Profil Kemiskinan di Nusa Tenggara Barat Maret 2025

MATARAM – Menurun 0,13 persen kemiskinan di Nusa Tenggara Barat (NTB)1. Jika persentase penduduk miskin pada Maret 2025 sebesar 11,78 persen, menurun 0,13 persen poin terhadap September 2024 dan menurun 1,13 persen poin terhadap Maret 2024.

Jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 sebesar 654,57 ribu orang, menurun 4,03 ribu orang terhadap September 2024 dan menurun 54,44 ribu orang terhadap Maret 2024. Namun, persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2025 sebesar 12,02 persen, mengalami kenaikan dibandingkan September 2024 yang sebesar 11,64 persen. Sedangkan persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2025 sebesar 11,51 persen, menurun dibandingkan September 2024 yang sebesar 12,21 persen.

Data kemiskinan di NTB tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik NTB Wahyudin sewaktu memaparkan angka kemiskinan tersebut, Jum’at 25 Juli 2025. 4. ‘Dibanding September 2024, jumlah penduduk miskin Maret 2025 perkotaan mengalami kenaikan sebanyak 14,94 ribu orang. ‘’Semula 338,74 ribu orang pada September 2024 menjadi 353,68 ribu orang pada Maret 2025,’’ katanya.

Pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin perdesaan menurun sebanyak 18,97 ribu orang (dari 319,86 ribu orang pada September 2024 menjadi 300,89 ribu orang pada Maret 2025.

Garis Kemiskinan pada Maret 2025 tercatat sebesar Rp556.846/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp422.427 (75,86 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp134.419 (24,14 persen).

Pada Maret 2025, rata-rata rumah tangga miskin di Nusa Tenggara Barat memiliki 4,27 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga secara rata-rata adalah sebesar Rp2.377.732/rumah tangga miskin/bulan.

Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Provinsi NTB Maret 2025, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk di NTB yang diukur oleh gini ratio adalah sebesar 0,369. Angka ini naik 0,005 poin jika dibandingkan dengan gini ratio September 2024 yang sebesar 0,364 dan naik 0,008 poin dibandingkan dengan gini ratio Maret 2024 yang sebesar 0,361.

Gini ratio di daerah perkotaan pada Maret 2025 tercatat sebesar 0,397; naik dibanding gini ratio September 2024 yang sebesar 0,388 dan gini ratio Maret 2024 yang sebesar 0,383.
Gini ratio di daerah perdesaan pada Maret 2025 tercatat sebesar 0,323; naik dibanding gini ratio September 2024 yang sebesar 0,320 dan menurun dibanding gini ratio Maret 2024 yang sebesar 0,326.

Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 18,88 persen. Ini berarti pengeluaran penduduk pada Maret 2025 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah. Jika dirinci berdasarkan daerah, di daerah perkotaan tercatat sebesar 17,55 persen, sedangkan di daerah perdesaan sebesar 20,86 persen. Ini menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran baik di perkotaan maupun perdesaan termasuk kategori ketimpangan rendah.(*)_

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *