by

Selancar Ombak di Pantai Selatan Lombok Tengah

MANDALIKA – Sabtu, 19 Desember 2020 sore lalu, kejuaraan surfing (selancar ombak) di pantai Seger dalam Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Mandalika telah berakhir. Kejuaraan telah berlangsung selama empat hari 16 – 19 Desember 2020.

Sebanyak 200an orang peserta yang memiliki kapasitas nasional maupun internasional dari berbagai daerah di Indonesia menjadi pesertanya. Mereka datang dari Jawa, Jawa Barat, Mentawai, Bali dan Dompu. Antara lain terdapat nama-nama yang sudah tidak asing lagi di kalangan para peselancar, seperti atlit selancar nasional asal Cimaja, Jawa Barat Dede Suryana, dan juga atlit kebanggaan Lakey Peak Dompu Sumbawa Oney Anwar.

Ini adalah penyelenggaraan kejuaraan nasional pertama di salah satu lokasi surfing diantara lokasi surfing di sepanjang pantai selataan Lombok Tengah. Di sana ada pantai Selong Belanak, pantaai Mawi, pantai Mawun, pantai Are Guling, pantai Seger dan pantaia Gerupuk yang bisa dijadikan area surfing. ”Ombaknya bagus,” ujarnya.

Ketua Panitia MHA OPEN 2020 Surfing Competition Samsul Bahri mengatakan ingin berperan ikut mengembalikan kunjungan wisatawan setelah adanya pandemi Covid-19.  ”Kami yang menanggung beban moral tidak ingin berdiam diri,” katanya kepada TEMPO, Ahad 20 Desember 2020 petang.

Samsul juga mengemuakan bahwa lewat kompetisi ini MHA ingin menunjukkan bahwa Mandalika memiliki berbagai nilai jual berskala internasional, salah satunya adalah surfing spots yang menurutnya menjadi alasan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara untuk datang dan berlama-lama tinggal di Lombok.

Length of stay para surfer ini rata-rata di atas tig hari sampai sebulan untuk menjajal surfing spots kita. Jadi jelas surfing adalah jawaban tepat untuk mendongkrak angka hunian dan lama tamu menginap,” ucap Samsul.

MHA adalah singkatan dari Mandalika Hotel Association – kumpulan 30 hotel penyangga di sekitar KEK Mqandalika. Samsul Bahri sehari-hari adalah general manager JM Hotel. Selama pandemi ini, tidak sedikit karyawan yang dirumahkan. Adanya 246 orang pendaftar sebaaga peserta surfing ini setidak-tidaknya dapat menghidupkan kembali hunian kamar hotel anggota MHA.

MHA OPEN 2020 Surfing Competition merupakan kerja bersama Mandalika Hotel Association (MHA), dengan Persatuan Selancar Ombak Indonesia Nusa Tenggara Barat (PSOI NTB.sebagai operator surfing competition.

Pantai Seger, pantai yang selama ini dikenal sebagai lokasi tradisi Bau Nyale (menangkap cacing laut) telah menjadi salah satu spot favorit bagi para peselancar dari berbagai penjuru Indonesia bahkan dunia dan terbagi menjadi empat bagian divisi yaitu Men’s, Women’s, Under 16, dan Mandalika Division. Di samping kontes selancar, diadakan juga Surfing Photography Contest yang diselenggarakan melalui Instagram dan terbuka untuk umum dengan hadiah jutaan rupiah.

Keseluruhannya, ada 16 orang pemenang dari Men’s, Mandalika dan U-16 Divisions serta 4 orang pemenang dari Women’s Division, yaitu :

Men’s Division :

  1. Darma Putra – Bali
  2. Darma Yasa (Bleronk) – Bali
  3. Oney Anwar (Sumbawa) dan Varun Tandjung (Bali)

Women’s Division :

  1. Taina Angel – Bali
  2. Izabel Nalu – Brazil
  3. Dhea Natasha (Jember) dan Cinta Hansel (Bali)

Mandalika Division :

  1. Jeren Kiring – Kuta Mandalika
  2. Samsul – Senggigi
  3. Izam (Kuta) dan Govinda (Lakey)

Under 16 Division :

  1. Hoza Saputra – Gerupuk
  2. Westen Hirst – Lakey Sumbawa
  3. Luki (Lakey) dan Juna (Gerupuk)

Selain hadiah dalam bentuk uang tunai, MHA OPEN 2020 juga memberikan hadiah apresiasi berupa special made surfboard hasil karya seorang pengrajin surfboard ternama, Mike Woo, yang dipersembahkan oleh SIWA Cliffs.

Manajer Humas MHA OPEN 2020 Lalu Sandika Irwan menyampaikan bahwa sebelumnya selama delapan bulan puluhan pedagang makanan dan cinderamata kehilangan nafkahnya. Selama kegiatan kompetisi ini, mereka mampu menjual barang dagangannya mulai Rp 800 ribu hingga Rp 2 juta.

Mengenai lokasi pantai Seger, Lalu Sandika Irwan yang sehari-hari ketua Masyarakat Sadar Wisata, menyebutkan memiliki ombak kiri dan kanan. ”Seger ini ombaknya arah kanan. Peselancar bisa main ketinggian dua tiga meter. Tergantung subject to weather (cuaca),” katanya.

Apalagi, jaraknya pantai Seger dari Central Mandalika sekitar kurang dari dua kilometer. Untuk bermain surfing pun dari bibir pantai tidak sampai 100 meter..

Menurutnya, selama ini banyak peselancar dari Ausralia. Salah satu peserta yang mengikuti kompetisi ini adalah seorang wanita warga Brasilia yang sedang liburan di Bali.

Ketua PSOI NTB Chandra Afrinova kepada TEMPO pun menjelaskan potensi pantai Seger – yqang relatif dekat sirkuit jalanan MotoGP, sebagai lokasi surfing. ”Bermain di sini ini tergantung flow mengalirnya, enak lembut mengikuti ombak, hentakannya bisa power full. Peselancar bisa manuver tetap berdiri di akhir ombak,” ujarnya.

Ia menyebutkan pantai selatan Lombok Tengah yang memilik ombak besar memang potensi untuk surfing. Dari ujung barat Loteng ada namanya pantai Pantai Selong Belanak yang tipikal sangat melow cocok untuk baru belajar. jatuhnya ombak di pinggi kena pasir. Paling ekstrim di Mawi. Paling bagus karena bisa bergoyang ke kiri dan kanan. Tetapi akses jalan menuju lokasi ini memerlukan waktu tempuh 40 menit dari Central Mandalika dan medan jalannya pun sangat kasar dan merupakan daerah konservasi. ”Sangat alami. Kendala logistik karena medan sangat berat,” ucapnya.

Di sebelah timurnya ada pantai Mawun dan pantai Are Guling. Di sana besar ombaknya tetapi tidak terlalu ekstrim. Sedangkan pantai Mawi agak sulit karena kecepatan ombaknya dan karang di bawahnya.

Pantai Seger sendiri dikatakan oleh Chandara Afrinova, sesuai kebijakan juri, peserta dapat bermain menghabiskan waktu 15 menit untuk menggoyang 10 kali ombak yang datang.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed