by

Selenggarakan World Surf League, Tim Lombok Barat Meninjau Banyuwangi

GIRI MENANG GERUNG – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Pemkab Lobar) melakukan peninjauan lokasi Kejuaraan Dunia Surfing seri G – Land di Banyuwangi, 3 Juni 2022. Dipimpin oleh Asisten I Sekretaris Daerah Agus Gunawan, mereka mendatangi even World Surf League (WSL) seri G-Land yang sedang berlangsung mulai 28 Mei hingga 6 Juni 2022 lusa.

Peninjauan tersebut dilakukan mengingat rencana adanya WSL yang sama semestinya dilakukan Juni 2022 ini di Bangko – Bangko Sekotong dan sudah dilakukan survey oleh penyelenggara World Surfing League (WSL) bersama Persatuan Selancar Ombak Indonesia. Lokasi Desert Point yang berjarak 50 kilometer dari kota Mataram ini disukai traveller asing. Namun mengalami penundaan sampai 2023.

Tim Pemkab Lobar melihat dijadikannya event WSL oleh Pemkab Banyuwangi sebagai sarana promosi wisata hingga mancanegara. Even WSL seri G-Land yang digelar di Banyuwangi diharapkan menjadi momentum pemulihan ekonomi dan pariwisata Banyuwangi pasca pandemi Covid-19. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banyuwangi M Alfin Kurniawan.

Dalam kesempatan ini M. Alfin Kurniawan menjelaskan bahwa even WSL Championship Tour  2022 ini telah dipersiapkan sejak 2019 namun karena pandemi even ini diundur dan baru bisa digelar tahun 2022 ini. Ia mengatakan even WSL ini diback up penuh oleh Kementerian Koordinator Maritim dan investasi serta sejumlah BUMN. Hal memudahkan Kabupaten Banyuwangi sebagai tuan rumah WSL. “Tentu koordinasi dengan Kementerian sangat diperlukan dan kita didukung penuh oleh Kementerian sehingga even kelas dunia ini dapat terlaksana” katanya.

Ia menambahkan bahwa dalam even ini dibutuhkan jaringan listrik, internet yang kuat serta tower pemantau ditengah laut. Hal ini menjadi kebutuhan utama even ini yang harus disiapkan oleh tuan rumah sebab event ini akan disiarkan secara langsung melalui kanal resmi WSL ke seluruh dunia. Sehingga destinasi wisata Banyuwangi untuk kegiatan surfing ini dikenal hingga mancanegara.

Ia mengatakan bahwa Pemkab Banyuwangi hanya konsentrasi pada even pembukaan dan even even pendukung lainnya. Sementara untuk pelaksanaan even WSL ditangani oleh pihak WSL bersama PSOI dan vendor yang ditunjuk oleh WSL. “Kita konsentrasi pada pembukaan dan even even penunjang lainnya. Kalau kompetisinya di tangani oleh WSL dan PSOI” ujarnya.

Ia melanjutkan untuk penginapan sudah tersedia camp camp yang dibangun di sekitar kawasan hutan Taman Nasional Alas Purwo. Camp camp ini sebagai lokasi istirahat para peselancar dari berbagai negara. Ia mengatakan bahwa sport surfing G-Land Pantai Plengkung ini terletak di dalam kawasan taman nasional alas purwo sehingga pengelolaan dan pembangunan camp harus seizin pihak Taman Nasional.  Ia mengatakan bahwa semua OPD yang terlibat dalam even even di Banyuwangi telah menyiapkan anggaran di dinas masing masing sehingga dapat bergerak dengan cepat dan efektif.

Kepala Dinas Kominfotik Lombok Barat Ahad Legiarto yang ikut dalam studi banding ini mengatakan setelah melakukan dialog dengan Pemkab Banyuwangi di Kantor Bupati Banyuwangi, rombongan melakukan kunjungan ke Lokasi WSL di G-Land Pantai Plengkung. Kunjungan lapangan ini untuk melihat secara langsung berbagai kebutuhan yang diperlukan dan penataan tempat pelaksanaan even kelas dunia ini.

Di lokasi tersebut rombongan mendapatkan penjelasan yang komprehensif dan sangat teknis terkait dengan berbagai persiapan dan kebutuhan yang diperlukan untuk gelaran even WSL. “Rombongan langsung diajak ke lokasi WSL untuk melihat secara langsung berbagai hal yang harus disiapkan. Tentu ini memberikan gambaran kepada Pemkab Lobar dalam mempersiapkan even WSL yang rencananya akan dilaksanakan di Bangko Bangko Kecamatan Sekotong tahun depan” ucapnya.

Sebelumnya sewaktu di Bangko – Bangko Lobar, Anggi Yuhisita yang menangani Planning and Development PSOI saat berkunjung ke Bangko Bangko beberapa waktu lalu mengatakan WSL merupakan kompetisi selancar dunia atau World Surf League (WSL) diikuti oleh peselancar terbaik dunia yang telah melewati sejumlah tahapan. Kompetisi Surfing Dunia ini akan disiarkan secara langsung oleh pihak WSL melalui kanal WSL ke seluruh dunia.

Lebih lanjut Anggi Yuhisita mengatakan WSL championship tour merupakan ajang yang memiliki peminat yang sangat tinggi. “Engagement sosial medianya no 3 setelah NBA dan NFL, masih di atas MotoGP yang rangking 9. Ini akan menjadi sarana promosi yang tinggi bagi tempat penyelenggaranya,” kata Anggi Yuhista.

Ia juga mengatakan bahwa even WSL ini cukup berpengaruh pada kunjungan wisata dan dampak ekonomi bagi tuan rumah even tersebut. Menurut hasil riset PSOI terhadap penyelenggaraan WSL Championship di beberapa tahun pada tahun-tahun sebelumnya, ada lonjakan kunjungan wisatawan pada tempat-tempat penyelenggaraan tersebut.

Dusun Bangko – Bangko Desa Batu Putih, Kecamatan Sekotong yang berada di ujung barat Lobar, rata-rata setiap harinya puluhan peselancar bermain. Utamanya mereka datang bermain selancar di sana pada musim panas sekitar Juli – Agustus. Karena daerahnya tandus bagaikan padang pasir, pantainya sepanjang satu kilometer maka lokasi selancar itu disebut sebagai Desert Point.

Ketua PSOI NTB Chandra Aprinova kepada Tempo mengatakan ketinggian dan intensitas ombak menimbukan lobang besar bagaikan masuk dalam terowongan. ‘’Di sini disukai traveler asing,’’ katanya waktu itu.

Ombak pada saat musim panas karena arah angin cenderung ke utara dan barat dan pantainya menghadap barat sedangkan angin ke arah pantai (offshore) maka gelombang mengarah ke darat Jadi berlawanan arah menjadikan gelombang tambah besar.

Desert point juga melahirkan putra lokal Usman Trioko sebagai the best surfer yang langganan diundang bermain selancar di Bali, Hawai Amerika Serikat dan Australia.

Desert Point disurvey WSLuntuk dijadikan bakal lokasi babak kualifikasi internasional. ‘’Ombak yang ada di Desert Point ini sudah bisa masuk dalam kategori ombak untuk pertandingan kelas dunia,” ujar Anggi.

Selain itu lanjutnya, ombak di sini lebih konsisten dan panjangnya bisa mencapai 300 meter lebih. “Jadi kalau aspek pendukung lainnya bisa terpenuhi, peluang untuk menjadi tuan rumah kualifikasi WSL ini tentu sangat terbuka buat Lombok Barat,” ucapnya.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed