.
Pohon bakau ini antara lain diantaranya dua jenis yaitu jenis Rhizopora yang tingginya sekitar 25-40 meter dan Soneratia Alba, atau biasa disebut pohon Pining oleh masyarakat setempat atau pohon bakau purba yg usianya rata -rata 100-an tahun.
Terbentuknya wisata ini baru berjalan tiga bulan yang diinisiasi oleh pemuda.
Wisata ini bisa di katakan wisata inspiratif karena dari awal pembuatan sampai sekarang swadaya dari pemuda Dusun Poton Bako.
Area wisata ini berada di kawasan Teluk Jukung. Jalur ini bisa ke pulau terdekat Maringkik, pulau Pasir Putih, ke pantai Pink dan Sumbawa.
Wisata ini ditangani dua lembaga yaitu kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) Kompas yang dipimpin Andre Putra dan pokdarwis yang dipimpin Lukmanul Hakim.
Tempat ini unik dengan design yang alami berada di dalam area mangrove. Di dalamnya terdapat jalan yang terbuat dari kayu menjadi akses masuk ke dalam dengan panjang kurang lebih 200 meter dan terdapat titik – titik swafoto yang instagramable sepanjang jalan.
Dalam seharinya objek wisata ini dikunjungi 100an orang dan pada saat weekend dan minggu terdapat 150 sampai 200 pengunjung. Dengan biaya masuk 5 rb rupiah wisatawan sudah bisa berwisata dan menikmati fasilitas yang ada.
Aktivitas yang bisa dilakukan adalah explore mangrove dengan menggunakan kano, camping, foto piknik di hammock, pembibitan dan edukasi kepada wisatawan.
Selain itu, pengelola juga menyiapkan boat untuk keperluan penyebrangan ke Gili Kapal, Petelu, Pantai Pink dan tempat lainya di Teluk Jukung.
Teluk Jukung yang ada di selatan menyimpan banyak potensi wisata bahari baik gili, pantai, under water dan perikanannya. Tentunya dengan adanya Bale Mangrove ini menjadi pendukung pengembangan industri pariwisata yang akan berdampak terhadap pembangunan kawasan wisata selatan. ” Yang terintegrasi dengan KEK Mandalika, ” kata Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Kabupaten Lombok Timur (BPPD Lotim) Muhammad Nursandi.
BPPD Lotim juga terus mendokumentasi dan menvisualisasi objek wisata di Lombok Timur termasuk Bale Mangrove.(*)