MANDALIKA – Dalam upaya meningkatkan konektivitas penerbangan dan menarik lebih banyak wisatawan mancanegara datang ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (/ITDC) menggandeng PT Angkasa Pura I Bandara Lombok, berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTB mengambil langkah strategis menggelar Forum Group Discussion (FGD) yang dilakukan pada Rabu, (17/7) di Ballroom Multazam, Bank NTB Syariah, Mataram, NTB.
Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Flight Connectivity Lombok,” bertujuan untuk meningkatkan konektivitas penerbangan ke Lombok, NTB, serta menarik lebih banyak wisatawan mancanegara. Diskusi ini membahas langkah-langkah konkret untuk meningkatkan frekuensi dan ketersediaan penerbangan, serta memperluas jaringan rute di Lombok.
Penyelenggaraan FGD Flight Connectivity Lombok ini, menjadi wujud komitmen ITDC dalam mendukung optimalisasi infrastruktur transportasi udara dan mempromosikan Lombok, khususnya The Mandalika, sebagai destinasi pariwisata utama di NTB.
Direktur Pengembangan Bisnis ITDC Ema Widiastuti menyatakan, Lombok kini semakin siap menyambut wisatawan dari berbagai belahan dunia. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah peningkatan jumlah penerbangan langsung. ‘’Dari beberapa kota besar di Indonesia dan negara tetangga,’’ katanya.
Selain peningkatan konektivitas penerbangan, ITDC juga berfokus pada pengembangan fasilitas dan atraksi wisata di kawasan The Mandalika. Beberapa atraksi yang menarik minat wisatawan melalui program Thrilling Mandalika, dan atraksi Lapangan Padel Tenis, Wibit Watersport, Lapangan Golf, Musictainment, Sirkuit Olahraga, dan Taman Wakeboard Lagoon. Pengembangan fasilitas ini diharapkan tidak hanya meningkatkan daya tarik Lombok sebagai destinasi wisata. ‘’Tetapi juga menambah variasi aktivitas yang dapat dinikmati oleh wisatawan, sehingga memperpanjang masa tinggal mereka di Lombok.” ujarnya.
Strategi pengembangan pariwisata juga ditekankan, meliputi demand creation melalui kolaborasi, membangun jaringan dan kebijakan untuk mempercepat kunjungan wisatawan, serta perumusan bundling tiket MotoGPTM, hotel, dan transportasi serta program tiket yang bisa dijual oleh asosiasi pariwisata NTB. Selain itu, regulasi harga batas atas untuk akomodasi juga diusulkan untuk memastikan kenyamanan dan keterjangkauan bagi wisatawan.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB Lalu M. Faozal mengatakan, komitmen untuk meningkatkan aksesibilitas udara ke Lombok, sebagai langkah strategis untuk mendukung pertumbuhan pariwisata dan ekonomi di NTB. Melalui FGD ini, berharap dapat merumuskan strategi baru yang akan memperkuat konektivitas penerbangan. ‘’Mendukung visi pembangunan berkelanjutan Lombok secara umum dan kawasan The Mandalika sebagai destinasi utama,” ucapnya
General Manager Bandara Internasional Lombok (BIL) Barata Singgih Riwahono mengatakan, BIL atau Lombok International Airport (LIA) adalah pintu gerbang udara utama bagi Pulau Lombok dan kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika. ‘’Kami siap untuk melayani tambahan penerbangan, termasuk dari Australia yang memiliki potensi besar,’’ katanya.
Pada tahun 2023, sudah ada peningkatan jumlah penumpang, dan rute baru telah dibuka dari Kuala Lumpur, Sumbawa, Makassar, dan Balikpapan. Namun, tantangan terbesar adalah mengaktifkan kembali penerbangan langsung dari Australia.
Peningkatan konektivitas dan jumlah wisatawan ke Lombok, dengan upaya menambah penerbangan dari Australia, terutama Perth, mengingat tingginya minat pada tahun 2018. Selain itu, ada rencana untuk membuka rute dari Thailand, India, dan China guna memperluas aksesibilitas. Negara-negara yang paling banyak mengirim wisatawan ke Lombok adalah Malaysia, Australia, Jerman, Singapura, Prancis, Belanda, USA, UK, Korea Selatan, dan Spanyol.
Strategi lainnya, adalah kolaborasi dengan pihak maskapai penerbangan dan agen perjalanan untuk mengadakan promosi dan paket wisata khusus ke Lombok. Garuda Indonesia menyatakan telah menambah 7 penerbangan baru untuk MotoGPTM, meskipun penerbangan internasional memerlukan studi kelayakan lebih lanjut.
PT Angkasa Pura Indonesia akan meningkatkan infrastruktur bandara untuk memastikan kelancaran operasional dan kenyamanan bagi penumpang. Termasuk di dalamnya adalah peningkatan kapasitas dan kualitas layanan di BIL serta penambahan fasilitas penunjang seperti lounge dan area komersial yang modern.
FGD Flight Connectivity Lombok ini dihadiri oleh 64 peserta dari 10 instansi termasuk pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maskapai penerbangan, BUMN yang terkait dengan bidang pariwisata, serta perwakilan dari asosiasi hotel, travel, aviasi, food and beverage, dan seluruh tamu undangan yang bergerak dalam industri pariwisata.
Diharap sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi NTB, Asosiasi dan PT Angkasa Pura I Lombok, maskapai penerbangan, dan pelaku industri pariwisata dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan pariwisata di Lombok. Dukungan berbagai pihak, optimis Lombok akan menjadi destinasi pilihan utama bagi wisatawan domestik maupun internasional. Konektivitas penerbangan yang baik akan menjadi kunci sukses dalam menarik lebih banyak wisatawan. ‘’Dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor pariwisata.” ujar Ema.(*)