Ragam Destinasi Desa Wisata Alam Murbaya di Prringgarataa Lombok Tengah

MURBAYA PRINGGARATA – Berlokasi di tengah persawahan yang hijau dan diapit baris pepohonan, Ahad 11 Agustus 2024 lalu, warga desa Murbaya Kecamatan Pringgarata, meresmkan hadi\rnya Gelanggang Olahraga (Gelora LK).

Desda Murbaya 17,4 kilometer arah timur dari Kota Mataram yang bisa dijangkau selama 37 menit atau 25,7 km atau 44 menit dari Bandara Internasional Lombok dengan waktu tempuh 44 menit,  dan 26 km arah utara dari Bandara Internasional Lombok dengan waktu tempuh 44 menit.

Gelora LKe menawarkan nuansa berolahraga dalam lingkungan alam yang masih sangat asri. Pengunjung dapat menikmati udara segar dan pemandangan alam yang menenangkan sambil berolahraga atau sekadar bersantai. Kehadiran lapangan ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman berbeda saat berkunjung ke Desa Murbaya.

Kehadiran Gelora LK di Desa Murbaya tidak hanya memperkuat identitasnya sebagai desa yang kaya akan budaya dan sejarah, tetapi juga sebagai desa yang aktif dalam bidang olahraga dan rekreasi. Kombinasi antara olahraga dan wisata ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menarik lebih banyak pengunjung untuk datang dan menikmati keindahan serta keramahan Desa Murbaya.

Destinasi ini tidak hanya menjadi pusat kegiatan olahraga, tetapi juga menawarkan pengalaman wisata yang unik bagi pengunjung. Kehadiran Gelora LK semakin memperkaya ragam destinasi wisata dan rekreasi yang dimiliki desa ini, menjadikannya tujuan yang menarik bagi wisatawan lokal maupun luar daerah.

Menurut salah seorang pegiat pariwisata Adit R Alfath eks jubir Badan Promosi Pariwisata Nusa Tenggarra Barat kelahiran Murbaya, memiliki destinasi wisata yang beragam. ‘’Karena selama ini memiliki destinasi menarik yang dapat dikunjungi, ‘’ katanya.

Ada Perosotan Abangan di Dusun Dasan Baru, Pusat Kerajinan Bambu di Dusun Loang Ajak, Sentra Produksi Tahu dan Tempe di Dusun Kekalek, serta Situs Makam Undak Undak Siwak di Dusun Murbaya.

Wisata Perosotan Abangan di Dusun Dasan Baru; selain bisa memanjakan mata dengan pemandangan alam persawahan terasering yang sangat asri, Dusun Dasan Baru juga menawarkan sensasi bermain perosotan di parit Abangan yang merupakan bagian dari saluran irigasi sekunder Jurang Sate yang selesai dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1935.

Pusat Kerajinan Bambu di Dusun Loang Ajak, merupakan daratan tertinggi di Desa Murbaya dengan elevasi mencapai 375 mdpl, Dusun Loang Ajak atau Repok Dasan Baru juga menawarkan pengalaman melihat langsung aneka produksi anyaman bambu berupa; Sangkar Ayam, Sangkar Burung, Tudung Lampu untuk keperluan interior, dan juga aneka keperluan rumah tangga seperti bakul. Hampir 90% warga dusun Repok Dasan Baru adalah pengrajin bambu secara turun temurun.

Sentra Produksi Tahu dan Tempe di Dusun Kekalek, memiliki keterikatan kuat dengan masyarakat di Kekalek, Kota Mataram, warga Dusun Kekalek yang berada di Desa Murbaya juga memiliki mata pencaharian utama berupa produksi produk kuliner tahu dan tempe dan menjadi supplier utama kebutuhan Tahu dan Tempe di Kabupaten Lombok Tengah.

Situs Makam Undak Undak Siwak di Dusun Murbaya; Berupa sebuah komplek pemakaman tua dengan sebaran batu nisan unik yang sangat masif, Situs Makam Undak Undak Siwak telah lama menjadi destinasi ziarah makam bagi banyak warga di pulau Lombok.

Meskipun masih memerlukan penelitian lebih lanjut terkait tokoh tokoh yang dimakamkan di lokasi ini, banyak orang yang meyakini bahwa situs makam ini merupakan petilasan dari Raden Mas Panji Tilar Negara dan makam sejumlah tokoh dari Lendang Kelor di masa lalu.

Hadirnya Gelora LK ini juga dinilai menghidupkan kembali sejarah. Menurut Sekretaris Desa Murbaya, Ahmad Zaini, nama Gelora Lendang Kelor dipilih untuk menghidupkan kembali semangat Desa Lendang Kelor yang pada masa lalu merupakan lokasi penting dalam berbagai peristiwa sejarah. ‘’Nama ini tercatat dalam sejumlah babad, seperti Babad Praya, Babad Sakra, Babad Mengui, dan Geguritan Rusak Sasak,’’ ujarnya.

Nama Lendang Kelor juga ditemukan dalam peta Belanda dari tahun 1894 hingga 1908, sebelum desa ini berganti nama menjadi Desa Murbaya pada tahun 1914. Pada peta terbitan tahun 1894, pemerintah Hindia-Belanda bahkan menandai dua kawasan di wilayah Lendang Kelor dengan sebutan Bosch Tevens Hertenkamp Van Der Vorst dan Weide Poor De Paarden Van Der Vorst, yang berarti tempat penangkaran rusa dan tempat pemeliharaan kuda milik pangeran. Gelora Lendang Kelor tidak hanya menjadi tempat berolahraga, tetapi juga simbol kebangkitan dan kebersamaan masyarakat Desa Murbaya.

Kepala Desa Murbaya, Herman Wijaya, berharap Gelora LK ini menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk berolahraga dan mempererat tali persaudaraan. ‘’Gelora LK ini representatif untuk mengembangkan bakat dan minat mereka,’’ ujarnya.

Kehadiran Gelora Lendang Kelor tentunya menjadi pengikat antara kebesaran nama Lendang Kelor di masa lalu dengan masyarakat yang menjadi warganya hari ini yang menempati wilayah administratif Desa Murbaya. Gelora Lendang Kelor juga sekaligus memperkaya ragam destinasi wisata dan rekreasi yang dimiliki desa ini, dan menjadikannya tujuan yang menarik bagi wisatawan lokal maupun luar daerah.

Adapun spesifikasi dari Gelora Lendang Kelor adalah lapangan Mini Soccer berukuran 35 x 64 m2, lapangan khusus untuk anak anak berukuran  30 x 42 m2, semua area lapangan dipagari dengan galvanis dan plastik bola. Fasilitas lainnya: tribun penonton, kamar mandi, tempat parkir.

Dengan kehadiran Gelora Lendang Kelor, Desa Murbaya tidak hanya memperkuat identitasnya sebagai desa yang kaya akan budaya dan sejarah, tetapi juga sebagai desa yang aktif dalam bidang olahraga dan rekreasi. Kombinasi antara olahraga dan wisata ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menarik lebih banyak pengunjung untuk datang dan menikmati keindahan serta keramahan Desa Murbaya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *