Sirkuit Mandalika Dari Balapan Dunia hingga Penggerak Ekonomi Masyarakat

MANDALIKA – Akhir pekan ini Pertamina Mandalika International Circuit menggelar Asia Road Racing Championship (ARRC). Sebuah kejuaraan balap motor tingkat Asia yang dipromotori oleh Two Wheels Motor Racing (TWMR). Tiga pembalap Indonesia kini tengah memimpin klasemen kejuaraan ARRC di tiga kelas yakni Underbone 150cc, Asia Production 250cc, dan Supersport 600cc.

Keberadaan Pertamina Mandalika International Circuit di Lombok, Nusa Tenggara Barat, kini menjadi bukti nyata bahwa olahraga dapat menjadi penggerak ekonomi daerah. Sejak dibuka pada 2021, sirkuit yang berada di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika ini tak hanya menjadi tuan rumah ajang-ajang balap dunia, tetapi juga menghadirkan manfaat luas bagi masyarakat, mulai dari UMKM, hotel, kuliner, hingga industri cendera mata.

Kedua pucuk pimpinan Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Direktur Utama MGPA Priandhi Satria dan Wakil Direktur Utama Samsul Purba di sela-sela gelaran ARRC seri Mandalika, Sabtu (30/8/3035), kompak menyatakan bahwa Mandalika telah berkembang jauh lebih dari sekadar arena motorsport. Kawasan Mandalika yang di dalamnya terbentang Pertamina Mandalika International Circuit dengan ratusan kegiatan event-nya setiap tahun, kini menjelma sebagai motor pertumbuhan ekonomi masyarakat Lombok.

Event Internasional dan Magnet Ekonomi
Priandhi Satria menjelaskan bahwa sejak debutnya di 2021, Mandalika sudah menggelar serangkaian event internasional bergengsi: World Superbike (WSBK), MotoGP, Porsche Carrera Cup Asia, GT World Challenge Asia, hingga Asia Road Racing Championship (ARRC). Dalam tiga tahun terakhir saja, tercatat ada lebih dari sepuluh kejuaraan internasional berlangsung di Mandalika.

“Dengan keberadaan KEK, penyelenggaraan event balap menjadi lebih murah dan efisien. Kemudahan fiskal dari Bea Cukai membuat barang habis pakai dibebaskan bea, sementara barang non-habis pakai seperti motor balap hanya ditangguhkan. Ini jelas memudahkan kami, dan pada akhirnya menambah daya tarik Mandalika bagi penyelenggara event internasional,” jelas Priandhi Satria.

Sementara itu, Samsul Purba menyoroti besarnya dampak ekonomi dari event-event tersebut. Ia mencontohkan gelaran ARRC 2025 yang membawa 1.000–1.500 pembalap dan kru dari berbagai negara untuk tinggal di Mandalika selama seminggu. “Bayangkan ribuan orang tinggal di Lombok selama seminggu. Mereka butuh hotel, makan di restoran, hingga membeli kebutuhan harian. Perputaran ekonomi langsung terasa,” ungkap Samsul Purba.

UMKM, Kuliner, dan Cendera Mata Tumbuh Pesat
Gelombang wisatawan olahraga yang hadir di Mandalika memberi dampak positif bagi pelaku usaha lokal. UMKM di sektor makanan, kerajinan, hingga cendera mata merasakan lonjakan permintaan. Tenun songket, mutiara Lombok, serta kuliner khas seperti ayam taliwang dan plecing kangkung menjadi primadona bagi penonton dan peserta balap dari berbagai negara.

Selain itu, MGPA juga menghadirkan program Pitlane Walk yang memungkinkan penonton bertemu langsung dengan tim balap, membeli merchandise, hingga berinteraksi dengan pembalap. Ajang ini menjadi ruang tambahan bagi UMKM dan pedagang lokal untuk memasarkan produknya di hadapan konsumen internasional.

Lonjakan Hotel dan Transportasi
Setiap kali event besar digelar, okupansi hotel di Mandalika dan sekitarnya selalu penuh. Bahkan, tiket pesawat menuju Lombok kerap habis terjual, termasuk rute internasional seperti Kuala Lumpur. Harga tiket yang melonjak menandakan tingginya minat wisatawan untuk menyaksikan langsung balapan di Mandalika.

Pertumbuhan ini memicu investasi baru di sektor perhotelan, akomodasi, dan transportasi. Hotel-hotel baru bermunculan, sementara jasa rental kendaraan dan pemandu wisata semakin ramai. “Ini multiplier effect yang dirasakan secara luas, tidak hanya oleh mereka yang berada langsung di kawasan KEK,” jelas Samsul Purba.

Penyerapan Tenaga Kerja Lokal
Menurut Priandhi, penyelenggaraan event internasional juga menyerap banyak tenaga kerja lokal. Untuk MotoGP misalnya, MGPA merekrut 2.500–2.750 volunteer, dengan 90 persen berasal dari putra-putri NTB. Rekrutmen ini dilakukan mulai dari kawasan KEK Mandalika, meluas ke Lombok Tengah, Mataram, hingga seluruh NTB.

“Dengan cara ini, masyarakat lokal benar-benar menjadi bagian dari event internasional. Mereka tidak hanya menonton, tetapi ikut serta dalam operasional sirkuit. Inilah bentuk pemberdayaan yang nyata,” ujar Priandhi Satria.

Tiket Gratis untuk Masyarakat, Manfaat Ganda
Menariknya, MGPA memutuskan untuk menggratiskan tiket ARRC bagi masyarakat. Dari Grandstand hingga Green Gate, penonton bisa masuk tanpa biaya. Tujuannya adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat Lombok untuk merasakan langsung atmosfer balapan dunia.

“Selama ini mereka hanya bisa menonton dari televisi, tapi di Mandalika bisa merasakan suara motor yang menggelegar, melihat langsung pembalap, bahkan berinteraksi dengan mereka. Ini pengalaman yang membekas, sekaligus menumbuhkan kebanggaan,” tutur Samsul Purba.

Langkah ini bukan tanpa manfaat ekonomi. Kehadiran ribuan penonton lokal memicu aktivitas perdagangan di sekitar sirkuit, dari pedagang makanan, minuman, hingga cendera mata, semuanya ikut merasakan berkah dari membludaknya penonton.

KEK Mandalika: Bukan Hanya Motorsport
Priandhi Satria menegaskan bahwa KEK Mandalika bukan hanya diperuntukkan bagi motorsport, melainkan juga membuka peluang usaha yang lebih luas. Restoran, hotel, hingga pusat kuliner mendapat keuntungan dari status KEK, terutama dalam hal insentif impor bahan habis pakai yang dibebaskan dari bea.

“KEK ini membuat harga produk lebih kompetitif, sehingga daya tarik Mandalika semakin besar bagi wisatawan asing. Jadi, keberadaannya sungguh sangat membantu perkembangan usaha dan mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat,” kata Priandhi Satria.

Mandalika sebagai Ikon Sport Tourism Indonesia
Kombinasi antara olahraga dan pariwisata menjadikan Mandalika sebagai ikon sport tourism Indonesia. Dengan kalender event internasional yang padat, sinergi pemerintah, ITDC, MGPA, dan masyarakat lokal, Mandalika diproyeksikan akan terus menjadi destinasi unggulan yang menyatukan hiburan, prestasi olahraga, dan kesejahteraan masyarakat.

“ARRC dan berbagai event lain di Mandalika bukan hanya tentang pembalap dan balapan, tetapi juga tentang masyarakat yang ikut tumbuh bersama Mandalika,” tegas Samsul Purba.

Sementara, Priandhi Satria menutup dengan optimisme, “Dampaknya sangat nyata. Masyarakat lokal merasakan langsung manfaat dari keberadaan sirkuit. Inilah bukti bahwa olahraga bisa menjadibsalah satu motor pertumbuhan ekonomi.” (MGPA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *