by

Mendaki Rinjani Seven Summits Demi Imun

MATARAM – Berwisata alam diyakini memberikan kebugaran tubuh. Termasuk pendakian gunung Rinjani dan sekitarnya. Ini dipercaya oleh penyuka olahraga di luar ruang. Adanya tujuh pendakian bukit sekitar Rinjani ini pecinta elevasi senang naik gunung.

Ini dikatakan oleh salah seorang anggota Hash House Harriers atau disebut singkat Hash Lalu Yuli Kurniawan alias Unen, 54 tahun.  ”Mendaki bisa mendapatkan imun,” katanya.  Sehari-hari, ia adalah pegiat event organizer Yankees di Mataram.

Akhir-akhir ini, selama adanya pandemi Covid-19 ini,  di Lombok beberapa orang yang usianya bisa disebut tidak muda lagi, melakukan perjalanan pendakian ke gunung Rinjani dan  bukit – bukit sekitarnya. Ada yang melakukannya tidak sekaligus namun beberapa hari dalam jadwal yang berbeda.

Dinamai Rinjani Geopark Sembalun 7 Summits yang rencananya pendakiannya akan dilombakan dalam waktu empat hari, Oktober 2021 mendatang, terdiri dari Rinjani 3726 meter di atas permukaan laut (,dpl), Sempana 2329 mdpl, Lembah Gedong 2200 mdpl, Kondo 1934 mdpl, Anak Dara 1923 mdpl, Pergasingan 1806 mdpl, dan Bao Ritip 1500 mdpl.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Dedy Asriady menyebutkan pendakian oleh orang-orang yang berusia tidak muda lagi ini merupakan tren baru. Kondisi pandemi membuat dinamika wisata juga berkembang. ”Membuktikan Rinjani masih magnet yang kuat bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Peluang kesejahteraan buat masyarakat lingkar Rinjani.  ”Ini seperti tren baru, pendaki yang bukan berusia muda,” kata Dedy Asriady, Kamis 23 September 2021 sore.

Data pendakian setahun lalu, 2020 saja sebanyak 22.719 orang yang terinci 22.596 orang wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara 123 orang.

Adalah seorang pensiunan staf Konsulat Jenderal RI di Dubai asal Zunnunul Masri, 62 tahun bersama istri MS Surya, 57 tahun,  sampai pekan lalu sudah melakukan pendakian Rinjani, Pergasingan, Kondo dan Lembah GEdong. ”Saya dan istri tinggal tiga bukit lagi,” ujar Zunnunil, kakek dua orang cucu ini.

Menurutnya, ia bersyukur sewaktu perjalanan mendapatkan b – /, .. ” ua , ,” ucapnya.   , disebutnya uni ia an .. ” ,” kata Zunnunul Masri.

Lain lagi pegiat Komunitas Jalan Jalan Lombok (KJJL) Ratna Septariyani alia Anie Said, 56 tahun, yang sewaktu remaja menjadi atlet Gantole alias layang gantung. Ibu dua orang putri dan putra yang sudah dewasa ini, mengaku tantangan mendaki Rinjani ini dilakukan mengulang hobinya sebagai pecinta alam. ”Utama bisa melihat keindahan alam. Capek tapi kalau sudah sampai hilang capeknya. bisa lihat ke bawah. melihat alam dan udara sejuk,” ujarnya.

Selama beberapa tahuu terakhir ini, setelah suaminya Rudi Haryawan meninggal 2016, setahun kemudian 2017, ia sudah dua kali ke puncak Rinjani diantara empat kali pendakian Rinjani melalui empat pintu pendakian. Dua lainnya hanya sampai Plawangan Timbanuh dan Plawangan Sembalun karena terhalang badai. ”Kalau fisik pasti capek. Tapi karena semangat dan hobi. hilang capeknya. apalagi sudah dipuncak. terpenuhi keindahan alam,” ucapnya.

Anie Said menyebutkan bahwa dari beda ketinggian, baginya ada yang tinggi tapi mudah dijangkau. Bao Riti yang ketinggiannya cuman 1.5600 mdpl tapi harus melintasi tiga bukit. ”Yang naik dan turun seturunnya bawah banget. Bukit kedua turun seturunnya. Biasanya kalau mendaki capeknya pergi saja. Kalau Bao Riti ini tidak. Capek naik dan turun,” katanya.

Medan yang juga sulit, kedua adalah di Bukit Sempana. 2.329 Mdpl Ini urutan kedua setelah Rinjani. ”Ada tantangan di tikungan Zigzag. Itu ada tanjakan kita lewati setelah tembok Cina bukitnya panjang dan kiri kanan jurang. Setelah itu baru tanjakan Zigzag. Curam dan banyak batu lepasan seperti kerikil. Injaknya harus hati-hati,” ujarnya. Waktu tempuhya ke Sempana sekitar 8 jam normal jaraknya. Ada teman pendakian lainnya dari pagi sampai malam.

Lainnya, adalah keluarga Lindawati 64 tahun, asal Ampenan Lombok. Ia bersama anak dan menantu serta cucunya walaupun tidak bersamaan sudah melakukan pendakian ke Rinjani dan sekitarnya. Ia yang sudah menyelesaikan & Summits memulai pendakian 19 Mei 2021 ke puncak Rinjani. ”Keseluruhannya selama sebulan 12 hari,” ujar Lindawati yang pemilik rumah makan Laris Manis di Jalan Panji Tilar.

Seteusnya, ia menyebutkan pendakian kedua ke Bukit BaoRiti (17/6-21), Anak Dara (19/6-21), Pergangsingan (18/6-21), Sempana (29/6-21), Bukit Kondo (30/6-21), Lembah Gedong (1/7-21). ”Semangat banget. Saya sering ke Sembalun dan wow cantik banget. Alhamdulillah mau ke dua dobel finisher agar bisa dapat golden sertifikat,” ucapnya.

Menurut seorang anaknya, Lousiana, 41 tahun, yang bersama suaminya Louis sudah menjadi finisher 7 Summits, ibunya awalnya ikut mendaki merasa tertantang ke puncak. Coba-coba ikut saya,” kata Lousiana yang tiga orang anaknya juga sudah 7 Summit.

Komite yang juga founder Rinjani Geopark Sembalun 7 Summits Rudi Rohmansyah  menyebutkan sudah 150an pendaki yang telah menyelesaikan 7 Summits. ”Ibu Linda adalah finisher tertua Sembalun 7 Summits,” ucapnya. Secara reguler, wisata Sembalun 7 Summits sudah berjalan sejak diresmikam Gubernur NTB 20 Oktober 2020. Telah menghasilkan ratusan finisher dari dalam dan luar lombok bahkan ada yang berkebangsaan Perancis.

Ia menyebutkan Sembalun 7 Summits merupakan konsep wisata pendakian gunung yang mengintegrasikan 7 potensi destinasi pendakian yang ada di Sembalun. Tujuannya adalah untuk menahan wisatawan lebih lama atau mendorong mereka untuk kembali lagi ke Sembalun untuk menuntaskan 7 puncak.

Konsep ini lahir dari pelaku wisata lokal di Sembalun, muncul sebagai inovasi saat pandemi, menganut 4 prinsip: Localize, Personalized, Customized dan Penyesuaian Jumlah kunjungan (Smaller Size). Rencananya, lombanya diselenggarakan 25 – 28 Oktober 2021.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed