MATARAM – Kinerja perbankan di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada triwulan III-2023 meningkat dari triwulan sebelumnya, tercermin dari penyaluran kredit yang tumbuh 8,33 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan tw-II 2023 sebesar 0,49 persen (yoy).
Berdasarkan jenis penggunaan, lebih tingginya pertumbuhan penyaluran kredit tersebut terutama ditopang oleh penyaluran seluruh jenis kredit yang tumbuh terakselerasi, termasuk kredit investasi yang telah kembali tumbuh positif setelah sebelumnya sempat mengalami kontraksi pada tw-II 2023.
Selasa, 14 November 2023 sore, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (Pw BI) NTB Berry Arifsyah Harahap menyebutkan berdasarkan lokasi proyek, per September 2023 terdapat kredit yang mencapai Rp 83,37 triliun atau meningkat 11,91 persen. Jika kwartal I-2023 mnecapai Rp 68,94 triliiun maka pada kwartal II-2023 sebesar Rp 73,62 triliun.
Sedangkan jika dirinci berdasarkan lokasi bank, nilqai kreditnya mencapai Rp 61,25 triliun yang terinci kwartal I-2023 sebesar Rp 53,55 triliun dan kwartal II-2023 sebesar Rp 56,05 triliun atau meningkat 8,33 persen.
Adapun dana pihak ketiga di NTB September 2023 tercatat Rp 41,41 triliun atau pada kwartal I-2023 sebesar Rp41,65 triliun dan kwartal II-2023 sebesar Rp 39,66 triliun. ‘’Ini berarti kanctor cabang bank setempat meminjam tambahan modal ke pusat,’’ ujar Berry ARifsyah Harahap.
Secara sektoral peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit terutama ditopang oleh kredit pertambangan yang telah kembali tumbuh positif 2,42 persen yoy), serta kredit pertanian dan kredit perdagangan yang keduanya tumbuh meningkat masing-masing sebesar 18,96 persen (yoy) dan 9,94 persen (yoy). Sejalan dengan itu, kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga tercatat tumbuh 0,78 persen (yoy). Lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi. ‘’Kinerja penyaluran kredit pada triwulan III 2023 tumbuh 8,33 persen (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 0,49 persen (yoy),’’ katanya.
Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan yang lebih tinggi didorong oleh akselerasi pertumbuhan seluruh jenis kredit (kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi). Sementara secara sektoral, peningkatan kinerja kredit terutama bersumber dari kredit pertambangan yang telah kembali tumbuh positif, kredit pertanian, termasuk kredit perdagangan yang tumbuh tinggi dan meningkat sebesar 9,94 persen (yoy). Lebih lanjut, kondisi tersebut turut tercermin dari penyaluran kredit rumah tangga, khususnya KPR yang tumbuh terakselerasi sebesar 10,04 persen (yoy) dan kredit kendaraan bermotor yang tetap tumbuh tinggi 25,98 persen (yoy).
Sementara itu, penyaluran kredit UMKM terpantau tumbuh terakselerasi dari 5,77 persen (yoy) menjadi 9,62 persen (yoy). Pada tahun 2023, perekonomian Provinsi NTB diprakirakan akan tetap tumbuh positif meski melandai.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terutama didukung oleh tingkat konsumsi yang lebih baik serta peningkatan kinerja investasi sejalan dengan berlangsungnya pembangunan smelter yang ditargetkan selesai pada awal tahun 2024.
Sementara itu, secara sektoral pertumbuhan terutama didukung oleh peningkatan kinerja sektor perdagangan dan sektor konstruksi. Pertumbuhan lebih lanjut relatif tertahan oleh perlambatan kinerja sektor pertanian sejalan dengan dampak dari musim kemarau dan berkurangnya alokasi pupuk subsidi. Selain itu, penurunan juga diperkirakan terjadi pada sektor pertambangan yang utamanya dipengaruhi oleh perolehan izin kuota ekspor 2023 yang lebih lambat dan faktor base effect pertumbuhan tahun 2022 yang telah tinggi.(*)
Comment