by

ITDC Cegah Stunting dan Pernikahan Dini di Kawasan Penunjang Mandalika

MANDALIKA – Peduli stunting dan pernikahan dini yang dialami oleh penduduk dalam kawasan penunjang KEK Mandalika, Jum’at 12 Mei 2023 Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) bagi – bagi telur guna pemberian makanan tambahan di Dusun Sunggung Desa Mertak Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.

Sebelumnya, secara terpisah Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Nusa Tenggra Barat (NTB) merilis 40 desa dari 127 desa atau 31,49 persen di Kabupaten Lombok Tengah berpredikat desa stunting. Karenanya, sejak 2016 BBPOM di Mataram telah melakukan intervensi hingga tingkat perseorangan penduduknya di sana guna meningkatkan kemandirian pemenuhan kebutuhan pangan.

Provinsi NTB masuk dalam 12 Provinsi Skema Percepatan Khusus, yang  merupakan provinsi dengan prevalensi balita stunting yang tinggi. BBPOM Mataram melakukan aksi Tim Percepatan Pengentasan Stunting (TPPS) Provinsi NTB, salah satu intervensi Desa Pangan Aman terhadap 50  persen desa stunting.

Desa Mertak dan Mandalika adalah wilayah selatan Kabupaten Lombok Tengah yang merupakan wilayah kering sehingga menimbulkan rawan pangan. ‘’Kami ke sini keempat kalinya melakukan monitoring,’’ kata General Manager The Mandalika Molin Duwanno.

PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), perusahaan member Injourney Group yang mengembangkan dan mengelola kawasan pariwisata di Indonesia, hari ini kembali melakukan kegiatan monitoring ke-4 program bantuan pemberian makanan tambahan protein hewani berupa telur dan sosialisasi dalam rangka usaha pencegahan stunting.

Terjadinya stunting yang dialami warga dalam kawasan penunjang Mandalika ini disebabkan terjadinya pernikahan dini. Dampak negatif dari pernikahan dini adalah timbulnya stunting berkaitan dengan pola asuh yang kurang baaik berdampak pertumbuhan pada anak.

Molin Duwanno mengatakan pemantauan tersebut dilakukan sangat penting untuk dapat dipahami oleh kaum wanita yaitu anak remaja maupun ibu-ibu yang menjadi pion dalam sebuah keluarga untuk dapat bersama-sama melakukan pencegahan peningkatan stunting pada anak.

Selain pemberian makanan tambahan protein hewani anak-anak Dusun Sunggung, Desa Mertak juga mendapatkan perhatian dengan menimbang berat badan untuk mengukur perkembangan masing-masing anak, dan dilakukan pencatatan oleh tim pendamping keluarga Dusun Sunggung, Desa Mertak.

Tercatat sebanyak 7 anak dari total 10 orang anak di Dusun Sunggung, Desa Mertak yang mengalami peningkatan berat badan rata-rata hingga satu kilogram. Harapannya, melalui kegiatan pemberian makanan tambahan protein hewani, penimbangan berat badan pada anak secara rutin, dan sosialisasi mengenai pengurangan angka pernikahan dini ini dapat mengedukasi dan menyadarkan pentingnya peran seorang ibu dalam keluarga untuk menjaga gizi dan kesehatan anak, serta turut membantu pengurangan angka stunting dan pernikahan dini pada anak.” ucap Mollin.

Penyuluh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Ihsan dalam sosialisasi mengenai pengurangan angka pernikahan dini ini membahas tentang usia ideal pernikahan dan dampak negatif dari pernikahan dini serta pemahaman mengenai hal-hal apa saja yang harus dilakukan jika kaum remaja maupun ibu yang telah terlanjur melakukan pernikahan dini. Disarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi agar dapat mengatur jarak kelahiran anak. ‘’Karena hal ini akan berpengaruh terhadap pola asuh orang tua yang kurang baik dan akan berdampak pada pertumbuhan angka stunting pada anak,’’ katanya.(*)