SENGGIGI — Kekerasan terhadap perempuan dan anak kerap terjadi baik di ranah publik maupun rumah tangga, dan dapat terjadi kapan saja. Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak menghambat perempuan untuk berpartisipasi secara optimal dalam masyarakat,berakibat pada kesengsaraan secara fisik maupun psikologis.
Penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak telah menjadi prioritas di Indonesia. Penanganan kekerasan menjadi satu dari tiga prioritas utama pembangunan pemberdayaan perempuan disamping penanganan perdagangan orang dan pemberdayaan ekonomi yang dikenal dengan Program Three Ends.
Kepala Dinas P3AP2 KB Nusa Tenggara Barat (NTB) Husnanidiaty Nurdin atau sehari-hari dipanggil Eni menyebutkan gambaran yang utuh tentang kejadian dan bentuk kekerasan juga belum dapat dibuat secara akurat antara lain karena ketiadaan data tindak kekerasan di unit-unit pemberi layanan.
Oleh karena itu pemerintah daerah melalui DP3AP2KB NTB berupaya maksimal menyelenggarakan Pelatihan Simfoni PPA. ”Untuk mengakomodir data pelaporan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak secara online,” katanya.
Husnanidiaty Nurdin mengatakaannya saat membuka Pelatihan Sistem Pendataan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak Melalui Simfoni PPA, Kamis 12 Agustus 2021.
Pelatihan yang digelar selama dua hari ini diikuti oleh peserta yang berasal dari 10 kabupaten kota yang merupakan operator aplikasi Simfoni PPA dan anggota satuan tugas Tindak Pidana Perdagangan Orang (Satgas TPPO).
Melalui kegiatan ini diharapkan setiap unit layanan dan pemberdayaan perempuan perlindungan anak di kabupaten kota akan melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan kasus melalui aplikasi Simfoni PPA. ”Diharapkan akan dihasilkan data kekerasan secara cepat,akurat dan periodik yang nantinya dapat dimanfaatkan dalam proses penyusunan kebijakan,” ujar Eni
Dalam upaya menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak dibutuhkan data yang akurat dan lengkap. Terkait hal tersebut perlu tercapainya satu data Kekerasan Nasional melalui Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan Dan anak (Simfoni PPA).
Abdul Sidik selaku narasumber mengungkapkan pelatihan aplikasi Simfoni dimulai dengan penginputan data,penghapusan data, edit data hingga pelaporan. “Semoga para peserta bisa menerapkan Di instansi masing-masing nantinya Dan dapat ditularkan ke teman-temannya Yang lain,” ucapnya.(*)