Konsumsi dan Transportasi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTB Triwulan II 2021

MATARAM – Pertumbuhan ekonomi di Nusa Tenggara Barat atau NTB sebagai daerah pariwisata ditunjang oleh sektor transportasi dan pergudangan serta penyediaan akomodasi dan makan minum yang berasal dari peningkatan mobilitas.

Pada triwulan II 2021, pertumbuhan ekonomi di luar pertambangan tumbuh sebesar 5,68 persen (year on year atau yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat kontraksi (minus) sebesar 1,81 persen (yoy).

Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ini menunjukkan perbaikan kondisi ekonomi dibandingkan dengan saat pandemi COVID-19 yang mulai terjadi di akhir triwulan I tahun 2020.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB Heru Saptaji menjelaskan pertumbuhan ekonomi NTB tersebut, Jum’at 10 September 2021. Ia menyebutkan bahwa perekonomian Provinsi NTB mencatatkan adanya pertumbuhan dari semula -1,13 persen pada triwulan I 2021 menjadi 4,68 persen (yoy) pada triwulan II-2021. ”Di luar pertambangan, kinerja ekonomi Provinsi NTB Triwulan II 2021 juga membaik dibandingkan triwulan sebelumnya,” katanya.

Menurutnya, pada triwulan II-2020 aktivitas transportasi masyarakat sangat terbatas karena pemberlakuan pembatasan sosial. Hal ini tercermin dari data penumpang angkutan udara yang melewati Bandara Internasional Lombok (BIL) triwulan II – 2021 mengutip data PT Angkasa Pura I sebanyak 311.975 penumpang atau lebih tinggi dari keadaan triwulan II 2020 yang sebanyak 53.361 penumpang.

Namun., memasuki triwulan III – 2021, penumpang angkutan udara kembali mengalami penurunan akibat Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di periode Juli sampai dengan Agustus 2021 dikarenakan penyebaran varian delta COVID-19.

Berdasarkan data Angkasa Pura I, per Agustus 2021, penumpang pesawat udara yang melewati BIL pada triwulan III 2021 tercatat sebanyak 67.659 penumpang, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 123.446 orang.

Data ini menjadi dasar perkiraan pertumbuhan ekonomi sektor transportasi dan pergudangan yang diproyeksikan menurun pada triwulan III-2021.Secara keseluruhan, perekonomian NTB pada triwulan III 2021 diperkirakan akan mengalami perlambatan sejalan dengan penurunan kinerja ekonomi pada sebagian besar sektor komoditi seiring dengan adanya pemberlakukan PPKM.

Namun, perlambatan lebih lanjut diperkirakan akan tertahan oleh peningkatan kinerja sektor pertanian sejalan dengan perkiraan panen raya komoditas padi, jagung, cabai, dan bawang merah yang akan terjadi pada Juli-Agustus 2021.

Selanjutnya kinerja sektor konstruksi dan perdagangan besar dan eceran juga mengalami perbaikan seiring dengan masih berlanjutnya pembangunan proyek-proyek strategis pemerintah, serta peningkatan mobilitas dan aktivitas perdagangan meski dalam skala yang terbatas.

Pertumbuhan yang lebih tinggi relatif tertahan oleh menurunnya kinerja sektor pertanian akibat masa panen raya padi yang telah berakhir serta penurunan kinerja pertambangan seiring dengan penurunan produksi konsentrat tembaga pada triwulan II-2021.

Dari sisi pengeluaran, peningkatan kinerja terjadi pada seluruh komponen utama. Konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi mengalami perbaikan seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan base effect akibat level kinerja yang rendah pada periode yang sama tahun 2020.

Konsumsi pemerintah meningkat sejalan dengan kenaikan belanja barang serta pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dan Gaji ke-13 ASN. Secara khusus, ekspor luar negeri juga mencatatkan peningkatan ditopang oleh tingginya ekspor konsentrat tembaga.

Realisasi PDRB Provinsi NTB dengan perhitungan atas dasar harga berlaku pada triwulan II 2021 mencapai Rp35,44 triliun. Dengan pencapaian realisasi tersebut, pangsa PDRB Provinsi NTB terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional tercatat sebesar 0,85 persen. Pangsa ini meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,83 persen.

Pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan II 2021 juga ditopang oleh perbaikan tingkat keyakinan konsumen yang terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat sebesar 98,64, meningkat dibandingkan triwulan I 2021 yang sebesar 89,58. Geliat konsumsi pada triwulan III 2021 diperkirakan mengalami perlambatan sejalan dengan dengan IKK per Agustus 2021 yang tercatat sebesar 77,71, menurun dibandingkan dengan triwulan II 2021.

Perkembangan konsumsi masyarakat juga dapat dicerminkan dari volume listrik yang digunakan oleh kelompok pelanggan Rumah Tangga. Konsumsi listrik rumah tangga pada triwulan III 2021 (Juli 2021) tercatat mengalami kontraksi 5,37 persen (yoy), menurun dibandingkan triwulan II 2021 yang tumbuh sebesar 14,62 persen (yoy).

Selain itu, data Google Mobility Index menunjukkan terjadi penurunan mobilitas masyarakat sebesar 28,07 persen terutama di kawasan retail dan rekreasi selama periode PPKM Juli-Agustus 2021 dibandingkan triwulan sebelumnya (April-Juni 2021).(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *