by

Rindu Atraksi Peresaean Setelah Pandemi

MATARAM – Sudah 2,5 tahun terakhir ini, tidak diselenggarakaan pentas adu ketangkasan antar petarung dalam arena Peresean (perisaian) di Lombok. Biasanya, pentas Peresaean ini diselenggarakan untuk kemeriahan berbagai acara di daerah Lombok.

Rindu menyaksikan Peresaean tersebut, yang juga sering dijadikaan atraksi menyambut wisatawan,  untuk memperingatai hari ulang tahun Kemerdekaan RI ke 76, Selasa 17 Agustus 2021 sore kemarin, pekerja kreatif Rangga Ardhani alias Amaq Serudin melakukan atraksi Peresaean secara Live Streaming menghindari kerumunan penontonnya.

Berlangsung di tengah persawahan Dusun Rungkang Desa Merembu Kabupaten Lombok Barat, empat orang Pepadu (petarung) dipertemukan. Diantaranya Subandi alias Legong Merembu dan Agus  Sugandi alias Aguss Hercules dari Bagik Nunggal Desa Peteluan Indah Kecamatan Lingsar. (link https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=375628380696290&id=100000186762889)

Oleh seorang kepala desanya, Subandi, 20 tahun, tamatan Madrasah Aliyah Babussalam, biasa dipanggil Legong Merembu karena Ngecok atau Ngibing (tariannya) sewaktu bertarung ibaratnya penari Bali. Sedangkan Agus Sugandi, 29 tahaun, bekerja sebagai satpam BPR Syariah PNM Patuh Beramal tamatan SMK jurusan Otomotif dipanggil Agus Hecules karena berbadan besar mirip Agung Hercules.

Live streaming ini adalah bentuk kerinduan akan budaya peresean yang lebih dari 2 tahun terhenti karena pandemi. Pertarungan para pepadu ini mengundang keramaian penggemarnya.

” Peresean Streaming, obati rindu pada permainan peresean,” kata Rangga Ardhany, pria asli Janapria Lombok Tengah, Selasa 17 Agustus 2021 malam.

Amaq Serudin adalah pemilik vendor penyedia equipment event yang selama pandemi ini tidak ada kegiatannya. ”Setelah kondisi yang begini ini muncul ide kreatif live streaming,” ujarnya mengaku memanfaatkan perangkat live streaming yang bisa untuk siaran.

Live Streaming kemarin tanpa disaksikan warga karena dilakukan di arena persawahan yang tanpa penonton untuk menghindari kerumumana. Untuk keperluan saweran, membuka saweran online.

Selama ini  titik lokasi peresean dalam rangka Agustusan biasanya ada di kantung-kantung pepadu seperti Janapria Lombok Tengah, Sesela/Jatisela Lombok Barat, Darek Praya Barat dan , Lingsar Lombok Barat.

Peresean adalah pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai Ende (tameng dari kulit kerbau yang tebal dan keras). Peresean adalah salah satu seni bela diri atau adu ketangkasan dan kedigjayaan para pemuda Sasak. Perisaian merupakan salah satu warisan nenek moyang suku Sasak yang sampai saat ini terus dilestarikan dikalangan masyarakat Sasak.

Ditengah pertarugnan itu biasanya masing – masing pepadu melakukan gerakan Ngecok atau Ngibing pertama buat menenangkan diri dan mancing gairah penonton memberikan dukungan selain untuk merusak konsentrasi lawannya.

Sebelum terjadinya pandemi C-19, para pepadu ini setidak-tidaknya bisa bermain setiap minggu. Mereka diundang bertarung mendapatkan bayaran hingga Rp 1,5 juta belum termasuk uang saweran yang diberikan penonton karena keasikannya menikmati pertarungan. Uang saweran ini menjadi hak dibagi rata kedua pepadu.

Untuk bermain Peresaen ini ada jurinya. Menurut Agus Hercules, jika eksibisi bila kedua petarung bertahan maka haslnya draw. Tetapi jika turnamen, ada penghitungannya dari hasil pemukulan yang dilakukan mengenai tubuh lawan tandingnya. Permainan berlangung sebanyak empat ronde.

Legong Merembu mengatakan jika bertemu dengan petarung yang belum pernah dihadapinya, lebih seru permainannya. ”Seru kalau tidak pernah ketemu lawan. Terjadi jual beli saling pukul. Saling senyum – senyum,” ucap Legong yang menjadi pepadu dari pamannya yang memiliki julukan Songket Merah – sarung yang dikenakan sewaktu bertarung.

Ia pernah bermain dengan seorang pepadu yang usianya sudah mencapai 70 tahun. Tetapi karena pengalaman dan kelihaiannya, tidak mudah mengalahkannya. Walaupun menggunakan teori lama namun ia yang bermain dengan teori baru dikalahkan. ”Saya sampaia 15 kali kena pukulan,” katanya.

Agus Hercules pun menyebutkan Legong Merembu walau usianya muda tetapi memiliki pengalaman bermain. ”Saya ditantang oleh Amaq Serudin untuk menghadapi Legong Merembu,” ujarnya.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed