MATARAM – Pendakian gunung Rinjani yang memiliki ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl) dibuka sejak 16 Maret 2022 lalu. Pembukaan ini tidak seperti biasanya dimulai 1 April setiap tahunnya, mengingat adanya seri II balap MotoGP yang berlangsung 18 – 20 Maret 2022.
Terbukti cuaca normal sesuai data Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika, pendakian gunung Rinjani dipenuhi registrasi pengunjung melalui aplikasi setiap harinya. Pendaki asal dalam negeri setiap harinya memenuhi kuota yang ditetapkan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).
Kepala Balai TNGR Dedy Asriady menyebutkan pendaki masih favorit melakukan pendakian melalui tiga pintu yaitu Sembalun, Senaru dan Torean. Untuk pintu Torean ini, Sumber airnya banyak untuk keperluan pendaki sehingga tidak perlu banyak-banyak membawa air. ‘’Bentang alamnya indah. Seperti di Selandia Baru. Orang bilang kisah fantasi epic seperti The Lord of The Rings,’’ kata Dedy Asriady, Kamis 24 Maret 2022 sore.
Untuk diketahui bahwa jalur pendakian melalui Sembalun di Kabupaten Lombok Timur karena merupakan jalur utama menuju ke puncak. Untuk turunnya lebih favorit melalui Torean di Desa Loloan Kabupaten Lombok Utara. Pengendali Ekosistem hutan Balai TNGR Budi Soemardi, kecenderungan turun pendakian melalui Torean setelah terjadinya gempa yang mengakibatkan adanya longsoran. ‘’Torean lebih landai. Sumber air banyak. Naik lewat Senaru turun lewat Torean,’’ ujar Budi .
Meskipun medannya agak ekstrim namun sudah disiapkan tali pengaman di beberapa titik dan Di sana, di lokasi Birisan Nangka akan disiapkan check point yang merupakan titik temu persimpangan jalur Torean dan Senanga di Sambi Elen.
Menurutnya pendakian dari Senaru adalah terkoneksi turun ke danau Segara Anak. Senaru memiliki vegetasi hutan yang masih alami.
Budi Soesmardi mengatakan pendakian ke Rinjani tingkat kunjungannya tinggi setelah ditutup rutin sejak akhir tahun selama tiga bulan alasan cuaca. ‘’Tidak pernah ada kosong. Rata-rata aplikasi full booking. Namun kuota di Sembalun masih 50 persen dari sejumlah 150 orang sehari. Senaru juga separo atau 75 orang dari semestinya 150. Torean pun yang merupakan jalur baru ditetapkan 30 persen dari kuota sehari 100 orang.
Menurutntya, berdasarkan pengalamannya selama bertugas di Balai TNGR, pemandangan rute Senaru dari ketinggian 600 meter langsung menanjak ke ketinggian 2.600 mdpl didominasi hutan tutupan. ‘’Jadi teduh,’’ ucapnya. Ini dimulai titik nol dari batas hutan pintu Jebak Gawah sampai Plawangan Senaru sekitar 7,5 kilometer. Normal waktu tempuh 9 jam.
Di rute ini, paginya bisa melihat puncak dan gunung Baru Jari di seputaran danau Segara Anak seperti yang tertera dalam gambar uang kertas rupiah Rp 10 ribu. Selain itu bisa melihat sunset dan ke arah barat melihat tiga gili Trawangan, Meno dan Air. Setelah bermalam di Plawangan, besok paginya turun ke danau Segara Anak yang memerlukan waktu jarak tempuh tiga jam. ‘’Sesampainya di danau bisa berendam di Aik Kalak yaitu air panas pada tumpukan batu yang disusun Aik Kalak. ‘’Ini tempat untuk berendam menghilangkan rasa lelah,’’ kata Budi Soemardi.
Mereka bisa menginap namun ada yang meneruskan perjalanan ke Plawangan Sembalun sekitar 3-4 jam naik ke sana. Bermalam dan esok dinihari jam 2 dini hari selama 4 – 6 jam perjalanan ke puncak mengejar sunrise .
Biasanya di puncak sebentar hanya 10 – 15 menit untuk foto-fotoan mengingat antrian terbatas tempatnya. Datya tampung puncak sekitar 10 -15 orang. Setelah di puncak, jika turun lewat Plawangan Sembalun tiba sore hari setelah menempuh perjalnaan 7- 9 jam.
Berdasarkan data Balai TNGR selama lima tahun terakhir ini, 2017 -2021, dikunjungi oleh 212.856 orang yang terbagi mancanegara 72.451 orang dan nusantara 140.405 orang. Jika 2017, pengunjungnya oleh 39.659 orang dan nusantara 43.120 ornag maka setahun terakhir 2021, pendaki mancanegara 4421 orang dan nusantara 38.785 orang.(*)