MANDALIKA – Untuk penunjang Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Mandalika, dilakukan peningkatan fasilitas Bazaar Mandalika, sentra Usaha Mikro, Kecil dan Menengahj (UMKM).
Proyek pembenahan tahap 1 yang didukung pendanaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI/Indonesia Eximbank) melalui skema National Interest Account (NIA) ini, bertujuan melengkapi sarana prasa-rana dan fasilitas di area Bazaar Mandalika secara bertahap guna meningkatkan keamanan dan keindahan area.
Pembenahan tahap 1 Bazaaar Mandalika meliputi pemasangan rolling door dan partisi serta perbaikan jaringan listrik pada 303 unit stall Bazaar, perbaikan toilet, pembangunan pos penjagaan dan keamanan dan signage, serta penambahan 27 unit kamera pengawas CCTV di area Bazaar Mandalika.
Pembenahan tahap 1 ini telah diselesaikan pada akhir Maret lalu dan akan dilanjutkan dengan tahap kedua yang rencananya dimulai pada Semester II-2021 mendatang. Tahap kedua berupa penambahan interior di masing-masing stall seperti rak penggantung, display produk, serta penataan landscaping, water fountain, court yard dan kanopi peneduh di area Bazaar Mandalika.
Managing Director The Mandalika PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism De-velopment Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua Bali dan The Mandalika Lombok, Bram Subiandoro mengatakan selain bertujuan untuk melengkapi fasilitas dasar baik bagi pemenuhan kebutuhan pedagang dan pengunjung, serta meningkatkan standar keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung, pembenahan Bazaar Mandalika bertujuan meningkatkan estetika area ini. ”Sehingga dapat menjadi salah satu spot pariwisata unggulan di Kawasan The Mandalika,” katanya.
Khususnya untuk berbelanja dan menikmati pementasan budaya. Juga menyediakan fasilitas toilet khusus bagi penyandang disabilitas guna mewujudkan area ini sebagai spot pariwisata yang ramah untuk semua kalangan.
Menurut Bram Subiandoro, Bazaar Mandalika juga telah banyak dimanfaatkan sebagai venue acara atau event kebudayaan oleh Pemerintah Daerah dan komunitas lokal setempat. Karenanya, dengan pembenahan ini, berharap semakin banyak dan beragam event dapat diselenggarakan di tempat ini. Bukan saja karena kecantikannya tapi juga karena kelengkapan fasilitasnya guna keamanan dan kenyamanan pengunjung.
Sejalan dengan harapan warga, ITDC juga berharap pandemi segera berlalu sehingga warga setempat yang berhak mengisi stall Bazaar Mandalika dapat kembali memulai kegiatan ekonomi mereka. ITDC juga mengajak warga bersama-sama menjaga kebersihan sarana prasarana dan fasilitas yang telah disiapkan. ”Guna kenyamanan dan keamanan wisatawan saat berkunjungan dan beraktifitas di Bazaar Mandalika,”. ucap Bram.
Sebelumnya, ITDC telah membangun Bazaar Mandalika yang didisain sebagai fasilitas untuk pedagang asongan dan pedagang kaki lima. Misalnya ada kerajinan tangan khas Lombok selain aneka makanan khas Lombok seperti Sate Rembiga hingga Ayam Taliwang. Juga ada madu Sumbawa atau kopi Sembalun.
Jadi jika ada wisatawan yang tidak memiliki waktu cukup sehingga tidak bisa mengunjungi Mataram atau Sembalun di lembah Rinjani, maka selesai perjalanan di Mandalika.
Keberadaan Bazaar berada di dekat kompleks parkir untuk kendaraan dan bus dengan daya tampung 513 mobil, 17 Bus dan 393 unit motor. Lokasi Bazaar ini sangat strategis yaitu terletak diantara Masjid Nurul Bilad dan Kuta Beach Park Mandalika yang sudah beroperasi terlebih dahulu.
Bazaar Mandalika adalah wujud komitmen ITDC untuk memberikan multiplier effect bagi masyarakat seputar kawasan. Sekaligus meningkatkan daya tarik kawasan bagi wisatawan.
ITDC telah membangun sejumlah fasilitas umum pendukung antara lain Masjid Nurul Bilad berkapasitas 4.000 orang, jalan dalam kawasan sepanjang 11 km, arena bermain anak-anak, tempat bilas, loker untuk menyimpan barang, dan toilet, serta Balai Penyelamatan dan Pengamanan Wisata (BALAWISTA).
Salah seorang warga dari desa penyangga The Mandalika, Jumaidi, yang berjualan cinderamata di salah satu lapak Bazaar Mandalika, mengaku bersyukur atas tempat berjualan yang lebih tertata dan nyaman di Bazaar Mandalika ini. Ia sebelumnya berjualan di pinggir jalan, yang membuat dagangan terpapar debu sehingga kurang layak untuk dijual kembali. ”Kami gembira dengan pembenahan fasilitas dan berharap pandemi COVID-19 segera berakhir sehingga kami dapat berjualan kembali,” ujarnya.
Warga lainnya, Mianah, yang juga berjualan di lapak Bazaar Mandalika, setelah puluhan tahun berjualan, akhirnya bisa mendapatkan tempat yang lebih representatif untuk berjualan yakni di Bazaar Mandalika. Ia dapat menempati lokasi yang teduh dan tidak perlu berpanas-panasan dipinggir pantai,” ucapnya.(*)