by

Pakai Pesawat Pribadi, SAR Mataram Pantau Obyek Wisata

MATARAM – Untuk memantau situasi destinasi wisata di Lombok, Kepala Kantor SAR Mataram Nanang Sigit PH bersama Humas SAR Mataram Agus Hnedra Sanjaya melakukan terbang keliling menggunakan pesawat Microlight PK – S 208 yang dipiloti sendiri.

Mulai terbang dari Bandara Selaparang di Mataram, pesawat panjang enam meter bentang sayap 10 meter tersebut memantau kemungkinan lonjakan pengunjung di kawasan wisata pantai Senggigi, Mangsit di Kabupaten Lombok Barat terus menuju utara di Pelabuhan Bangsal Pemenang, kawasan pulau kecil Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air dari ketinggian hingga 1.000 feet.

Sebagai bagian dari SAR Khusus yang berlangsung hingga 24 Mei 2021 mendatang, Nantinya, pemantauan juga akan dilakukan ke bagian perairan selatan Lombok yaitu Sekotong dan Kuta Mandalika.

Menurut Nanang Sigit PH yang mengemudikan sendiri pesawat pribadinya seharga Rp600an juta itu, belum terlihat lonjakan yang signifikan pengunjung di wilayah pantai. ”Kemungkinan diakibatkan adanya penutupan tempat-tempat wisata oleh pemda setempat,” katanya, Sabtu 15 Mei 2021 sore.

Pemantauan SAR Mataram juga dilakukan oleh personil di pelabuhan dan beberapa tempat wisata pantai.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat mengeluarkan keputusan penutupan tempat wisata selama lebaran hingga H+10. Tidak sedikit masyarakat merasa kecewa dengan penutupan ini. Beberapa pedagang yang ada di kawasan Pantai Cemare Lembar Selatan bahkan sampai melakukan aksi demo menuntut agar membuka akses masyarakat ke Pantai Cemare.

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat Saepul Akhkam berharap masyarakat dapat mematuhi keputusan pemerintah agar dapat mencegah kerumunan untuk memutus penyebaran Covid-19. “Kami tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi ini. Tidak ada jaminan oleh siapapun bahwa protokol kesehatan bisa berjalan di tengah kerumunan bila di buka,” ujarnya di kawasan Pantai Cemare usai melakukan pemantauan.

Di tempat berbeda, Soleh, penjaga tempat wisata di Desa Pakuan Kecamatan Narmada.memaklumi. Walaupun mengaku kecewa dengan aturan penutupan ini, dirinya mengaku tindakan pemerintah di situasi pandemi yang sedang berlangsung saat ini sudah sesuai. Menurutnya, penutupan tempat-tempat wisata ini walaupun merugikan dari sisi ekonomi, namun bisa menekan kasus Covid 19 dan menyelamatkan banyak orang. ”Iya jelas kecewa, pendapatan jadi tidak ada yang biasanya lumayan saat lebaran,” ucapnya.

Ani yang merupakan pedagang di kawasan Pusat Rekreasi Masyarakat Sesaot mengaku mengalami penurunan hasil penjualan. Ibu empat anak ini mengaku jika dalam kondisi normal dirinya bisa saja memperoleh ratusan ribu rupiah dalam sehari. “Pendapatan berkurang karena ditutupnya Sesaot..

Salah seorang pengunjung Dedi mengaku tidak mengetahui adanya penutupan tempat wisata di Lombok Barat. Ia hendak ke Air terjun Segenter mau foto-foto, tapi malah tutup. Lewat Sesaot juga ternyata tutup. ”Tadi saya lewat Tibu Atas tadi juga ditutup, gak dikasi masuk” kata pengunjung asal Kota Mataram ini.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed