by

Mulai Besok 1 Juni 2023, Sensus Pertanian 2023

MATARAM- Mulai besok Kamis, 1 Juni 2023, serentak petugas yang dilibatkan Badan Pusat Statistik (BPS) se Indonesia turun ke warga untuk melakukan Sensu Pertanian (ST) ke-7 tahun 2023. Kegiatan 10 tahunan ini juga dilakukan di daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) yang posisinya adalah ke-11 dari 17 daerah yang berpredikat lumbung pangan di Indonesia.

Menurut Kepala BPS NTB Wahyudin, data ST 2023 sangat diperlukan untuk pengambilan kebijakan. NTB adalah potensi pertanian yang sangat stretgis.  ‘’Butuh data yang strategis dan kebijakan yang strategis pula. Saya pesan ambil data apa adanya,’’ katanya, seusai Sosialisasi ST 2023 di Hotel Prime Park, Senin 29 Mei 2023 kemarin.

Yang menjadi obyek adalah tujuh sub sektro pertanian yaitu semua usaha pertanian terdiri dari tanaman pangan , hortikultura, jasa pertanian, perkebunan, peternakan perikanan, kehutanan.’’Pemerintah menganggap pertanian butuh kebijakan strategis,’’ ujarnya.

Yang didatangi wilayah konsentrasi setiap rumah dan non konsentrasi ketuk tular siapa lagi yang berkaitan dengan pertanian. Petugas antar desa sejumlah 4.777 orang yang meliputi 122 Kordinator Sensus Kecamatan se NTB membawahi 3.978 petugas lapangan dan 677 Pemeriksa Lapangan Sensus.

Data Triwulan IV – 2022 di penduduk di NTB yang bekerja 3.946550 orang diantara sembilan bidang pekerjaan, yang bekerja di bidang pertanian 34,57 persen, perdagangan 22,04 persen, industri pengolahan 10,11 persen.

Rumah tangga miskin di bidang pertanian 37,84 persen, tidak bekerja 36,92 persen dan non pertanian 25,25 persen. Sedangkan dari sejumlah 700.972 orang petani berdasarkan data 2018, proporsi petani perempuan adalah 113.590 orang atau 16,20 persen dan petani laki-lakinya 587.390 orang atau 83,80 persen. Berdasarkan Survei Pertanian Antar Sensus 2018, petani NTB didominasi petaani dengan usia 45 tahun ke atas.

Data lain menyebutkan rumah tangga petani gurem terhadapa rumah tangga (RT) usaha pertanaian pengguna lahan sebanyak 403.109 rumah tangga atau 60,49 persen, petani yang menggunakana internet 87.20 orang atau 12,45 persen. RT usaha budi daya pertanian yang mengggunakan teknologi pertanian atau mekanisasi dan lainnya 44,56 persen.(*)

ST 2013 menampilkan data sebagai berikut :

Jumlah Usaha Pertanian Subsektor Tanaman Pangan Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 diperoleh jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor tanaman pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 473 274 rumah tangga. Dibandingkan tahun 2003 jumlah tersebut mengalami kenaikan sebanyak 52 290 rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum di subsektor pertanian tanaman pangan sebesar 7 perusahaan, dibandingkan tahun 2003 mengalami kenaikan sebanyak 2 perusahaan, dan usaha lainnya pada subsektor pertanian tanaman pangan tidak ada usaha.

 

Jumlah Usaha Pertanian Subsektor Perkebunan Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 diperoleh jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor perkebunan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 174 948 rumah tangga. Dibandingkan tahun 2003 jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 71 429 rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum di subsektor perkebunan sebesar 3 perusahaan, dibandingkan tahun 2003 mengalami penurunan sebanyak 6 perusahaan, dan usaha pertanian lainnya pada subsektor perkebunan tidak ada usaha.

 

Jumlah Usaha Pertanian Subsektor Perkebunan Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 diperoleh jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor perkebunan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 174 948 rumah tangga. Dibandingkan tahun 2003 jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 71 429 rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum di subsektor perkebunan sebesar 3 perusahaan, dibandingkan tahun 2003 mengalami penurunan sebanyak 6 perusahaan, dan usaha pertanian lainnya pada subsektor perkebunan tidak ada usaha.

 

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Subsektor Peternakan

Angka tetap hasil pencacahan lengkap ST2013 di Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan bahwa jumlah usaha pertanian di subsektor peternakan sebesar 286 410 usaha dikelola rumah tangga, 7 usaha dikelola perusahaan pertanian berbadan hukum, dan 0 usaha dikelola usaha pertanian lainnya.

 

Dibandingkan dengan hasil ST2003, jumlah usaha peternakan yang dikelola rumah tangga mengalami penurunan sebanyak 160 590 rumah tangga dan usaha yang dikelola perusahaan berbadan hukum mengalami kenaikan sebanyak 1 perusahaan.

 

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Subsektor Perikanan

Angka tetap hasil pencacahan lengkap ST2013 di Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan bahwa jumlah usaha pertanian di subsektor perikanan sebesar 34 855 usaha dikelola rumah tangga, 27 usaha dikelola perusahaan pertanian berbadan hukum, dan 0 usaha dikelola usaha pertanian lainnya.

 

Dibandingkan dengan hasil ST2003, jumlah usaha perikanan yang dikelola rumah tangga mengalami penurunan sebanyak 22 092 rumah tangga dan usaha yang dikelola perusahaan berbadan hukum mengalami penurunan sebanyak 11 perusahaan.

 

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Subsektor Kehutanan

Angka tetap hasil pencacahan lengkap ST2013 di Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan bahwa jumlah usaha pertanian di subsektor kehutanan sebesar 102 158 usaha dikelola rumah tangga, 2 usaha dikelola perusahaan pertanian berbadan hukum, dan 0 usaha dikelola usaha pertanian lainnya.

 

Dibandingkan dengan hasil ST2003, jumlah usaha kehutanan yang dikelola rumah tangga mengalami penurunan sebanyak 28 241 rumah tangga dan usaha yang dikelola perusahaan berbadan hukum mengalami penurunan sebanyak 2 perusahaan.

 

Tanaman Pangan Padi

Usaha Subsektor Tanaman Pangan meliputi usaha tanaman padi dan palawija. Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa rumah tangga tanaman pangan di Indonesia didominasi oleh rumah tangga yang mengelola tanaman padi. Jumlah rumah tangga usaha tanaman padi di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2013 sebanyak 439 024 rumah tangga, atau 14,36 rumah tangga ( mengalami kenaikan sebanyak 55 135 persen) dibandingkan tahun 2003.

 

Sedangkan perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang melakukan pengelolaan tanaman padi ada sebanyak 6 perusahaan, mengalami kenaikan sebanyak 1 perusahaan ( 20,00 persen ) dibandingkan tahun 2003.

 

Tanaman Pangan Palawija

Hasil ST2013, banyaknya rumah tangga usaha tanaman palawija di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2013 sebanyak 198 987 rumah tangga, atau meningkat/menurun sebesar mengalami penurunan sebanyak 50 791 rumah tangga ( persen) dibandingkan tahun 2003. Dan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang melakukan pengelolaan tanaman palawija ada sebanyak 1 perusahaan, jumlah tersebut mengalami kenaikan sebanyak 1 sebesar persen dibandingkan tahun 2003.

 

Petani Pengguna Lahan

Rumah tangga pertanian pengguna lahan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,50 hektar) dan rumah tangga bukan petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan 0,50 hektar atau lebih). Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga pengguna lahan di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2013 sebanyak 587 617 rumah tangga, dengan jumlah rumah tangga pertani gurem sebanyak 350 131 rumah tangga atau sekitar persen.(*)