MANDALIKA – Mandalika Grand Prix Association (MGPA) telah melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan PT Angkasa Pura Logistik (APLOG) untuk penerimaan kedatangan barang dan pengeluaran barang diajang world Superbike (WSBK).
Hal ini karena penerimaan logistik tersebut sangat banyak terutama yang melalui jalur laut mulai dari pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Pelabuhan Perak Surabaya, hingga Pelabuhan di Bali.
Penandatanganan perjanjian kerjasama dilakukan di Sirkuit Mandalika Kamis, (9/2/2023) yang dihadiri oleh kedua belah pihak Priandhi Satria sebagai direktur utama MGPA mengungkapkan dengan adanya dukungan angkatan udara, laut, dan darat oleh APLOG maka ia yakin ini merupakan mitra yang tepat dalam misi persiapan event WSBK. “Saya yakin APLOG, Bea cukai dan Sekretariat Dewan Nasional (Sekdenas) kawasan Ekonomi Khusus dapat mensukseskan kedatangan logistik WSBK Mandalika 2023,” kata Priandhi Satria.
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara MGPA dan APLOG dalam rangka WSBK 2023. dihadiri oleh Seketaris Jendral Dewan Nasional KEK Mandalika Budi ,Direktur Fasilitas Kepabeanan Direktorat Jendral Bea dan Cukai Padmoyo Tri Wikanto, Direktur Utama MGPA Priandhi Satria, Direktur Utama Angakas Pura Logistik Danny P Thaharsyah serta Direktur Operasional ITDC Troy Waroka.
APLOG bertanggungjawab penuh terhadap logistik mulai dari kedatangan di Pelabuhan ataupun di Bandara sampai Sirkuit Mandalika hingga kepulangan kembali.
Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura Logistik Danny P Thaharsyah mengungkapkan, APLOG sebagai partner official untuk mendukung pelaksanaan WSBK Mandalika 2023.
Cakupan kegiatan logistik tentunya dimulai dari penanganan barang mulai dari barang masuk hingga handling yang ada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. “Race pertama WSBK Mandalika 2023 itu dimulai di Philips Island dan baru kemudian ke Mandalika. Terkait jumlah logistik masih terus bergerak dimana sementara yang masih lewat udara yang dari Australia sebanyak 120 ton,” ujarnya.
Adapula kontainer yang sudah masuk lewat laut yang ada di Tanjung Perak dan saat ini sudah mulai dilakukan penanganan. Terdapat setidaknya 6 kontainer dimana kontainer tersebut masih bergerak terus.
“Penanganan yang lewat udara itu dimulai dari Bandara menuju ke Sirkuit sedangkan yang lewat laut itu dimulai dari setiap pelabuhan. Barang tersebut sifatnya masih sebagai pendukung,” ucapnya. MGPA berharap dan yakin bahwa kerjasama ini dapat menguntungkan bagi kedua pihak.
Kemitraan ini adalah bentuk dan upaya MGPA serta APLOG dalam membangkitkan kembali industri pariwisata Indonesia,khususnya di Lombok,NTB.(*)