by

Meriam Usia 128 Tahun Di Narmada Menjadi Prioritas Musium NTB

NARMADA LOMBOK BARAT – Benda bersejarah peninggalan perang saat Zaman penjajahan selalu memiliki nilai sejarah yang tinggi. Selain itu benda bersejarah juga menjadi ikon dan daya tarik wisata bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Salah satunya adalah benda peninggalan sejarah perang penjajahan berupa meriam di Kantor Camat Narmada, Kabupaten Lombok Barat.

Adanya benda peninggalan sejarah zaman penjajahan belanda ini mendapat perhatian dan prioritas khusus dari Kantor Musium Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal itu dilakukan melalui kegiatan perawatan khusus benda sejarah yang dilakukan oleh petugas konservasi musium NTB, Kamis  22 Desember 2022 lalu di lokasi meriam bersejarah tersebut yaitu Kantor Camat Narmada Kabupaten Lombok Barat (Lobar).

Kepala Musium NTB Ahmad Nuralam mengatakan bahwa meriam ini adalah benda peninggalan zaman penjajahan belanda dulu. Benda ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi karena diperkirakan usianya mencapai satu abad lebih. Hal inilah yang menjadi perhatian dan prioritas pihaknya sehingga membawa tim khusus untuk melakukan perawatan dan pembersihan terhadap meriam bersejarah ini. “Kami membawa tim khusus untuk membersihkan meriam bersejarah ini. Hal ini karena meriam ini memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi” katanya.

Ia mengatakan bahwa meriam ini merupakan salah satu peninggalan Belanda di NTB. Ia memperkirakan bahwa meriam ini  merupakan jenis peninggalan Belanda yang dibuat di Inggris berdasarkan ciri ciri fisik nya. Meriam ini sama persis seperti yang ada di halaman Gemilang Kolaboratif Area di Kantor Musium NTB.

Ahmad Nuralam mengatakan bahwa pihaknya menaruh perhatian khusus terhadap benda benda peninggalan zaman perang dulu karena memiliki nilai sejarah dan histori terhadap perjuangan bangsa ini. Ia mengatakan bahwa benda ini selain memiliki nilai sejarah yang tinggi, juga dapat menjadi daya tarik wisata sejarah di NTB. Hal ini tentunya perlu dikemas dengan baik agar dapat menjadi daya tarik wisata sejarah sehingga banyak dikunjungi oleh wisatawan. “Nilai sejarah yang tinggi apabila dikemas dengan baik tentu akan menjadi daya tarik wisata khususnya dalam bidang sejarah. Tentunya hal ini juga harus tetap dirawat dan dijaga agar benda ini tidak rusak” ujarnya.

Meriam bersejarah ini ditemukan dan disimpan di Kantor Camat Narmada Kabupaten Lobar. Hal ini merupakan benda bersejarah saksi perjuangan Republik Indonesia (RI) yakni sebuah meriam peninggalan tentara Belanda pada tahun 1894 silam. Benda bersejarah ini awalnya sebuah pondasi untuk tiang bendera upacara yang terkubur selama puluhan tahun lamanya. Kemudian setelah digali beberapa bulan lalu, ternyata benda tersebut adalah meriam peninggalan Belanda.

Meriam yang ukurannya sekitar 2 meter lebih 10 Cm (2.1 meter) ini berjumlah 2 unit, dimana satu unitnya berada di Musium NTB dan satu unitnya lagi ada di Kantor Camat Narmada.

Camat Narmada M. Busairi menyebutkan  bahwa rencananya meriam yang ada di Kantor Camat Narmada ini akan di buatkan tempat khusus dan dijadikan sebagai ikon  sejarah. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan lagi citra sejarah, sekaligus sebagai edukasi bagi masyarakat serta peserta didik lainnya. Hal ini juga menjadi objek wisata sejarah yang diharapkan dapat menjadi saya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.  Nantinya meriam ini akan dibuatkan tempat khusus di depan halaman Kantor Camat sebagai salah satu ikon disini. ‘’Sekaligus bisa mengenalkan bahwa ini adalah salah satu bukti sejarah kuatnya dan gigihnya perjuangan para pejuang bangsa dalam melawan belanda” ujarnya

Di Narmada, tepatnya di Desa Lembuak Kecamatan Narmada Kabupaten Lobar. ada Taman Narrmada yang jauhnya dari kota Mataram berada 12 kilometer arah timur dari kota Mataram. Di sana merupakan duplikasi Danau Segara Anak di Gunung Rinjani.

Keberadaan Taman Narmada adalah merupakan istana musim kemarau sewaktu dinasti Kerajaan Karang Asem Bali berkuasa di Lombok. Jika musim kemarau, Anak Agung Gde Ngurah Karang Asem meninggalkan Puri Ukir Kawi di Cakranegara untuk beristirahat di Taman Narmada.

Fungsinya sebagai tempat peristirahatan dan pemujaan. Karena di dalamnya terdapat bangunan pura. Ini merupakan tiruan Segara Anak yang merupakan tempat upacara Pakelem atau Meras Danoe yang dilakukan sekali setahun. Di sana, dilakukan membuang atau melabuh benda-benda yang terbuat dari emas berupa ikan, udang, kepiting, dan penyu yang bertuliskan huruf magis. Upacara ini memohon dewa agar melimpahkan kebahagiaan dan kesejahteraan kepada rakyatnya.

Diperkirakan dibangun sesudah 1834 atau sebelum 1894, sebelum zaman kolonial Belanda datang, Luas lahannya 60.250 meter persegi dan luas bangunannya 1.249 meter persegi. Terdiri dari dua kelompok, di timur adalah lokasi sakral yang terdiri dari bangunan pura (Pura Kalasa) dan Kelebutan (tempat mata air Awet Muda). Sedangkan di sebelah barat adalah non sakral mulai dari Bale Mukedas atau Bale Agung Bale Terang, Bale Loji dan Bale Tajuk yang berada di atas Telaga Agung.(*)