by

Lebaran Topat di Destinasi Wisata Kabupaten Lombok Barat

GERUNG – Setelah sempat terhenti tradisi Lebaran Topat (Ketupat) di Lombok dan daerah lainnya akibat pembatasan dampak pandemic Covid-19, Senin 9 Mei 2022 hari ini dilakukan warga di Kabupaten Lombok Barat (Lobar).

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat M. Fajar Taufik mengatakan, saat ini pemerintah memberikan kelonggaran dengan tidak menutup tempat wisata sehingga masyarakat bisa berlebaran topat. Termasuk di destinasi-destinasi wisata baru seperti desa wisata dan destinasi wisata buatan lainnya.

Kendati demikian, Taufik mengingatkan masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan selama berlebaran. “Silahkan berlebaran dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Kami juga sudah menghimbau pengelola tempat wisata dan pemerintah desa untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung,” kata Taufik.

Lebaran Topat sendiri sudah menjadi tradisi turun temurun bagi Muslim Sasak. Tradisi ini merupakan wujud syukur bagi masyarakat yang melaksanakan puasa sunnah enam hari pasca-Idul Fitri.

Tidak sedikit warga juga memanfaatkan momen ini untuk merayakannya bersama keluarga sekaligus berwisata.

Sejak pagi, warga tampak beramai-ramai mendatangi daerah wisata merayakan tradisi Lebaran Topat. Di kawasan wisata Sekotong misalnya, sejumlah destinasi wisata di kawasan ini sudah ramai pengunjung sejak pukul 9 pagi. Mulai dari Mangrove Bageq Kembar sampai Pantai Pao-Pao Sekotong Barat.

Menurut Camat Sekotong Lalu Pardita Utama sewaktu berada di kawasan Mangrove, dilkaukan pengamanan berkorodinasi dengan TNI-Polri dan perangkat desa yang ada. “Pengamanan melibatkan TNI-Polri dan juga perangkat desa,’’ katanya.

Mereka bertanggungjawab atas keamanan di destinasi masing-masing. Untuk prokes, pihak keamanan di pintu masuk destinasi tetap menghimbau pengunjung untuk selalu menerapakan prokes.

Seperti di wilayah Sekotong, destinasi andalan kawasan Senggigi tidak luput dari serbuan warga yang sangat merindukan momen Lebaran Topat. Mulai dari Batu Layar, Senggigi, Kerandangan, Nipah, Malimbu hingga Klui. “Senang sekali bisa keluar bersama keluarga seperti sekarang ini, ujar Desta dan Ernia yang mengunjungi pantai Kerandangan di utara Senggigi.

Mereka merasa lega setelah sebelumnya tidak berani keluar, sekolah juga libur jadi merasa jenuh di rumah. ‘’Semoga bisa tetap aman seperti gini, bisa pergi liburan ke mana-mana,” ujar Desta dan Ernia

Momen Lebaran dan Lebaran Topat menjadi berkah bagi para pedagang dan pelaku usaha di kwasan wisata. salah seorang boatman di Pelabuhan Tembowong Sekotong Amat, mengaku selama libur lebaran ini ia bisa mengantar cukup banyak tamu menyebrang ke gili-gili di Sekotong.

Sehari bisa 5 sampai 9 kali mengantar tamu. Satu rombongan biasanya jumlahnya 10 sampai 15 orang itu kita kasi tarif sekitar Rp 400 ribu.

Sebagaimana Amat, seorang pedagang rujak keliling di pantai Kerandangan Zaenal Abidin juga mengaku sangat bersyukur dengan pelonggaran saat ini. “Syukurlah peningkatan jauh dari sebelumnya,’’ ucapnya.

Awal-awal pandemi kemarin sempat libur jualan 5 bulanan, Saat pandemi berjualan di saat Lebaran Topat menggunakan modal Rp200 ribu, sewaktu  pulang hanya membawa hasil jualan Rp 100 ribu. ‘’Kalau sudah tidak ada larangan seperti sekarang Alhamdulillah. Kalau hari libur seperti sekarang bisa untung paling tidak satu juta rupiah,” kata Zainal Abidin asal Labuapi, sekitar 25 kilometer dari tempatnya berjualan ini.

Ia berharap tidak ada pembatasan lagi, biar bisa jualan lancer. ‘’Agar pedagang tidak susah lagi mikir buat kasi makan keluarga di rumah,” ujarnya.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed