by

Persentase Penduduk Miskin di NTB Meningkat 0,14 Persen

MATARAM – Badan Pusat Statitik Nusa Tenggara Barat (BPS NTB) merilis profil kemiskinan NTB September 2022 sebesar 13,82 persen, meningkat 0,14 persen poin terhadap Maret 2022. Jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebesar 744,69 ribu orang, bertambah 12,8 ribu orang terhadap Maret 2022 dan bertambah 9,39 ribu orang terhadap September 2021.

Tetapi persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2022 sebesar 14,10 persen, turun menjadi 13,98 persen pada September 2022. Sementara persentase penduduk miskin pedesaan pada Maret 2022 sebesar 13,24 persen, naik menjadi 13,66 persen pada September 2022.

Statistisi Madya BPS Provinsi NTB Mohammad Junaedi menjelaskan perkembangan profil kemiskinan tersebut, Rabu 15 Februari 2023 sore. ‘’Dibanding Maret 2022, jumlah penduduk miskin September 2022 perkotaan naik sebanyak 2,22 ribu orang dari 381,84 ribu orang pada Maret 2022 menjadi 384,03 ribu orang pada September 2022,’’ katanya.

Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan naik sebanyak 10,6 ribu orang (dari 350,09 ribu orang pada Maret 2022 menjadi 360,66 ribu orang pada September 2022.

Garis kemiskinan pada September 2022 tercatat sebesar Rp489.954,-/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp367.535,- (75,01 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp122.419,- (24,99 persen).

Pada September 2022, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 3,86 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp1.891.222,-/rumah tangga miskin/bulan.

Adapun tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk NTB September 2022 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk di NTB yang diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar 0,374. Angka ini meningkat 0,001 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2022 yang sebesar 0,373 dan menurun 0,010 poin dibandingkan dengan Gini Ratio September 2021 yang sebesar 0,384.

Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2022 tercatat sebesar 0,392, turun dibanding Gini Ratio Maret 2022 yang sebesar 0,406 dan Gini Ratio September 2021 yang sebesar 0,420.

Gini Ratio di daerah perdesaan pada September 2022 tercatat sebesar 0,341, naik dibanding Gini Ratio Maret 2022 yang sebesar 0,325 dan Gini Ratio September 2021 yang sebesar 0,331.

Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 18,60 persen. Hal ini berarti pengeluaran penduduk pada Maret 2022 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah. Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 17,58 persen yang berarti tergolong pada kategori ketimpangan rendah. Sementara untuk daerah perdesaan, angkanya tercatat sebesar 20,00 persen, yang berarti tergolong dalam kategori ketimpangan rendah.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed