by

Dinas Pariwisata Lombok Barat Dikunjungi DPRD Sumba Tengah

GERUNG LOMBOK BARAT – Selama tiga hari Senin – Rabu, 26 – 28 April 2021 lalu, 16 orang anggota DPRD Kabupaten Sumba Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur melakukan studi regulasi kepariwisataan berbasis desa di Kabupaten Lombok Barat.

Banyak obyek wisata yang ada di Sumba Tengah yang merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat.  Berjarak dua jam perjalanan dari kota Waingapu di Kabupaten Sumba Timur dan sekitar satu jam perjalanan dari Waikabubak di Kabupaten Sumba Barat, menurut

Ketua DPRD Kabupaten Sumba Tengah Tagela Ibisola,  memiliki potensi wisata pantai Lima Bidadari yang memanjang sekitar lima kilometer di Kecamatan Katiko Tana Selatan.

Ada pantai Konda, pantai Meloba, pantai Aili, pantai Tangairi, pantai Taman Eden yang berhadapan dengan pantai Aili – lokasi aka berlangsungnya Festival Lima bidadari menjelang berlangsungnya KTT G-20 di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat. ”Di pantai Meloba, investor asal Belgia sudah menggarap resort,” kata Tagela Ibisola.

Tidak hanya wisata pantai, Sumba Tengah juga menggarap potensi wisata agro seluas 10 ribu hektar yang dikemas bersama budaya setempat. ”Bulan Maret lalu, Presiden Joko Widodo sudah hadir di daerah food state,” ucapnya.  Ia juga menyebut keberadaan situs budaya kampung adat Pasungan, Anakalan, air terjun Matayangu

Secara terpisah, Bupati Sumba Tengah Paulus K Limu menyebutkan kelengkapan destinasi wisata yang berada di daerahnya arung jeram Pamalar Mamboru, Juga ada Bukit Oli Mila untuk melihat pulau Sumba terindah di dunia. ”Lima Bidadari akan menjadi premium pariwisata untuk dunia, ” katanya.

Ia pun menyebutkan adanya lokasi panjat tebing Kawaru Mema, kemudian Tanjung Rapah untuk menikmati matahari terbenam, dan setiap bulan Juni diseleenggarakan acara ritual Purung Ta Kadonga Ratu, artinya Turun ke Lembah Imam. Upacara Purung Ta Kadonga Ratu adalah upacara pemberi korban sesajian kepada leluhur orang Anakalang yaitu Umbu Sebu dan Rabu Kareri di Gua Kadonga Ratu.

Lainnya, acara ritual Purung Taliang Marapu yang berlangsung setahgun sekali pada bulan Oktober. Ritual ini secara garis besarnya merupakan perjalanan ke gua  tempat penyimpanan beberapa batu petir dan agar batu petir tersebut dapat dimandikan setahun sekali sebagai batu keramat.  Selain untuk mendoakan kesempatan seluruh kampung dan desa. Ritual ini masih sangat sakral dan asli.

Purun berartti turun, taliang berarti ke gua atau liang. Sedangkan Marapu adalah kepercayaan asli Sumba. Perjalanan ritual ini menempuh jarak tujuh kilometer berjalan kaki yang dilakukan oleh para Ratoatau tetua adat.  (*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed