by

Ritual Adat Selamatan Mata Air Tibu Bunter Desa Jurit Baru

JURIT BARU – PRINGGASELA – Ahad, 16 Juli 2023 kemarin, tabuhan gendang beleq menyambut kedatangan tamu yang datang menghadiri ritual adat Selamatan Mata Air Tibu Bunter di Desa Jurit Baru Pringgasela Lombok Timur. Lokasinya berjarak sekitar 50 kilometer dari Mataram – ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat atau sekitar 20 kilometer dari kota Selong – ibukota Kabupaten Lombok Timur..

Sekitar 600 orang warga menyertai para tokoh adat dan tokoh agama setempat mengiringi beberapa buah Ancak dan Dulang yang dibawa untuk melengkapi prosesi ritual tersebut. Ancak terbuat dari bambu untuk membawa sajian makanan baik nasi kuning maupun nasi putih yang dilengkapi sayur-sayuran kacang-kacangan, tebu dan pisang hasil pohon lokal.

Sebagian besar jalan yang dilewati merupakan pematang sawah, yang di beberapa bagian cukup terjal yang mengharuskan para peserta berjalan perlahan. Sepanjang perjalanan, tamu-tamunya dihibur oleh riuh tetabuhan dari dua barungan (kelompok) Gendang Beliq yang mengiringi di bagian belakang.

Menurut Kepala Desa Jurit Baru Athar Junaidi, hari itu, warga dua dusun yaitu Dusun Bolen dan Dusun Montong Tangar sebagai penerima manfaat air Tibu Bunter melakukan tradisi ritual: Para pemuka mengumpulkan anak yatim yang disantuni melkaukan dzikiran dan berdoa untuk ketersediaan air dan kelestarian hutan di dalam Taman Nasional.yang berdekatan dengan desa mereka. ‘’Agar tidak punah,’’ ujar Athar kepada Tempo, Selasa 18 Juli 2023 malam.

Acara ini, masyarakat sekitar biasa menyebutnya dengan Otaq Aiq Tibu Bunter. Ritual adat turun temurun ini dilaksanakan secara rutin setahun sekali menjelang selesainya musim hujan. Ia mengaku tidak tahu sejak kapan adanya ritual ini. Namun, semula dirayakan setiap 10 Muharram, agar mereka tidak kekurangan air selama menjalani musim kemarau. Di sana terdapat dua mata air – satu diantaranya Serek Bokos yang berada di dalam kawasan Taman Naisonal gunung Rinjani. Dua lainnnya adalah dua bendungan Sekaton Jaya yang merupakan aliran dari gunung yang mengaliri sawah seribuan hektar.

Desa Jurit Baru ini memiliki potensi wisata budaya dan agro wisata. Di lokasi Gunung Kukus.ada event tahunan Gunung Kukus Berindu. ‘’Lumayan dingin malam itu para peserta event itu mengumpulkan kayu untuk sama-sama bikin api unggun. Berindu itu artinya duduk-duduk di depan api unggun untuk menikmati suasana malam dan dinginnya Gunung kukus.

Yang menjadi potensi di desa tersebut adalah air nira atau gula aren, gula semut, ekstrak jahe. Juga potensi nanas, pisang gedang. Karena potensi nanas oleh kelompok wanita tani diolah menjadi keripik agar tidak menjadi banjir sampah. Di Desa Jurit Baru terdapat 100an hektar lahan Nanas yang perhitungan per hari bisa memanen satu ton. ‘’Karena takut kebanjiran sampah,  dibentuk kelompok wisata olahan kripik buah nagka, pisang, nanas,’’ kata Athar Junaidi.

Selama ini di desa yang memiliki ketingian sekitar 900 meter di atas permukaan laut tersebut juga ada atraksi Sepeda Gantung, foto spot, kemudian menikmati Sunrise melihat Rinjani dan Sumbawa dan Sunset melihat  Bali.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed