by

Labangka Dijadikan Contoh Food Estate Terbaik

MATARAM – Labangka di Kabupaten Sumbawa akan dijadikan food estate terbaik. Di sana akan dibangun lumbung pertanian, peternakan, perkebunan, dalam satu kawasana terpadu Labangka Integrated Farming yang juga menjadi desa tujuan wisata yang menerapkan pengolahan sampah menjadi energi.  Area terpadunya ini sekitar 10 ribu hektar (ha)

Di sana, selama ini Labangka dikenal sebagai penghasil jagung terbesar di Kabupaten Sumbawa. Secara keseluruhan tersedia 24.408 ha lahan akan diupayakan untuk dioptimalkan dengan cara mengintegrasikan semua potensi yang ada. Kecamatan Labangka Sumbawa merupakan kawasan trategis, yang berada di selatan dekat dengan pantai. Luas lahan sawah seluas 184 ha, tegalan seluas 10.666 ha, perkebunan seluas 915 ha, Hutan Negara seluas  2. O40 ha, Tambak, Empang, Kolam seluas 727 ha dan bukan pertanian seluas 9.776 ha.

Siang tadi, Sabtu 10 Oktober 2020 Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah bersama Direktur Irigasi Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Rahmanto berada di Labangka. ”NTB terpilih untuk mendukung Sistem Pertanian Terpadu,” katanya.

NTB adalah satu dari empat provinsi yang dikembangkan menjadi food estate untuk menjaga ketersediaan kebutuhan pasokan pangan lokal dan nasional.

Food estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, dan peternakan dalam satu kawasan terpadu. Selain menjadi food estate, Labangka Integrated Farming juga akan menjadi tujuan desa wisata dan dalam perencanaannya akan menerapkan pengolahan sampah menjadi energi.

Labangka diharapkan menjelma menjadi lumbung peternakan serta pertanian di NTB. Itu semua butuh keberanian kita bersama, dengan cara menyiapkan SDM yang baik. Jangan sampai masyarakat menjadi penonton dalam pengembangan program food estate ini. “Kita akan jadikan Labangka menjadi contoh food estate terbaik di Indonesia,” ujar Zulkieflimansyah.

Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Rahmanto, mengapresiasi kesiapan Pemprov NTB dalam perencanaan pengembangan kawasan Pertanian Terpadu di Labangka. “Diharapkan nanti lahan food estate bisa menaikkan cadangan pangan nasional,” ucapnya.

Dijelaskan pula pengembangan food estate ini dilakukan dengan sinergi antara Kementerian/Lembaga dengan pemerintah daerah. Bahkan, kebermanfaatannya akan dirasakan langsung oleh masyarakat.

Sinergi antara berbagai pihak tersebut mulai dari hulu, hilir hingga distribusi pasar. Tak hanya itu, ada pula upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan korporasi petani, peningkatan kapasitas dan diversifikasi produksi pangan, serta penataan kawasan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian.

“Kami dari beberapa Dirjen sudah siap untuk menyediakan segala kebutuhan dan program untuk mendukung Labangka,” katas Rahmanto.

Salah seorang warga Desa Labangka Endang, mengaku sebelumnya pesimis pengembangan food estate bisa berjalan di Labangka. Ia mengaku, saat melihat gambar perencanaan pembangunan tersebut, itu semua hanya mimpi yang sulit diwujudkan.

“Saya sempat pesimis, sebelum food estate ini, beberapa kali perencanaan pembangunan di Labangka sempat terhambat, bahkan tak berjalan,” ujarnya di depan Zulkieflimansyah dan Rahmanto.

Seorang warga Labangka lainnya, Rahman, mengaku senang adanya proses pengembangan food estate tersebut. Ia mengaku, selain mata pencaharian mulai akan bertambah, cara pandang serta pola pikir masyarakat diyakininya akan berubah. “Selain mata pencaharian, cara pandang dan pola pikir masyarkat pasti berubah,” ucap guru ini.

Ia mengemukakan bahwa tumpuan harapan masyarakat Labangka sejak dulu hanya pertanian, itu pun tidak jelas, anak-anak muda juga banyak yang pengangguran, perekonomian pun minim, serta kekerasan sering terjadi. “Kami yakin, Labangka ini mampu mengatasi kemiskinan, pengangguran serta kekerasan,” katanya.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed