by

Pekan Gurita di Lombok dan Sumbawa

MATARAM – Sebelum terjadinya pandemi Covid-19, wisatawan yang datang ke Nusa Tenggara Barat atau NTB sebanyak 83,1 persen dri empat juta wisatawan yang berlibur meminati wisata bahari. Mereka melakukan penyelaman di berbagai lokasi perairan sekeliling Lombok dan Sumbawa.

NTB meruipakan daerah wisata bahari yang beragama. Ada mangrove, surfinf dan diving atau snorkling karena memiliki keunggulan perairannya yang  masih jernih.

Indahnya biota laut yang berada di antara terumbu karang salah satunya adalah ikan Gurita yang terdampak habitatnya berwarna warni ada keunguan, merah dan kuning, biru, hijau. Gurita yang memiliki kaki panjang umumnya tersembunyi di balik bebatuan di 403 pulau – pulau kecil yang tersebar di berbagai tempat.

Ada yang ditemukan di kedalaman tiga meter dalam perairan pantai Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Mandalika, kemudian Are Gulin di ujung Desa Prabu,  gjuga di kawasan pulau wisata Gili Matra – Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air, di Kabupaten Lombok Utara dan Gili Kondo, Gili Bidara dan Gili Petagan. Lainnya bisa ditemukan di Gili Asahan, Gili Tangkong dan Gili Nanggu di kawasan Sekotong. Di pulau Sumbawa bisa ditemukan di pulau Satonda dan 58 pulau kecil di Teluk Saleh.

Ketua Pusat Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata Universitas Mataram Sitti Hilyana yang juga pengajar Biologi Laut di Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Mataram, menyebutkan Gurita memiliki daya tarik warna warni sesuai habiatnya. ”Kalau melindungi Gurita ya harus melindungi habitatnya,” ucap Sitti Hilyana. Menarik sebagai obyek wisata itu karena jika keluar dari habitatnya terlihat cantik memiliki kaki yang banyak. seperti model ubur-ubur.

Penyelam akan menikmati keindahan alam bawah lautnya di sport diving dan snorkling. Semakin banyak Gurita akan menarik.apalagi bentuk Gurita unik dan lucu. ”Kakinya banyak dan di bawahnya ada pentol pentol. Biota yang unik yang memiliki insting,” kata Sitti Hilyana.

Menurut Eksekutif Direktur Lembaga Juang Laut Lestari (JARI).Taufiq Hisbul Haq alias Sibun, yang juga pegiat wisata selam, menawarkan atraksi bisa melihat Gurita yang sedang bertelur atau sedang mengerami telurnya atau wisata menangkap anak bayi Gurita yang kemudian dilepaskan lagi. . ”Tentu ini adalah hal yang juga menarik,” kata Sibun.

Peduli keberadaan ikan Gurita ini, untuk kedua kalinya diadakan Pekan Gurita 2021 oleh Yayasan Pesisir Lestari (YPL) dan Lembaga Juang Laut Lestari (JARI). Pekan Gurita merupakan acara tahunan yang diselenggarakan setiap bulan Oktober. ”Gurita merupakan biota laut yang pertumbuhannya relatif cepat yaitu dua kali lipat setiap bulannya dan memiliki umur yang singkat,” ujarnya.

Tujuan diadakannya Pekan Gurita adalah untuk memberi wawasan dan pemahaman masyarakat umum tentang perikanan gurita dan bagaimana pengelolaan Gurita ini bisa membawa manfaat bagi masyarakat pesisir.

Delapan kegiatan selama Pekan Gurita 2021 adalah kesatu penetapan kawasan pengelolaan, kedua, menjaga rumah gurita, ketiga pendataan partisipatif, keempat pelatihan Safety at Sea bagi nelayan gurita, kelima kampanye menabung, keenam edukasi tentang gurita ke sekolah, ketujuh pengenalan kuliner Gurita dan kedelapan lomba mendesain alat pancing Gurita.

JARI merupakan lembaga lokal yang mefokuskan kegiatan-kegiatannya di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. JARI memiliki lima program utama yaitu riset dan konservasi, edukasi, ekowisata laut, pendampingan masyarakat dan membangun jaringan.

Selama ini di Indonesia, penangkapan Gurita masih dilakukan secara tradisional dan intensif. Kegiatan perikanan gurita hampir tersebar diseluruh wilayah perairan Indonesia. Gurita termasuk komoditas perikanan yang memiliki nilai yang tinggi baik nilai nutrisi maupun nilai jualnya.

Bermitra dengan Blue Ventures, organisasi konservasi laut yang berbasis di Inggris, para pegiat Lestari dan JARI ini membangun kemitraan dengan 12 organisasi lokal yang bekerja sama dengan masyarakat pesisir di 11 provinsi di Indonesia. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pesisir Lestari bermitra dengan JARI untuk melakukan pendampingan kelompok nelayan gurita di 3 desa di Kecamatan Pringgabaya (Kabupaten Lombok Timur) yaitu Desa Pringgabaya, Desa Labuhan Lombok dan 1 desa di Kecamatan Poto Tano (Kabupaten Sumbawa Barat) yaitu Desa Poto Tano.

Bermitra dengan Yayasan Pesisir Lestari, JARI mempunyai kesempatan untuk belajar dan berbagi pengalaman dengan 12 organisasi lokal mitra Yayasan Pesisir Lestari tentang praktik-praktik baik masyarakat pesisir dalam mengelola perikanan gurita berbasis masyarakat.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed