MATARAM – Perkembangan Ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) Tw-III 2024 tetap terjaga paska Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan periode libur sekolah pada triwulan sebelumnya. Dikutip berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi NTB tumbuh cukup baik sebesar 6,22 persen (yoy) pada Tw-III 2024, ditopang oleh tetap terjaganya pertumbuhan konsumsi RT, serta kinerja ekspor yang tetap terjaga seiring perolehan relaksasi ekspor konsentrat hingga akhir tahun 2024.
Dipresentasikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB Berry Arifsyah Harahap, adapun untuk keseluruhan tahun 2024 pertumbuhan positif akan berlanjut dan akan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2023 sejalan dengan kinerja ekspor yang lebih baik dan tetap terjaganya pertumbuhan konsumsi RT. ‘’Lebih baiknya pertumbuhan ekonomi turut ditopang tingkat inflasi yang terjaga. Hingga Desember 2024, inflasi tahunan NTB tercatat terkendali sebesar 1,28 persen (yoy), kata Berry sewaktu berbicara pada Bincang Bareng Media, Kamis 9 Januari 2025 siang.
Provinsi NTB pada bulan Desember 2024 secara bulanan mengalami inflasi sebesar 0,46 persen (mtm), menurun dibandingkan tekanan inflasi bulan sebelumnya (0,56 persen mtm) dan berada sedikit di atas inflasi Nasional yang sebesar 0,44 persen(mtm). Realisasi tersebut menyebabkan inflasi Provinsi NTB secara tahunan cukup terkendali sebesar 1,28 persen (yoy).
Secara spasial, tekanan inflasi tahunan tertinggi terjadi di Kota Bima sebesar 2,33 persen (yoy), sementara inflasi terendah terjadi di Kab. Sumbawa (0,08 persen yoy). Penurunan tekanan inflasi tahunan terutama berasal dari kelompok VF seiring dengan normalisasi harga yang terjadi, khususnya pasca peningkatan harga yang diakibatkan oleh kondisi kemarau (El Nino) di akhir tahun 2023. Selain itu, kebijakan penyesuaian tarif angkutan udara pada periode Nataru mendorong penurunan tekanan pada kelompok AP.
Tentang Perkembangan Stabilitas Sistem Keuangan NTB, Berry Arifsyah Harahap menyebutkan, pertumbuhan kredit sampai dengan triwulan IV 2024 (November) tercatat tinggi dan sedikit di atas kisaran target tahun 2024 sebesar 10-12 persen. Berdasarkan lokasi proyek, penyaluran kredit di Provinsi NTB tumbuh 12,77 persen (yoy). Berdasarkan penggunaannya, akselerasi pertumbuhan terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit modal kerja yang meningkat (21,83 persen) dan kredit konsumsi yang tetap tinggi (11,38 persen).
Secara sektoral, kredit perdagangan dan pertambangan tumbuh meningkat dan menopang akselerasi pertumbuhan kredit secara umum. Adapun penyaluran kredit turut didukung dengan likuiditas yang memadai dan risiko yang tetap terjaga. DPK tercatat tetap tumbuh positif sebesar 4,13 persen (yoy). Sementara itu, rasio Non-Performing Loan (NPL) juga tercatat masih jauh di bawah ambang batas. Meski demikian, perlu terus dicermati sustainabilitas intermediasi ke depan seiring dengan masih tingginya ketidakpastian global yang dapat mempengaruhi dari sisi permintaan.
Adapun perkembangan sistem pembayaran NTB, aliran kas pada triwulan IV 2024 (s.d. akhir Desember 2024) tercatat mengalami net-outflow sebesar Rp0,77 triliun, meningkat dibandingkan net-outflow triwulan sebelumnya sejalan dengan kecenderungan peningkatan aktivitas ekonomi di akhir tahun, yang bersamaan dengan adanya pelaksanaan Pilkada serentak.(*)