PLN NTB Terapkan Energi Baru Terbarukan

MATARAM – Isu tentang perubahan iklim dan pemanasan global kian marak di tengah pandemi Covid-19,  tidak hanya di lingkup nasional maupun internasional. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu kerja sama dari banyak pihak untuk mencari solusinya. Salah satunya, yang saat ini tengah diaplikasikan di PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah melalui program konversi diesel ke Energi Baru Terbarukan (EBT).

Di Provinsi NTB sendiri, program konversi diesel ke EBT menghasilkan sebanyak 11 persen penggunaan EBT pada sistem kelistrikan Lombok. EBT di Lombok masih didominasi oleh Pembangkit Listrik tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan juga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

“Komposisi bauran energinya adalah PLTMH 16 MW dan PLTS 22 MW. Jadi total EBT yang ada di Lombok adalah sebesar 38 MW, ” kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB Lasiran.

Beban puncak sistem kelistrikan Lombok tertinggi di bulan ini telah mencapai 263 MW dengan total daya mampu pembangkit sebesar 352 MW yang terdiri dengan berbagai macam jenis bauran energi, seperti: PLTD, PLTU, PLTMGU, PLTMH dan PLTS.

“Konsumsi listrik sudah berangsur normal. Ini pertanda baik karena pemakaian listrik sejalan dengan kembali bergairahnya ekonomi masyarakat.” ujar Lasiran.

Untuk lokasi PLTS di Lombok, lokasinya tersebar. Dari kawasan 3 Gili, hingga ke Lombok Timur. Begitupun dengan PLTMH, kebanyakan berada di Lombok Utara dan Lombok Barat.

EBT dari PLTS pertama kali dibangun di NTB adalah di GiliTrawangan di tahun 2011 sebesar 200 kWp. Kemudian tahun berikutnya ditambahkan sebesar 400 kWp, lalu 60 kWp di Gili Meno, dan 160 kWp di Gili Air. Jadi total kapasitas PLTS milik PLN adalah 820 kWp.

Dalam waktu dekat, PLTMH Sedau Kumbi, yang berada di Lombok Barat dengan kapasitas 1,3 MW juga akan memperkuat sistem kelistrikan Lombok.

PLN terus berkomitmen untuk pengembangan EBT, khususnya di NTB. Masih banyak potensi yang bisa dimaksimalkan sebagai energi alternatif.

PLH Kepala Dinas ESDM Provinsi NTB Muhammad Riadi, menyampaikan bahwa pemerintah siap mendukung program yang dicanangkan PLN untuk pencapaian target bauran energi sebesar 23% di tahun 2025.

Kolaborasi antara pemerintah dan PLN sangat diperlukan dalam hal ini. Diharapkan program konversi PLTD ke EBT ini menjadi salah satu cara untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan ketahanan energi daerah.

Riadi juga mengatakan bahwa manfaat lain program konversi diesel ke EBT adalah ketersediaan listrik selama 24 jam yang akan membuka peluang pembangunan ekonomi baru dalam skala lokal.

UKM di daerah bisa berkembang, sejalan dengan ikhtiar pemerintah provinsi NTB untuk mendorong kemajuan di sektor ini. Diharapkan dengan  adanya sinergi PLN dengan stakeholder terkait, penyediaan energi bersih dan ramah lingkungan akan bisa terealisasi ke depannya.(*)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *