MATARAM – Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif dan diperkirakan berlanjut tumbuh lebih tinggi pada 2024. konomi NTB pada Triwulan-IV 2023 tercatat tumbuh sebesar 3,66 persen (yoy), sehingga secara keseluruhan tahun 2023 tumbuh sebesar 1,80 persen (yoy).
Lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi 2023 terutama disebabkan oleh kinerja ekspor yang terkontraksi seiring tidak optimalnya aktivitas pertambangan (keterlambatan izin ekspor dan faktor cuaca). ‘’Pertumbuhan positif ekonomi NTB diperkirakan masih berlanjut pada Triwulan-I 2024 dan lebih tinggi, ditopang oleh konsumsi RT sejalan dengan periode HBKN Ramadhan,’’ kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB Berry Arifsyah Harahap, Selasa 30 April 2024 malam.
Selain itu, akselerasi pertumbuhan turut ditopang oleh upaya optimalisasi kuota ekspor konsentrat tembaga yang berlaku hingga Mei 2024, sehingga berpotensi mendorong ekspor LN. Sejalan dengan itu, kinerja investasi diperkirakan tetap tinggi seiring dengan masih berlanjutnya pembangunan infrastruktur smelter..
Dari sisi inflasi, pada Maret 2024 NTB mengalami inflasi sebesar 0,87 persen (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya seiring dengan kenaikan tekanan dari kelompok VF. Adapun realisasi tersebut menyebabkan inflasi Provinsi NTB secara tahunan tercatat sebesar 3,63 persen (yoy) dan secara tahun kalender sebesar 0,99 persen (ytd).
Ekonomi NTB pada Triwulan-IV 2023 tercatat tumbuh sebesar 3,66 persen (yoy), sehingga secara keseluruhan tahun 2023 tumbuh sebesar 1,80 persen (yoy). Lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi 2023 terutama disebabkan oleh kinerja ekspor yang terkontraksi seiring tidak optimalnya aktivitas pertambangan (keterlambatan izin ekspor dan faktor cuaca).
Pertumbuhan positif ekonomi NTB diperkirakan masih berlanjut pada Triwulan-I 2024 dan lebih tinggi, ditopang oleh konsumsi RT sejalan dengan periode HBKN Ramadhan. Selain itu, akselerasi pertumbuhan turut ditopang oleh upaya optimalisasi kuota ekspor konsentrat tembaga yang berlaku hingga Mei 2024, sehingga berpotensi mendorong ekspor LN.
Sejalan dengan itu, kinerja investasi diperkirakan tetap tinggi seiring dengan masih berlanjutnya pembangunan infrastruktur smelter. Dari sisi inflasi, pada Maret 2024 NTB mengalami inflasi sebesar 0,87 persen (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya seiring dengan kenaikan tekanan dari kelompok VF. Adapun realisasi tersebut menyebabkan inflasi Provinsi NTB secara tahunan tercatat sebesar 3,63 persen (yoy) dan secara tahun kalender sebesar 0,99 persen (ytd).
Perkembangan harga komoditas pangaan utama, hingga minggu ke IV April 2024, harga cabai merah dan gula tercatat mengalami kenaikan. Sementara itu, komoditas lainnya tetap terkendali. Pasca HBKN Idul Fitri, sejumlah harga komoditas pangan strategis terpantau mengalami penurunan seiring dengan normalisasi permintaan serta pasokan yang relatif memadai. Di sisi lain, terdapat kenaikan harga pada komoditas cabai merah sejalan dengan panen yang terganggu akibat hama dan adanya peningkatan permintaan dari luar daerah (Jawa, Bali dan Sumba). Selain itu, harga gula juga tercatat sedikit meningkat disebabkan oleh belum masuknya masa panen tebu
Perkembangan stabilitas system keuangan NTB penghimpunan DPK tumbuh lebih tinggi (7,24 persen yoy) pada Tw-I 2024 dan menopang likuditas perbankan. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Provinsi NTB pada triwulan I 2024 tercatat sebesar 7,24 persen (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,62 persen (yoy).
Berdasarkan instrumennya, pertumbuhan yang lebih tinggi terutama didorong oleh pertumbuhan instrumen deposito dan tabungan yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lain, giro terpantau masih terkontraksi meski tidak sedalam triwulan sebelumnya. Berdasarkan golongan nasabah, peningkatan penghimpunan DPK terutama berasal dari pertumbuhan yang lebih tinggi dari DPK Pemerintah dan DPK Perseorangan. Sementara itu, DPK Swasta terpantau masih terkontraksi meski sudah tidak sedalam triwulan sebelumnya.(*)