by

Rahman Sayudhia Kelola Air Limbah Menjadi Air Bersih

BANYUMULEK – NTB patut berbangga dengan para pelajarnya yang mampu menciptakan inovasi berupa pengelolaan air limbah menjadi air bersih.

Rama Sayudhia, perwakilan SMAN 1 Gerung  menjadi juara 1 kategori Olahan Pangan dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Tahun 2020 yang diinisiasi Gubernur NTB melalui Science Teknologi dan Industri Park (STIPark) Provinsi NTB. ”Alhamdulillah, karya saya masuk final, setelah kami berhasil menemukan inovasi pengelolaan air limbah rumah tangga menjadi air bersih yang dapat dimanfaatkan lagi oleh masyarakat,” kata Rama saat di temui usai lomba, di STIPark Banyumulek, Senin 30 Nopember 2020.

Rama menjelaskan, pengolahan air limbah rumah tangga itu menggunakan sistem Biokoagulan. Cara kerja sistem ini cukup sederhana, dengan memanfaatkan alat-alat yang mudah dijumpai di sekitar, seperti wadah atau botol bekas, pasir, biji kelor dan biji asam jawa.

Dari semua bahan itu, yang paling penting adalah biji kelor dan biji asam jawa. Dimana kedua bijian itu masing-masing mengandung (NH3) atau kadar yang dapat menurunkan kadar amoniak pada air limbah. Artinya, NH3 dapat mengingkat zat-zat kimia yang berbahaya dalam kandungan air limbah rumah tangga.

Cara kerjanya pun sangat sederhana, kita sediakan botol plastik bekas. Kemudian masukan pasir sebagai lapisan atas, lapisan kedua spons sebagai filternya, lapisan ketiga batu apung, selanjutnya campuran biji kelor dan asam yang sudah ditumbuk. ”Sedangkan lapisan paling bawah kita masukan pasir sebagai filter terakhirnya,” ujar siswa jurusan MIPA itu .

Ia melanjutkan, setelah air limbah dimasukan dalam wadah yang terdapat bahan-bahan itu, hanya membutuhkan waktu sehari untuk merubah air limbah itu menjadi air yang layak bagi masyarakat.

Selain juara dalam kategori inovasi Olahan Pangan, SMAN 1 Gerung juga menyabet Juara  pada kategori inovasi Zero Waste. Sedangkan Juara pada kategori Inovasi Permesinan diraih  SMAN 1 Aikmel Lombok Timur.

Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Tahun 2020 yang diselenggarakan Science and Technology Park (STIPark) NTB ini melahirkan berbagai inovasi teknologi selain diikuti lebih banyak peserta, inovasi teknologi pun kian beragam.

Lomba ini tidak hanya sekadar mencari pemenang tapi teknologi tepat guna yang ditawarkan karya ilmiah ini benar benar bisa dikembangkan. ”Dan akan difasilitasi oleh STIPark NTB”, ucap Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah STIPark, Muhammad Khairul Ikhwan, di komplek STIPark NTB.

Sejak periode September sampai Oktober, seluruh karya ilmiah dikumpulkan. Sebanyak 85 peserta yang telah mendaftar dengan inovasi beragam dari tiga kategori yakni permesinan, pengolahan pangan dan zero waste.

Nantinya, pemenang yang terpilih akan diintervensi oleh STIPark NTB agar dapat diaplikasikan langsung oleh masyarakat. Sebagai inkubasi bisnis dan teknologi, peran STIPark NTB adalah melakukan riset dan pengembangan dengan melakukan literasi awal dengan berbagai pihak mulai dari akademisi sampai dengan pelaku industri dan wirausaha. Pencarian bibit muda dari kalangan remaja ini adalah untuk membiasakan generasi muda untuk berpikir inovatif dan kreatif.

Asisten 2 Sekretaris Daeraah NTB Ridwan Syah yang membuka tahapan final pengujian karya ilmiah para peserta mengatakan, fasilitas seperti STIPark adalah untuk ikhtiar menjadi lebih maju. Industrialisasi yang mensyaratkan inovasi teknologi sebagai sarana melakukan pengolahan sendiri terhadap berbagai  bahan mentah yang dihasilkan NTB.

Pemberian nilai tambah inilah yang akan dilakukan oleh pemerintah propinsi dalam RPJMD lima tahun mendatang dengan industrialisasi di berbagai sektor setelah pariwisata dan pertanian. Industrialisasi juga akan mendukung UKM dan IKM untuk berkembang dari industri pengolahan setidaknya barang setengah jadi dan tidak menjual barang mentah dan membeli produk luar yang bahan bakunya dari NTB sendiri dengan harga mahal.

Peserta yang terdiri dari remaja dan pelajar ini adalah pionir perubahan teonologi dan industri masa depan. ”Kita mulai belajar dari kuantitas, kualitas baru kemudian kontinuitas,” kata Ridwan Syah.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed