by

Lebaran Topat 1441 H Tanpa Kemeriahan di Lokasi Wisata

GERUNG – Lebaran Topat atau ketupat yang telah menjadi tradisi warga Lombok dilakukan di tempat wisata dan ziarah makam di berbagai lokasi di Lombok Barat dan Kota Mataram ditiadakan,  Kamis 20 Mei 2021 kemarin.

Di Lombok Barat, tempat wisata dijaga ketat mulai dari pantai Cemare Lembar, makam Petilasan di perairan depan Pelabuhan Lembar, makam Kurnaji di Desa Labuapi, makam Batu Layar di Senggigi. di kota Mataram ada makam Loang Baloq di Tanjung Karang, pantai Boom di bekas Pelabuhan Ampenan, dan Makam Bintaro.

Seluruh tempat wisata di Lombok Barat resmi ditutup sejak H-1 hingga H+10 Hari Raya Idul Fitri atau 12 Mei – 23 Mei 2021. Penutupan tersebit sesuai dengan Surat Edaran Bupati Lombok Barat yang dikeluarkan tanggal 5 Mei 2021.

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat Saepul Akhkam mengatakan bukan berarti adanya larangan meniadakan perayaan lokal setempat di kampung-kampung. ”Untuk merayakan lebaran topat, ada yang melakukan di musala dan masjid kampung,” katanya.

Tradisi Lebaran Topat atau di lingkungan masyarakat Sasak disebut sebagai Lebaran Nine (bahasa Sasak artinya perempuan) dilakukan setelah menjalani puasa Syawal. mulai sehari setelah Hari Raya Idul Fitri. Ini adalah puncak dari Lebaran Idul Fitri. ”Mereka bawa dulang pesaji ke musola atau masjid untuk makan bersama,” ucapnya.

Dulang pesaji adalah nampan yang berisi makanan antara lain opor telur dan opor ayam, ketupat, urap, pelalah ayam dan juga telur.

Saat Lebaran topat, masyarakat biasanya mengunjungi tempat-tempat yang dianggap mempunyai nilai-nilai sakral, terutama makam. Mereka mendoakan dan menghormati leluhur yang pernah menjalankan dakwah Islam di Pulau Lombok.

Kunjungan ke makam itu biasanya dilakaukan dengan prosesi Ngurisang (potong rambut bayi),
Prosesi tradisi tidak hanya sekadar prosesi ritual kebudayaan, namun menjadi kegiatan pelesiran keluarga setelah puasa pada Ramadhan dan puasa Syawal.

Sebelum adanya pandemi, di Lombok Barat, tradisi Lebaran topat sudah dijadikan kalendar pariwisata. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat tahun ini kembali meniadakan perayaan Lebaran Topat di tempat wisata bersama masyarakat. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran virus corona akibat kerumunan.

“Pemda tidak melarang Lebaran Topat di masyarakat, tapi perayaan seperti kondisi sebelum pandemik covid itu yang dilarang. Misalnya, merayakan sambil pelesiran di tempat wisata beramai-ramai,” kata Saepul Akhkam.

Akhkam menghimbau agar masyarakat dapat memaknai tradisi Lebaran Topat ini untuk lebih mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan dengan keluarga. “Jadi untuk Lebaran Topat tahun ini, kita di rumah saja,” ujarnya.

Salah seorang warga asal Labuapu Maesaroh yang hendak berwisata di kawasan wisata Suranadi dan Narmada, mengaku terkejut saat dirinya dicegat oleh tim gabungan. Sebelumnya ia bersama keluarga niat rekreasi memanfaatkan momen Lebaran Topat seperti biasanya.

Ia tidak mengetahui adanya penutupan tempat wisata ditutup. Tidak seperti tahun sebelumnya Karena biasanya dari dulu kalau lebaran topat sering bersama keluarga mendatangi Taman Surandai dan Narmada. ” Ya saya jujur aja kaget sebenarnya. Saya pikir itu hanya pemeriksaan kelengkapan surat motor atau SIM lah,” ucapnya. Sewaktu sudah mendekat titik penyekatan, ternyata disuruh putar balik.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed