by

Wisata Edukasi Penyu di Pantai Nipah Lombok Utara

NIPAH LOMBOK UTARA – Selama ini Nipah dikenal sebagai tempat wisata kuliner ikan bakar di tepi pantai. Tidak hanya di pinggir jalan jurusan Senggigi – Pemenang jika hendak menyeberang menuju ke pulau wisata Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air. Tetapi juga ada warung – warung ikan bakar di pinggir pantainya.

Ternyata diantara 48 warung tersebut juga ada konservasi penyu sebagai wisata edukasi yang dilakukan oleh Turtle Conservation Community (TCC) Nipah yang didirikan oleh pemuda setempat untuk membantu menyelamatkan satwa yang dilindungi.

Di pantai Nipah yang luas lautnya sekitar 30 hektar tersebut, berjarak 35 meter dari bibir pantai ada satu unit kolam sementara semi alami berpasir kedalaman 30 sentimeter diameter 35 sentimer untuk menangkar telur penyu.  Lainnya, empat unit kolam pemeliharaan masing-masing berukuran lima meter kali dua meter.

Empat kolam pemeliharaan itu merupakan kolam pemeliharaan penyu yang ditetaskan dari empat jenis yang sering didapat yaitu penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), penyu Hijau (Chelonia mydas), penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu Tempayan (Caretta caretta). Bahkan mereka juga bisa menemukan adanya penyu Belimbing (Dermochelys coriacea).

Tanpa dipungut bayaran namun menerima pemberian donasi, pengunjung bisa mendapatkan penjelasan kegiatan konservasi yang dilakukan TCC Nipah sejak 2018. ”Rata – rata setiap hari dikunjungi 50 orang,” kata Ketua TCC Nipah Fikriludin, 40 tahun yang mengaku hanya berpendidikan sekolah dasar.

Nipah berada di Desa Malaka Kabupaten Lombok Utara (KLU). Menurut Pengendali Eksistem Hutan Badan Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat (BKSDA NTB) Kurniasih Nur Afifah, Nipah ini salah satu daerah yang masuk Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) KLU. ”Pengunjung bisa belajar tentang penyu di sini. Ini ekowisata berbasis konservasi penyu,” ujar Kurniasih Nur Afifah kepada Tempo, Senin 21 Juni 2021 malam.

Mulai tahun 2021 ini, kegiatan mereka didukung oleh BKSDA NTB, Depot Pengisian Pesawat Udara Bandara Internasional Lombok – Pertamina, Geopark Rinjani,  Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB.

Konseravasi penyu di Nipah ini adalah diantara beberapa kegiatan konservasi penyu yang dibawahi KEE. Di Lombok Barat yang dilakukan di Kerabat Penyu Lombok di Kuranji Dalam. Lainnya ada di kawasan Gunung Tunak dan Teluk Ujung di Lombok Tengah dan Gili Sulat dan Gili Petagan bagian selatan Lombok Timur.

Sekretaris TCC Nipah Dedi Eka Rahman menjelaskan bahwa kegiatan 31 orang warga anggota TCC Nipah melakukan konsevasi penyu ini karena prihatin. ”Dari sejarahnya, semula telur penyu yang dikonsumsi ini diperjual belikan di Pasar Kebon Roek Ampenan,” ucap Dedi Eka Rahman tamatan D3 Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata dan semula bekerja sebagai waiter di sebuah hotel di Gili Trawangan.

Ketua TCC Nipah Fikriludin yang juga mengelola Warung Ikan Bakar Ibu Nisa di Nipah, mengatakan kegiatan TCC Nipah ini membuka konservasi konsep wisata edukasi. ”Pengunjung bisa bertanya tentang penyu,” katanya.

Ditambahkan bahwa kegiatan konservasi penyu ini juga menyangkut pemerliharaan terumbu karang di laut depan pantai Nipah seluas 30 hektar tersebut. Kegiatan konservasi penyu, terumbu karang dan bersih – bersih lingkungan seminggu merupakan sinergi penyu.
Di sana ada 325 media transplantasi karang yang ditempatkan . Berupa table, hexagola atau spider yang seperti laba-laba berbentuk enam sisi terbuat dari besi beton delapan mili. Antara satu sisi berkisar 30 senti meter.

Pengunjung diberikan penjelasan pengenalan dan manfaat penyu dan hubungan dengan terumbu karang. Empat jenis penyu ini punya fungsi dengan ekosistemnya. Contohnya penyu sisik dan penyu hijau merumput padang lamun. Kalau penyu sisik dia senang mencari makan diantara bebatuan karang dan mencari spon laut sebagai benalu yang ditempeli jazad renik sebagai benalu yang melekat dan menggangu perkembangan terumbu karang. ”Sehingga terumbu karang akan terbebas dari benalu yang bisa mengganggu perkembangannya,” ujarnya.

Di sana, saat ini menyimpan 4.000an butir telur yang didapat selama sekitar bulan April Mei Juni lalu.  Hampir setiap malam menjelang pagi bisa ditemukan penyu bertelur. Mereka mengamankan wilayah pantai sekitar 500 meter di pantai pada kedatangan penyu ini karena ada perburuan dan predator biawak dan anjing.

Kegiatan konservasi ini berpartisipasi mengubah mindset berburu dan jual beli penyu.  Selama ini sejak 2018 telah melepas 7.030 anak penyu. ”Setelah cangkangnya kuat, penyu ini dilepas,” ucapnya.

Untuk membesarkan anak penyu ini, warga setempat yang mata pencahariannya nelayan dan buruh bangunan menyediakan pakan ikan tongkol dan teri rata-rata untuk pakan Rp 25 ribu iuran gotong royong masing – masing Rp 1.000.  Pemeliharaannya bisa memakan waktu 2-3 bulan untuk penetasannya tergantung cuaca dan pemeliharaan di kolam selama 2-9 bulan tergantung kebutuhan pelepasannya.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed