SENGGIGI – Usai menunaikan puasa sunnah selama enam hari di bulan Syawal atau tujuh hari setelah perayaan Lebaran Hari Raya Idul Fitri, masyarakat Lombok khususnya di Lombok Barat setiap tahunnya merayakan sebuah tradisi yakni Lebaran Ketupat atau Lebran Topat.
Kedua lebaran ini juga biasanya disebut sebagai Lebaran Mame (bahasa Sasak : laki-laki) untuk Lebaran Idul Fitri dan Lebaran Nine (perempuan) untuk Lebaran Topat yang merupakan simbol dari dua jenis manusia sesuai kodratnya.
Perayaan Lebaran Topat di Lombok Barat (Lobar) selalu menjadi sangat istimewa. Jika momen Idul Fitri biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk saling mengunjungi atau bersilaturahmi dengan sanak keluarga, di momen Lebaran Topat masyarakat Lombok biasanya serentak membuat hidangan dengan menggunakan ketupat sebagai sajian utamanya. Di hari itu pula hampir sebagian besar masyarakat merayakannya dengan ziarah makam dan berwisata bersama keluarga sambil makan ketupat.
Perayaan Lebaran Topat sendiri merupakan tradisi unik yang sarat makna. Seperti pada perayaan event Lebaran Topat sebelumnya, event Lebaran Topat kali ini diawali dengan Ziarah Makam. Tujuan ziarah makam adalah pendekatan kepada Sang Pencipta sekalian alam, Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Sekitar pukul 8 pagi, pemimpin daerah yakni Bupati Lombok Barat beserta anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Lobar, tokoh agama, dan tokoh masyarakat setempat melakukan ziarah makam di Makam Batu Layar yang merupakan makam salah satu tokoh penyebar agama islam di Lombok pada zaman terdahulu.
Para rombongan menuju Makam Batu Layar menggunakan kendaraan tradisional Lombok yakni cidomo. Digunakannya cidomo ini sebagai cara untuk mengingatkan kembali bagaimana para leluhur terdahulu dari berbagai pelosok datang ke Batu Layar dengan menggunakan alat transportasi tradisional ini pada saat Lebaran Topat.
Sebagaimana tradisi ziarah makam, seorang tokoh agama terlebih dahulu memimpin alunan selakar dengan syair-syair Islami yang dilanjutkan dengan zikir dan doa. Usai berdoa, bupati dan rombongan kemudian melanjutkannya dengan bejenjam atau seraup (bahasa Sasak : membasuh muka). Tradisi membasuh muka ini sebagai manifestasi dari keyakinan bahwa air adalah untuk mensucikan.
Setelah berziarah, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Pantai Duduk 3 yang merupakan lokasi digelarnya perayaan Lebaran Topat. Setibanya di lokasi acara, bupati dan rombongan disambut oleh masyarakat dengan diiringi kesenian musik Hadrah dan berbagai atraksi kesenian Lombok.
Sebagai puncak acara, bupati dan wakil bupati selaku pimpinan tertinggi daerah secara simbolis melakukan pemotongan Ketupat Utama, atau Ketupat/Topat Agung. Masyarakat kemudian diperbolehkan mengambil gunungan ketupat utama beserta lauk pauk khas Lombok yang telah disiapkan untuk dinikmati bersama.
Pada setiap perayaan Lebaran Topat, jumlah topat yang disusun menggunung pada topat agung jumlahnya disesuaikan dengan tahun hijriyah pada hari perayaan Lebaran Topat di tahun bersangkutan. Jika perayaan tahun ini jatuh pada tahun 1444 H, maka jumlah gunungan ketupat yang tersusun juga sejumlah 1444 buah ketupat. Gunungan Topat Agung tersebut merupakan kreasi dari para pemuda Dusun Duduk Bawaq yang tergabung dalam Generasi Muda Pade Angen atau Gempa.
Untuk memeriahkan Lebaran Topat tersebut, Pemkab Lombok Barat setiap tahunnya rutin menggelar perayaan tradisi Lebaran Topat secara meriah yang dikemas dalam sebuah event dengan melibatkan masyarakat umum, tokoh agama, tokoh masyarakat, pelaku pariwisata dan lainnya. Perayaan Lebaran Topat juga digelar untuk melestarikan tradisi dimana di dalam tradisi tersebut tertanam nilai keagamaan yang dibungkus dengan nilai budaya.
Walaupun sempat vakum selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19, event perayaan Lebaran Topat akhirnya kembali digelar hari ini, Sabtu (29/4/2023) yang dipusatkan di Kecamatan Batu Layar – Senggigi.
Kolaborasi dan sinergi dalam perayaan Lebaran Topat kali ini sangat terasa. Hal itu terlihat dengan keterlibatan masyarakat dan pelaku pariwisata khususnya di kawasan wisata Senggigi dan Kecamatan Batu Layar pada umumnya.
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid dalam kesempatan itu berharap momen lebaran seperti saat ini mampu membangkitkan optimisme dan bisa memotivasi untuk menciptakan situasi kondisi yang lebih baik. Selain itu ia juga ia berharap Lebaran Topat ini bisa memberikan pesan kepada kita semua untuk selalu hidup damai berdampingan dan saling tolong menolong.
Insya Allah ini adalah cerminan dari kita bahwa pariwisata di Lombok Barat siap bangkit, dan pelaku pariwisata di Lombok Barat siap berkolaborasi tentunya dengan seluruh stakeholder dan keterlibatan semua pihak. ‘’Di Lebaran Topat kali ini juga mencerminkan sifat optimisme dan kolaborasi itu,” kata Fauzan.
Setiap tahunnya perayaan Lebaran Topat juga selalu menampilkan pertunjukan kesenian daerah hingga lomba dulang pesaji yang diikuti oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se-Lombok Barat. Lebih spesialnya lagi pada perayaan kali ini juga menampilkan Lomba Gunungan Topat yang diikuti oleh para pelaku usaha pariwisata yang ada di Lombok Barat.
Lomba dulang pesaji ini tetap kita laksanakan di setiap event Lebaran Topat. Dan hari ini Alhamdulillah kota Mataram juga ada yang ikut. ‘’Mudah-mudahan nanti se-Pulau Lombok memiliki perwakilan dalam lomba dulang pesaji ini,” ujar Fauzan Khalid.
Tujuannya adalah untuk melestarikan budaya kita. Menampilkan event budaya itu tujuannya ada dua yang pertama untuk pelestarian dan pengembangan, dan yang kedua untuk pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Jamaluddin Maladi memberikan apresiasi tinggi pada penyelenggaraan event Lebaran Topat di Lombok Barat ini. Selain karena keunikannya, event ini juga disebutkan Jamaluddin mampu memberikan dampak ekonomi secara langsung terhadap masyarakat.
Menurut Jamalauddin Maladi yang hadir di lokasi, sangat positif sekali. ‘’Dan menurut kami kegiatan ini nanti akan kita coba untuk diusulkan dalam kalender event Kemenpar yakni KEN (Karisma Event Nusantara),” ujar Jamaluddin.
Kepala Dinas Pariwisata Lobar Fajar Taufik mengaku event Lebaran Topat mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat khususnya para pelaku UMKM yang ada di Lombok Barat. Sekitar 22 UMKM khususnya kuliner diberikan kesempatan untuk menjajakan produk-produk mereka pada event ini. Selain itu juga mengajak para pelaku usaha pariwisata yang ada di Lombok Barat. ‘’Bahkan ada yang dari Mataram juga ikut meramaikan Lomba Gunungan Topat hari ini,” ucspnya.(*)