by

Kearifan Lokal, Memulai Pendakian Gunung Rinjani

SENARU LOMBOK UTARA – Kamis 10 Maret besok, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani akan menjalani Rinjani Begawe Festival atau RBF di Desa Senaru, Kabupaten Lombok Utara (KLU),  sekitar 600 meter di atas pemukaan laut (mdpl) sebagai salah satu pintu pendakian ke gunung Rrinjani, sekitar 90 kilometer arah utara dari kota Mataram.

RBF yang melibatkan semua unsur temanya adalah Recover Together Recover Stronger sama dengan tema G20 tema Indonesia, diselenggarakan oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani atau TNGR. Atraksinya kesenian ciri khas Senaru seperti Suling Dewa, Genggong, Tari Bayan dan Cilinaya Jiwa Sraya yang dikaitkan dengan dibukanya pendakian gunung Rinjani.

Besok adalah tahun ketiga Balai TNGR menyelenggarakan kegiatan akan dimulainya pembukaan pendakian Rinjani. ‘’Pembukaana pendakian agar bermakna, maka dilakukan RBF,’’ kata Kepala Balai TNGR Dedy Asrady, Selasa 8 Maret 2022 siang.

Pertama kali diselenggarakan Rinjani Begawe Festival tahun 2020 di Senaru, kemudian tahun kedua, 2021 di Sembalun sebagaai pintu pendakian yang lain.

Dedy Asriady menyebutkan bahwa semula setiap tahun hanya dilakukan pengumuman bahwa 1 April adalah dimulainya pembukaan pendakian setelah rutin ditutup tiga bulan alasan cuaca buruk. Begawe digunakan dari kata dalam bahasa Sasak bukan berarti pesta hura-hura, namun mengandung makna membuka rezeki.

Kali ini, dilakukan sebelumnya menjelang 18 – 20 Maret dilangsungkannya seri kedua balap MotoGP.  Ini sesuai peluang agen perjalanan wisata yang menginginkan kesempatan pendakian gunung Rinjani.

Dedy menyebutkan telah mendapatkan data cuaca curah hujan normal. Kedua, Balai TNGR telah melakukan perbaikan lintasan pendakian demi keamanan dan kenyamanan pendakian. Yang ketiga,  juga telah melakukan perbaikan pernagkat lunak aplikasi Rinjani.

RBF yang menggelar atraksi budaya, talkshow literasi budaya dan launching filem pendek Romantisme Rinjani, dijadwalkan akan berlangsung Kamis 10 Maret 2022 pukul 11 pagi diharapkan dihadiri Direktur Jnederal Konservasi Sumber Daya Alam dan Eko Sistem Wiratno bersama Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Sitti Rohmi Djalilah dan pelaku pencinta alam.

Kepala Desa Senaru Raden Akriabuana membenarkan RBF ini sebagai bentuk peduli  terhadap kawasan Geopark Rinjani yang bersinergi dengan kearifan local. ‘’Untuk keselamatan asuh gunung atau gawe Rinjani,’’ ujarrnya.

Menurut warga Senaru Denda Sukatni Wati, kesenian Suling Dewa merupakan salah satu kesenian adat tradisional sejak dahulu kala dan kesenian ini juga sering di mainkan oleh masyarakat adat pada acara tertentu seperti wujud syukur atas hasil panen yang melimpah, ketika masyrakat bernazar dan untuk menghibur diri. ‘’Mendewa atau tarian khas untuk mengusir bala ini memiliki nilai, makna dan fungsi yang sangat tingggi bagi masyarkat desa, karena sudah turun temurun dari nenek moyang,’’ ucapnya.

Ia menyebutkan teknis Mendewa ini diiringi dengan suling dewa dan satu orang Inan Gending sebagai pengiring alunan seruling bambu.

Adapun tari Genggong dimainkan oleh masyarakat pada saat gerhana matahari maupun gerhana bulan yang di percayai oleh masyarakat untuk menolak bala atau menolak penyakit yang di sebabkan oleh gerhana, dan dimainkan pada saat bencana seperti gempa bumi, erupsi gunung Rinjani dan kejadian alam lainnya.

Tradisi menggenggong ini sudah di lakukan secara turun temurun hingga saat ini masih bertahan pada saat gerhana. alat musik musik genggong terbuat dari pelapah pohon aren dengan tali yang terbuat dari kapas. cara memainkannya dengan cara di tiup dan di tarik.’’Sebagai penolak bala atau becana yang terjadi di muka bumi ini serta wujud pemberitahuan manusia kepada Tuhan bahwa umatnya masih hidup,’’ katanya.

Cara memainkan alat musik genggong adalah dengan cara di tarik dan di tiup hampir sama dengan cara memainkan harmonika, bedanya alat musik genggong terbuat dari pelapah pohon aren dan tali yang terbuat dari benang kapas.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed