by

Wira Usaha UMKM Desa Wisata Diberdayakan BI NTB

KEMBANG KUNING – 31 wira usaha UMKM di desa wisata Kembang Kuning Kabupaten Lombok Timur disertakan dalam program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Desa wisata dan UMKM tersebut diberdayakan untuk dipromosikan agar dapat lebih berkembang.

Kembang Kuning adalah desa wisata pertama Lombok Timur yang dikukuhkan oleh Wakil gubernur Nusa Tenggara Barat Sitti Rohmi Djalilah, 22 September 2019.  Ini adalah pertama dari 99 desa wisata yang dibangun Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Lokasinya di bawah lembah Gunung Rinjani yang berhawa sejuk memiliki daya tarik air terjun yang mengucur masuk ke bawah  tanah. Menciptakan pemandangan seperti air terjun dalam gua. Lorong bawah tanah — tempat aliran air terjun mengalir — memanjang hingga 100 meter.

Wisatawan asing yang mengunjungi air terjun di lokasi itu menyebutnya sebagai extreme waterfall,karena kondisi untuk mencapai air terjun itu tidak rata. Orang setempat menyebutnya Pengempel Burung atau tempat berkumpulnya burung walet.

Sebeleum adanya pandemi Covid-19, setiap harinya, ada 50 orang wisatawan mancanegara yang datang dan menginap di 40 homestay di Kembang Kuning. Rata-rata mereka menginap dua hari namun tergantung pemandu wisata yang mendampingi selama di Kembang Kuning.

Pelaksanaan pelatihan tersebut merupakan upaya strategis untuk mendukung pemulihan ekonomi daerah yang beriringan dengan pemberdayaan ekonomi syariah berbasis masjid. Kegiatan ini juga merupakan rangkaian kegiatan Road to Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Kawasan Timur Indonesia (KTI) Tahun 2021 yang akan diselenggarakan di Gorontalo.

Pelatihan tersebut memiliki fokus pada tiga  pilar, yaitu character building, capacity building, dan networking. Narasumber dalam kegiatan tersebut terdiri dari akademisi, pemerintah, perbankan dan pelaku wirausaha syariah. Peserta pelatihan  berjumlah 50 orang  yang merupakan perwakilan dari 25 masjid di Kabupaten Lombok Timur.

Selain takmir, para penyuluh agama pun turut hadir sebagai pendamping lapangan untuk sosialisasi serta mengawal pelaksanaan Program Pemberdayaan Ekonomi Jamaah Berbasis Masjid melalui Program Lombok Timur Berkembang. Setelah mengikuti pelatihan, masing-masing takmir akan membentuk kelompok berisi 20 orang pelaku UMKM yang akan diberikan pembiayaan, sehingga total akan terdapat 1000 UMKM yang menerima manfaat.

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat Heru Saptaji, pelatihan diberikan kepada takmir masjid merupakan sebuah langkah strategis, khususnya melalui peran masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah ritual semata, melainkan sebapai tempat pemberdayaan dan pengembanpan potensi masyarakat. ”Salah satunya adalah potensi kewirausahaan syariah dengan memanfaatkan modal sosial berupa keberadaan masjid, takmir, dan jamaah,” katanya, Kamis 1 Juli 2021 malam.

Masjid menyediakan tempat masyarakat untuk bertemu, takmir berperan sebagai koordinator untuk mendampinpi serta memberikan inspirasi kepada jamaah, dan jamaah senantiasa bertukar pikiran serta saling  dukung.

Kegiatan ini pun bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pemberdayaan ekonomi jamaah, pengelolaan keuangan dan digitalisasi UMKM guna mengembanpkan dan mempercepat penerapan sistem ekonomi dan keuanpan syariah khususnya di Provinsi NTB berdasarkan keadilan dan berlandaskan prinsip-prinsip syariah islam, dan fasilitasi akses pembiayaan usaha syariah dengan perbankan.

Sejalan dengan Program Kabupaten Lombok Timur bertajuk “Lotim Berkembanp”, Pemkab Lombok Timur memberikan dukunpan kepada masyarakat untuk menjadi wirausaha sukses melalui program subsidi beban bunpa/margin bagi masyarakat yanp inpin menpakses pembiayaan di lembaga keuangan melalui masjid.(*)

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed