MATARAM – Setahun terakhir ini nilai ekspor Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami penurunan. Jika dilihat sebulan terakhir, April 2023 nilainya US $ 6,65 juta atau Rp 97,746 miliar atau menurun 95,55 persen jika dibandingkan bulan Maret 2023. Sedangkan jika dibandingkan April 2022 mengalami penurunan 98,16 peersen.
Statistisi Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB Muhamad Saphoan menjelaskan penurunan ekspor tersebut, Rabu, 17 Mei 2023 pagi. ‘’Nilai ekspor April 2023 yang terbesar ditujukan ke Australia sebesar 61,52 persen, ‘’ katanya. Seterusnya, nilai ekspor ke Amerika Serikat sebesar 15,78 persen kemudian Cina yaitu sebesar 9,21 persen.
Kelompok komoditas ekspor Provinsi NTB yang terbesar pada bulan April 2023 adalah perhiasan/permata sebesar US $ 4.358.033 (65,49 persen), ikan dan udang sebesar US $ 1.052.737 (15,82 persen), Biji-bijian berminyak sebesar US $ 628.737 (9,45 persen), kopi, teh, rempah-rempah sebesar US $ 384.987 (5,79 persen), serta garam, belerang, kapur sebesar US $ 131.416 (1,97 persen).
Nilai impor pada bulan April 2023 sebesar US $ 9,81 Juta. Ini berarti impor mengalami penurunan sebesar 62,24 persen dibandingkan dengan impor Bulan Maret 2023 sebesar US$ 25,98 Juta. Impor Bulan April 2023 berasal dari Jepang (65,05 persen), Filipina (12,04 persen), Australia (11,53 persen) dan lainnya (11,38 persen). ‘’Terbesar adalah kebutuhan tambang tembaga di Sumbawa Barat,’’ ujar Muhamad Saphoan.
Kelompok komoditas impor dengan nilai terbesar pada bulan April 2023 adalah karet dan barang dari karet (65,14 persen), mesin-mesin/pesawat mekanik (13,48 persen), bahan peledak (12,04 persen), serta kendaraan dan bagiannya (5,87 persen).(*)