Kue Serabi Punia Maknyus

MATARAM – Jajan lokal memperoleh perhatian mantan pejabat Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB dan Kepala Dinas Pemberdyaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana NTB Hajah Putu Selly Andayani.  Senin 14 September 2020 kemarin, kampung pembuat kue Serabi di Kelurahan Punia didatanginya.

Menurutnya, jajanan lokal kue Serabi ini kesannya jadul dan tidak kekinian. Tetapi ada nilai filosofinya  yang tinggi. ”Karena itu saya tidak bosan mengangkat potensi kuliner lokal seperti ini,” katanya, Selasa 15 September 2020 pagi.

Di Lombok, beragam jajanan tradisional biasanya terkait dengan upacara adat. Perkembangan selanjutnya, jajanan ini dibuat tidak hanya untuk kepentingan upacara tetapi menjadi bagian dari panganan sehari-hari. Salah satu jajanan lokal masyarakat pulau Lombok ya kue Serabi. Apalagi, makannya dilakukan berbarengan, maka bakalan mengasyikkan.

Ditemani secangkir teh hangat atau kopi, kudapan Serabi bisa membuat pertemuan keluarga, tetangga atau relasi bisnis semakin hangat dan akrab. Kue Serabi dari Karang Kelayu Punia ini, rasanya maknyus.

Selly Andayani ini mengungkapkan, di Kota Mataram dan NTB secara umum ada banyak sekali jajanan dan kudapan lokal yang punya potensi untuk diangkat dan mampu dipasarkan lebih luas.

Hanya saja, perlu ditingkatkan pola produksi dan kemasannya, sehingga menarik dan kekinian. Karenanya, Selly Andayani yang akan maju dalam permilihan Walikota – Wakil Walikota Mataram bersama Tuan Guru Haji Abdul Manan ke depan akan melirik sektor ini, memberi pembinaan dan pendampingan untuk pelaku UMKM di sektor jajanan dan kuliner lokal. Konsep kita kembangkan ekonomi kerakyatan.

Ia membandingkan dengan Kulon Progo yang mengadakan program Bela-Beli. Karenanya, ia akan mewujudkan dan membangkitkan kecintaan warga Mataram terhadap produk mereka sendiri.

Di rumahnya ia sering membuat sendiri kue Serabi, biasanya dilakukan untuk silaturahim keluarga, tetangga atau relasi usaha agar semakin hangat dan akrab. ” Selain rasa yang khas, kudapan lokal Mataram ini juga bisa menjadi sarana berinteraksi sosial yang efektif,” ujarnya.

Kue Serabi memang cocok dinikmati pagi hari. Kudapan dari tepung beras dibaluri parutan kelapa dan gula aren ini bernilai gizi dan kalori yang tinggi. Sangat cocok disantap usai berolahraga untuk memulihkan stamina tubuh.

Selly mengakui, kudapan lokal seperti ini kerap kali menemani sarapan bersama suaminya, Rachmat  Hidayat, anggota DPR RI.

Dari sisi sosial, Selly mengatakan terdapat nilai sosial yang tinggi dari kudapan lokal Serabi. Salah satunya bisa menambah keakraban baik di keluarga maupun di tatanan sosial kemasyarakatan. Apalagi, saat ini masyarakat sudah cenderung meninggalkan interkasi sosial lantaran dampak buruk gadget digital.

Bukan hal yang baru saat ini, jika orang tua dan anak-anak masing-masing sibuk dengan gadgetnya sendiri-sendiri, meski pun berdekatan dalam satu rumah. Nah dengan jajanan serabi atau semacamnya, kemudian nikmati kopi atau teh, keluarga bisa berkumpul. ”Ngobrol bersama, dan tidak sibuk dengan hape atau gadget masing-masing. Ini pesan sederhananya,” ucap Selly yang pernah mengajak masyarakat berolahraga dan menikmati Serabi Bareng Selly-Manan di Pagutan sekaligus mempromosikan potensi kuliner lokal ini.

Baginya. kuliner merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat. Menilik jajanan tradisional, sama halnya dengan membaca kultur masyarakat Indonesia dengan ragam kebudayaannya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *