by

Pelaku Pariwisata Nyambi Jualan Makanan dan Sembako

BATU LAYAR – Tidak sedikit anggota Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia nyambi jualan makanan dan sembako. Ini kondisi terakhir selama menghadapi pandemi Covid-19 yang mengakibatkan usaha perjalanan wisatanya terpuruk.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (DPP ASPPI) Safor Madianto mengatakan kondisi bisnis pariwsata sangat terpuruk. ”Akibatnya mereka yang bisa memasak tidak sedikit yang banting setir bikin restoran,” katanya di Hotel Jayakarta Lombok, Rabu 30 Juni 2021 pagi.

Contohnya, bekas Ketua DPD ASPPI NTB Ahmad Ziadi yang mengelola PT Lombok Go Holiday mengaku terdampak sangat luar biasa. Di lahan rumahnya yang ada, ia membuka usaha sembako di kompleks perumahan Mavila Regency,  ”Ya sambilan menunggu situasi membaik, saya jualan sembako di rumah,” ujarnya

Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid menjelaskan melonggarkan pungutan pajak kepada para pelaku usaha pariwisata di daerahnya. Misalnya okupansi hotel yang semual bisa mencapai 70 persen, kini hanya 20 – 30 persen. ”Yang terpenting tidak terjadi pemutusan hubungan kerja karyawannya,” ucapnya.

Jika sebelumnya APBD Lombok Barat mencapai Rp 2 triliun dan setiap tahun mengalami kenaikan 10 persen. Namun akibat pandemi Covid-19 ini yang seharusnya tahun ini mencapai Rp 2,5 triliun merosot hanya Rp 1,7 triliun. Data 2019, PAD Lombok Baat Rp 250 miliar dari seharusnya target Rp 280 miliar. ”Pendapatan dari sektor pariwisata biasanya 40 persen dari pendapatan asli daerah,” kata Fauzan Khalid.

Fauzan Khalid bersyukur para pelaku usaha pariwisata di Lombok Barat dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini bersikap kolaboratif dan kooperatif. Padahal sewaktu musim ramai pariwisata sebelumnya, jika ada satu pelaku ramai wisatawannya, maka yang lain yang agak sepi merasa iri. ”Kebersamaan pelaku pariwisata ini terlihat sejak adanya Covid-19,” ujarnya.

Ketua Umum ASPPI Safor Madianto bersyukur bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan kesempatan pelaku pariwisata memberikan pendampingan peningkatan sumber daya manusia (SDM) desa wisata. Ada 244 desa wisata rintisan di Indonesia yang akan didampingi peningkatan SDMnya. ”Ini berkashnya di tengah pandemi. Wisatawan banyak kembali berkunjung ke alam,” ujar Safor Madianto.

Di NTB, ASPPI mendapatkan jatah pendampingan 11 desa wisata rintisan yang meliputi 14 kegiatan. ”Ini kegiatan pengobat hiburan,” ujar Safor Madianto. Setiap desa mendapatkan bimbingan selama sekitar 30 hari

Menurutnya, setiap desa wisata bisa mendaftarkan diri ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk memperoleh pendampingan. Selanjutnya Kemenparekraf menunjuk diantaranya ASPPI sebagai pendamping.

Sehari Rabu 30 Juni 2021 tadi, ASPPI NTB menyelenggarakan Musyawarah Daerah III yang berlangsung di Ruang Senggigi Hotel Jayakarta Lombok. 48 orang anggotanya yang memilih ketua baru. Dari empat calon, terpilih Badrun yang meraih 27 suara menyisihkan ketua sebelumnya Ahmad Ziadi yang mendapatkan 11 suara, Leja Kodi delapan suara dan Agus H dua suara.(*)