by

Festival Ekonomi Syariah KTI Dibuka di Mataram

MATARAM – Untuk kali pertama Festival Ekonomi Syariah (FESyar) KawasanTimur Indonesia (KTI) diselenggarakan secara online/virtual sehubungan dengan suasana pandemi Covid-19. Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat (BI NTB) tahun 2020 ini bertindak sebagai tuan rumah FESyar KTI yang meliputi wilayah Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Berlangsung di Gedung Serba Guna BI NTB, Rabu 19 Agustus 2020 sore, pembukaan FESyar KTI 2020, dilakukan secara langsung oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi bersama Gubernur NTB Zulkieflimansyah,. Kegiatan FESyar KTI 2020 kali ini dilaksanakan selama 10 hari, 18-28 Agustus 2020 dengan tema “Mendorong Ekonomi Syariah sebagai Penggerak Ekonomi Regional Pasca Penerapan New Normal”.

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB Achris Sarwani sebagai penanggung jawab kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan FESyar KTI 2020 meliputi Sharia Economic Forum dan Sharia Fair. “Keseluruhan rangkaian acara FESyar KTI 2020 menghadirkan sekitar 80 nara sumber dan moderator sebagai pengisi acara. Terdapat 57 booth virtual yang disediakanuntuk UMKM unggulan di KTI untuk menampilkan dan mempromosikan produk halalnya”, ujarnya.

Penyelenggaraan FESyar tahun ini akan menjadi sejarah karena untuk pertama kali dilaksanakan secara virtual sehubungan dengan pandemi Covid-19. Pada tahun ini, rangkaian kegiatan Fesyar akan dimulai di Provinsi NTB kemuddian Sumatera Barat dan JawaTimur.

FESyar juga merupakan rangkaian kegiatan menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) tahun 2020, yang telah dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia 7 Agustus 2020 lalu,yang puncaknya akan diselenggarakan secara virtual juga pada akhir bulan Oktober 2020.

Gubernur NTB juga menyerahkan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada tujuh penerima PSBI dari Bank Indonesia, yaitu Pondok Pesantren Nurul Haramain – Lombok Barat, Pondok Pesantren Thohir Yasin – Lombok Timur, Pondok Pesantren Al-Kahfi – Sumbawa, Kelompok Tani Subur Metandur – Lombok Tengah, Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB, Kelompok Mantar Berseri – Sumbawa Barat, dan Kelompok Mawar Pink – Sumbawa Barat.

Pemberian PSBI tersebut dilakukan dalam rangka peningkatan kapasitas ekonomi pondok pesantren, pengembangan kapasitas usaha UMKM, pengembangan integrated farming, serta perbaikan infrastruktur yang dapat menunjang penguatan ekonomi UMKM khususnya dalam rangka mendorong pengembangan ekonomi syariah di Provinsi NTB.

Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi, penyelenggaraan FESyar KTI 2020 menandai era baru dengan penggunaan media virtual sebagai upaya bersama untuk menggerakkan ekonomi dan usaha syariah dalam masa COVID-19.  Dalam era new normal, yang menjadi tantangan adalah kecepatan adaptasi aktivitas perekonomian. “Kita juga perlu terus mendorong penciptaan sumber pertumbuhan baru,” katanya. Ini akan menjadi penggerak ekonomi di masa new normal. Di sinilah kami melihat semakin krusialnya peran dari ekonomi dan keuangan syariah.

Rosmaya Hadi mengatakan saat ini negara-negara di dunia terus berlomba untuk menjadi pemain utama dalam rantai nilai industri halal global. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, Indonesia perlu memanfaatkan peluang sebagai global player di ekonomi dan keuangan syariah. “Kita tidak ingin tertinggal dan kembali hanya menjadi market produk industri halal,” ujarnya.

Indonesia tercatat sebagai konsumen makanan halal terbesar, pasar busana muslim ketiga dan pariwisata halal terbesar kelima di dunia.

Gubernur NTB Zulkieflimansyah  mengungkapkan penyelenggaraan FESyar KTI 2020 di NTB sangat relevan dengan tema besar yang saat ini diusung oleh Pemprov NTB yaitu industrialisasi. “Hal ini mengingat industrialisasi perlu berinteraksi dengan sektor keuangan, termasuk keuangan syariah, dalam rangka mengakses modal yang merupakan salah satu elemen kunci industrialisasi” ucap Zulkieflimansyah.

Zulkieflimansyah juga mengungkapkan bahwa ekonomi syariah tidak bisa hanya berkutat pada sektor finansial saja, namun juga harus bisa menyentuh sektor riil terutama sektor UMKM. Hal ini mengingat ciri ekonomi syariah itua dalah adanya sinergi antara keuangan syariah dengan industri halal, termasuk UMKM.

Zulkieflimansyah berharap penyelenggaraan Fesyar KTI 2020 ini, akan semakin memajukan ekonomi dan keuangan syariah, terutama aspek literasi keuangansyariah, serta pemberdayaan industri halal dan UMKM di NTB danKawasanTimur Indonesia.

Disamping kegiatan pembukaan FESyar KTI 2020, pada saat yang bersamaan Gubernur NTB juga memperkenalkan uang pecahan khusus (UPK) Rp75.000 kepada masyarakat di NTB. UPK Rp75.000 yang telah diluncurkan oleh Gubernur Bank Indonesia dan MenteriKeuanganRepublik Indonesia 17 Agustus 2020. Pengeluaran dan pengedaran UPK 75 Tahun RI merupakan wujud rasa syukur atas anugerah kemerdekaan dan pencapaian hasil pembangunan selama 75 tahun kemerdekaan Indonesia.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed