by

Jembatan Belanda Jadi Obyek Wisata di Desa Kebon Ayu

GERUNG LOMBOK BARAT – Desa Kebon Ayu di Kabupaten Lombok Barat memiliki sebuah jembatan besi peninggalan Belanda. Riwayat keberadaannya, menurut pengakuan orang tua selaku pelaku sejarah, Jembatan Gantung itu ada sejak tahun 1932.

Warisan sejarah Jembatan Gantung memiliki  panjang 116 meter dan lebar 4 meter. Jembatan ini menjadi penghubung wilayah-wilayah terpencil antara Nyiur Lembang yang masuk kawasan Kecamatan Lembar dengan Desa Kebon Ayu dan Dusun Kebon Jurang Desa Mesanggok yang masuk Kawasan Kecamatan Gerung.

Jambatan ini juga didesain sebagai penyalur air. Itu dapat dilihat pada bagian bawah badan jembatan terdapat air mengalir menuju irigasi pertanian masyarakat.

Jum’at 23  Juli 2021 pagi tadi aksi “Berwisata Sambil Bersih-Bersih Kawasan Wisata” Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menyasar Desa Kebon Ayu Kecamatan Gerung. Kegiatan dipusatkan di area Jembatan Gantung yang merupakan peninggalan sejarah masa kolonial Belanda.

Lokasi ini sengaja dipilih karena ingin lebih mengenalkan Desa Kebon Ayu secara umum dan khususnya Jembatan Gantung sebagai daya tarik destinasi wisata di lobar.

Hal tersebut sangat beralasan, karena Desa Kebon Ayu memiliki potensi yang luar biasa, mulai dari potensi alamnya kemudian potensi di bidang ekonomi kreatif (ekraf), atraksi budaya sebagainya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, Saepul Akhkam mengatakan, secara sosiologi, masyarakat Desa Kebon Ayu sudah terbentuk ekosistem ekonomi kreatif. Desa ini sangat potensial dibidang fashion berupa tenun. Desa ini juga memilliki padepokan presean sebagai permainan adu ketangkasan etnis Sasak, dan seni musik gamelan. Selain itu desa Kebon Ayu sudah memiliki event tahunan berupa Roah Gumi dan Maulidan yang dikemas secara unik.

“Di samping itu, kami berkeinginan menjadikan warisan sejarah Jambatan Gantung menjadi daya tarik sebagai sebuah destinasi wisata,” kata Saepul Akhkam dalam diskusi bersama masyarakat Desa Kebon Ayu usai aksi bersih-bersih.

Selain potensi budaya dan tenun ikat, menurut Kepala Desa Kebon Ayu Jumarsa, juga memiliki potensi alam khususnya pertanian. Rencananya mengembangkan agrowisata tani. Bulan Agustus ini akan mulai dengan konsep green house golden melon dengan metode hidroponik.

Melihat potensi Sungai Dodokan yang cukup luas, kata Jumarsa, pihaknya kini tengah mengembangkan wahana air dengan menyediakan beberapa “perahu bebek” dengan tarif Rp. 10.000,-/jam. “Ini menjadi daya tarik tersendiri minimal untuk wisatawan lokal. Apalagi di atasnya ada jembatan bersejarah,” katanya.

Saepul Akhkam mengakui bahwa Desa Kebon Ayu belum termasuk dalam 57 Desa Wisata oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, dan belum termasuk 3 Desa Wisata oleh Provinsi NTB. Namun Akhkam berjanji pihaknya akan melakukan pembaharuan atau konsolidasi ulang desa wisata.

Diharapkan desa wisata di Lombok Barat terbentuk sebanyak 119 desa seesuai potensi alamiah dan cultural yang dimiliki. ”Tentu ini dengan inisiatif-inisiatif sendiri dari desa,” ucapnya.(*)

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed